Hasil Determinasi Tanaman Jarong Pembuatan Ekstrak Etanol 50 Daun Jarong

30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan adanya efek hepatoprotektif ekstrak etanol 50 daun jarong Stachytarpheta indica L. Vahl. dan mengetahui besar dosis efektif hepatoprotektif dari ekstrak etanol 50 daun jarong Stachytarpheta indica L. Vahl. pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida, dengan melihat pengaruh pemberian ekstrak tersebut dalam kurun waktu 24 jam terhadap kadar ALT dan AST. Pada penelitian ini aktivitas serum ALT dan AST digunakan sebagai parameter uji kuantitatif.

A. Hasil Determinasi Tanaman Jarong

Tanaman jarong merupakan tanaman yang digunakan sebagai tanaman uji pada penelitian tersebut. Determinasai tanaman digunakan untuk memastikan bahwa daun yang digunakan adalah benar daun yang berasal dari tanaman jarong. Tanaman jarong diperoleh dari kebun obat Kampus III Universitas Sanata Dharma, Paingan, Maguwoharjo. Proses determinasi dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Determinasi dilakukan hingga tingkat spesies dengan cara mencocokkan kesamaan makroskopis tanaman. Hasil determinasi lampiran 6 menunjukkan bahwa daun yang digunakan adalah benar daun dari tanaman jarong.

B. Penyiapan Bahan Uji 1. Pembuatan serbuk daun jarong

Daun jarong dibuat menjadi serbuk kering supaya kandungan fitokimia yang terdapat pada daun jarong lebih mudah tersari oleh pelarut dan senyawa yang diperoleh lebih banyak karena luas permukaan kontak dengan pelarutnya semakin besar. Hasilnya didapatkan serbuk halus daun jarong yang melewati ayakan nomor mesh 40.

2. Penetapan kadar air serbuk daun jarong

Tujuan penetapan kadar air adalah untuk melihat kandungan air yang masih ada pada serbuk daun jarong, apakah memenuhi syarat kualitas serbuk simplisia yang baik atau tidak. Menurut BPOM RI 1995, kadar air pada serbuk simplisia adalah tidak lebih dari 10. Penetapan kadar air serbuk daun jarong dilakukan dengan metode Gravimetri dengan menggunakan alat moisture balance. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan kadar air serbuk daun jarong sebesar 8,26. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa serbuk daun jarong telah memenuhi persyaratan kadar air sebagai serbuk simplisia yang baik. 3. Uji tabung kandungan polifenol serbuk daun jarong Uji kandungan polifenol menunjukkan hasil positif adanya polifenol. Dari gambar nomor 5-6 menunjukkan urutan perubahan warna yang terjadi pada filtrat simplisia dalam air, dari warna kuning bening menjadi hijau pekat yang menandakan hasil positif + pada uji polifenol flavonoid termasuk dalam polifenol. Sedangkan pada gambar 7-8 menunjukkan urutan perubahan warna yang terjadi pada filtrat simplisia dalam etanol 50 yang disaring dalam keadaan panas, dari warna cokelat bening menjadi biru pekat yang menandakan hasil positif + pada uji polifenol flavonoid termasuk dalam polifenol. Gambar 5-8. Hasil uji kualitatif kandungan polifenol dalam serbuk daun Jarong Dokumentasi pribadi, 2015 5. 6. 7. 8.

C. Pembuatan Ekstrak Etanol 50 Daun Jarong

Pembuatan ekstrak etanol 50 daun jarong dilakukan menggunakan metode penyarian yaitu maserasi. Metode maserasi merupakan metode yang dilakukan dengan memasukkan serbuk simplisia ke dalam labu erlenmeyer, yang kemudian direndam dengan pelarut selama 24 jam dengan bantuan shaker. Dan re-maserasi dilakukan dengan menambahan pelarut ke dalam ampas dari proses maserasi yang dilakukan sebelumnya. Tujuannya adalah supaya zat-zat yang belum tersari di maserasi sebelumnya dapat tersari dalam re-maserasi. Maserasi dipilih sebagai metode penyarian karena peralatan yang digunakan sederhana dan cara pengerjaan serta pengoperasian alat yang mudah. Cairan penyari yang digunakan adalah etanol 50 karena senyawa hipotesis yang diketahui adalah glikosida fenolik yang dapat larut dalam pelarut polar. Etanol 50 dipilih karena bersifat polar dan sangat berguna untuk menghindari klorofil, senyawa resin atau polimer yang biasanya tidak mempunyai aktivitas berarti namun seringkali menimbulkan masalah farmasetis seperti terjadinya pengendapan yang sulit dihilangkan pada ekstrak Wijesekera, 1991. Hasil dari maserasi dan re-maserasi didapatkan ekstrak etanol cair yang kemudian dicampur dan diuapkan menggunakan vacum rotary evaporator. Selanjutnya diuapkan kembali dalam cawan porselen diatas waterbath sehingga didapatkan ekstrak kental dengan bobot tetap. Dari hasil pengeringan di atas waterbath didapatkan bahwa perubahan bobot ekstrak etanol 50 daun Jarong telah mencapai kurang dari 0,5 mg sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak telah mencapai bobot tetap. Ekstrak kental yang diperoleh dari perhitungan rata-rata yaitu sebesar 5,14 g. Gambar 9 menunjukkan gambar ekstrak etanol 50 daun jarong yang diuapkan diatas waterbath dan gambar 10 menunjukkan gambar ekstrak kental etanol 50 daun jarong yang sudah dilarutkan dengan CMC-Na 1. Gambar 9. Ekstrak kental etanol 50 daun Jarong Dokumentasi pribadi, 2015 Gambar 10. Ekstrak etanol 50 daun Jarong Dokumentasi pribadi, 2015

D. Uji Pendahuluan 1. Penetapan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak etanol 70% biji atung (Parinarium glaberimum Hassk.) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 49

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak etanol 70% biji atung (Parinarium glaberrimum Hassk.) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 54

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 90% daun jarong (Stacytarpheta indica vahl.) terhadap kadar alanin aminotransferase dan aspartat aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 133

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 70% daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) terhadap kadar alann aminotransferase dan aspartat aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 82

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 30% daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) terhadap kadar alanin aminotransferase dan aspartat aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 127

Efek hepatoprotektif jangka panjang infusa daun tempuyung (sonchus arvensis l.) terhadap aktivitas alanin aminotransferase dan aspartate transaminase pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.

1 3 130

Efek hepatoprotektif infusa daun macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 108

Efek Hepatoprotektif infusa daun ceplikan [Reullia tuberosa L.] pada mencit jantan terinduksi karbon tetraklorida [CCL] : kajian terhadap aktivitas serum alanin aminotransferase - USD Repository

0 0 100

Efek hepatoprotektif infusa daun macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 106

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol daun swietenia mahagoni (l.) jacq. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 112