2. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida
Pada penelitian ini kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian karbon tetraklorida tetraklorida 2 mLkgBB
terhadap kerusakan hati yang ditandai dengan peningkatan kadar ALT dan AST. Pencuplikan darah untuk pengukuran aktivitas serum ALT dan AST dilakukan
pada jam ke-24 setelah pemejanan karbon tetraklorida. Pada jam ke-24 kadar ALT dan AST secara berturut-turut sebesar
178,8±7,47 UL dan 451,00±32,20 UL tabel VII. Hasil pengukuran tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan kadar ALT sebesar 3,6 kali lipat dan
kenaikan kadar AST mencapai 3,55 kali lipat mendekati 4 dengan pembulatan dari nilai kontrol negatif, dimana nilai ALT kontrol negatif sebesar 49,20±1,06
UL dan nilai AST kontrol negatif sebesar 127,00±2,302 UL. Menurut Zimmerman 1999, perlemakan hati steatosis pada manusia ditandai dengan
meningkatnya nilai serum ALT sebanyak tiga kali lipat dan serum AST sebanyak empat kali lipat.
Hasil analisis serum ALT dan AST menunjukkan bahwa kadar ALT dan AST pada kontrol hepatotoksin berbeda signifikan p=0,000 untuk ALT dan
p=0,003 untuk AST dengan kontrol negatif. Berdasarkan penjelasan diatas, disimpulkan bahwa telah terjadi kerusakan hati pada hewan uji setelah pemejanan
karbon tetraklorida. Hasil yang diperoleh dari pengukuran kontrol hepatotoksin dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar perhitungan untuk melihat
efek hepatoprotektif yang dihasilkan oleh ekstrak etanol 50 daun jarong.
3. Kontrol perlakuan ekstrak etanol 50 daun jarong dosis 400 mgkgBB
Pada penelitian ini kontrol kontrol ekstrak etanol 50 daun jarong dosis 400 mgkgBB bertujuan untuk memastikan bahwa ekstrak tidak memberikan
pengaruh terhadap aktivitas serum ALT dan AST sebagai indikator tidak adanya efek hepatoksik sebelum diinduksi senyawa hepatotoksin karbon tetraklorida.
Digunakan dosis sebesar 400 mgkgBB sesuai dengan dosis terbesar ekstrak etanol 50 daun jarong dengan harapan hasil kelompok ini berlaku untuk
praperlakuan ekstrak etanol 50 daun jarong dari dosis rendah 100 mgkgBB hingga dosis tertinggi 400 mgkgBB.
Kontrol ekstrak etanol 50 daun jarong memiliki nilai kadar ALT dan AST secara berturut-turut sebesar 55,00±2,64 UL dan 120,00±13,40 UL. Secara
statistik, lewat uji One Way Anova diperoleh bahwa kadar ALT dan AST pada kontrol ekstrak memiliki perbedaan yang tidak bermakna terhadap kadar ALT dan
AST pada kelompok kontrol negatif olive oil 49,20 ± 1,06 UL p=0,919 untuk ALT dan 127,00 ± 2,30 UL p=0,117 untuk AST. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dengan pemberian ekstrak etanol 50 daun jarong 400 mgkgBB praperlakuan enam jam tidak memberikan pengaruh terhadap kadar
ALT maupun AST.
4. Kelompok perlakuan ekstrak etanol 50 daun jarong dosis 100; 200; dan 400 mgkgBB