60
BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta pada materi  Program  Linear.  Adapun  yang  menjadi  subjek  pada  penelitian  ini
adalah  siswa  kelas  X  Akuntansi  dan  X  Administrasi  Perkantoran.  Jumlah siswa  di  kelas  X  Akuntansi  adalah  5  siswa  dan  jumlah  siswa  di  kelas  X
Administrasi  Perkantoran  adalah  8  siswa.  Penelitian  ini  dimulai  dengan observasi  proses  belajar  mengajar  di  kelas,  yaitu  saat  guru  sedang
mengerjakan materi tentang Program Linear. Setelah guru selesai menjelaskan materi  Program  Linear  pada  bagian  menentukan  daerah  penyelesaian,
menentukan  titik  penyelesaian,  menentukan  model  matematika,  dan menentukan  nilai  optimum,
peneliti  memberikan  soal  tes  kepada  seluruh siswa.  Tes  terdiri  dari  3  soal  yang  diberikan  kepada  seluruh  siswa  kelas  X
Akuntansi  dan  X  Administrasi  Perkantoran  yang  berjumlah  13  orang. Waktu
pengerjaan soal tersebut adalah 45 menit. Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  kemampuan  dan  kesulitan
siswa  dalam  mengerjakan  soal-soal  Program  Linear  yang  berupa  tes diagnostik  tanpa  adanya  remidiasi  untuk  perbaikan.  Adapun  alasan  peneliti
untuk  hal  ini  adalah  keterbatan  waktu  yang  diperoleh  peneliti  dalam pelaksanaan  penelitian.  Berikut  ini  akan  ditampilkan  kegiatan  yang
dilaksanakan selama penelitian.
Tabel 4.1 Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian
Tahap Waktu
Kegiatan 1
Kamis, 05 Februari 2015 Bertemu  dan  berdiskusi  dengan  Bu  Alam
guru  matematika  SMK  Marsudi  Luhur  I Yogyakarta
bahwa peneliti
akan melaksanakan  penelitian  skripsi  di  sekolah
tersebut.
2 Selasa, 10 Februari 2015
Bertemu  dan  berdiskusi  dengan  Bu  Alam tentang kelas yang akan digunakan sebagai
subjek  penelitian  serta  mengenai  masalah pembelajaran yang dialami siswa
3 Selasa, 17 Februari 2015
Menyerahkan  surat  izin  penelitian  ke sekolah
4 Jumat, 20 Februari 2015
Observasi kelas X AP dan X AK 5
Sabtu, 21 Februari 2015 Observasi kelas kelas X AP
6 Senin, 23 Februari 2015
Observasi kelas X AK 7
Jumat, 27 Februari 2015 Observasi kelas X AP dan X AK
8 Sabtu, 28 Februari 2015
Observasi kelas X AP 9
Jumat, 06 Maret 2015 Observasi kelas X AP dan X AK
10 Sabtu, 07 Maret 2015
Observasi kelas X AP 11
Jumat, 20 Maret 2015 -
Observasi kelas X AK -
Memberikan tes penelitian di kelas X AP diikuti oleh 6 siswa, 2 siswa izin
12 Jumat, 27 Maret 2015
- Wawancara hasil tes penelitian di kelas X
AP diikuti oleh 6 siswa -
Memberikan tes penelitian di kelas X AP kepada  2  siswa  yang  izin  di  tanggal  20
maret 2015 -
Observasi kelas X AK 13
Sabtu, 28 Maret 2015 Wawancara  hasil  tes  penelitian  di  kelas  X
AP 2 siswa 14
Rabu, 08 April 2015 Memberikan tes penelitian di kelas X AK
15 Jumat, 10 April 2015
Wawancara  hasil  tes  penelitian  di  kelas  X AK
Adapun  penjelasan  mengenai  kegiatan-kegiatan  dalam  penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kamis, 05 Februari 2015  Selasa, 10 Februari 2015
Pada  tanggal  tersebut  peneliti  melakukan  observasi  dengan  guru pelajaran  matematika.  Penelitian  dimulai  dengan  observasi  guna
mengetahui  kebutuhan  atau  hal-hal  yang  terjadi  di  sekolah.  Observasi
pertama  dimulai  pada  hari  Kamis,  05  Februari  2015  dan  observasi  kedua pada Selasa, 10  Februari 2015. Pada observasi  pertama peneliti berbicara
kepada  guru  matematika  di  sekolah  tersebut  bahwa  peneliti  akan melakukan  penelitian  skripsi  di  sekolah  tersebut.  Semasa  PPL,  peneliti
sudah  pernah  memberitahukan  guru  bahwa  akan  melakukan  penelitian  di sekolah  tempat  peneliti  melaksanakan  PPL.  Namun  alangkah  baiknya
peneliti  datang  kembali  untuk  mengkonfirmasi  lebih  lanjut.  Pertemua pertama membuahkan hasil yang baik karena peneliti diberi izin oleh guru
matematika  untuk  melaksanakan  penelitian  di  SMK  Marsudi  Luhur  I Yogyakarta.  Untuk  info  lebih  lanjut  peneliti  kembali  mengatur  waktu
bertemu  dengan  guru  matematika  tersebut.  Observasi  pertama  peneliti membahas  tentang  prosedur  yang  harus  dilewati  untuk  melaksanakan
penelitian di sekolah tersebut. Selain itu peneliti membahas tentang PPL di semester lalu guna menggali informasi tentang kemampuan dan kesulitan
yang dialami siswa. Pada  pertemuan  berikutnya,  peneliti  kembali  ke  sekolah  dan
bertemu  dengan  guru  untuk  membahas  mengenai  kelas  yang  akan digunakan sebagai subjek penelitian serta mengenai masalah pembelajaran
yang  dialami  siswa.  Setelah  berbincang-bincang,  peneliti  memutuskan untuk membahas mengenai materi Program Linear. Hal ini diambil karena
dalam  pembelajaran  materi  ini  di  tahun-tahun  sebelumnya  siswa  masih merasa  kesulitan.  Misalnya  dalam  menentukan  model  matematika  dan
melakukan  perhitungannya.  Berdasarkan  informasi  yang  diperoleh  dari
guru  yang  bersangkutan,  maka  peneliti  mengambil  untuk  meneliti kemampuan  dan  kesulitan  yang  dialami  siswa  dalam  menyelesaikan  soal
program  linear.  Dan  yang menjadi sasaran adalah kelas  X Akuntansi  dan kelas X Administrasi Perkantoran. Guru memberikan peneliti siswa-siswa
tersebut  karena  siswa  dikelas  bisnis  manajemen  termasuk  siswa  yang dengan  kapasitas  sedikit  tetapi  lumayan  sulit  mengikuti  pembelajaran
matematika. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di kelas tersebut. Selain itu, semasa PPL peneliti juga hanya beberapa kali
memasuki kelas tersebut dan setiap kali masuk peneliti menemukan bahwa siswa  di  kelas  bisnis  manajemen  punya  keunikan  sewaktu  proses
pembelajaran. 2.
Selasa, 17 Februari 2015 Pada hari ini peneliti menyerahkan surat izin penelitian ke sekolah.
Surat  diterima  oleh  sekolah  dan  peneliti  dipersilahkan  melaksanakan penelitian  dalam  minggu  ini  sesuai  dengan  jadwal  mata  pelajaran
matematika di kelas yang akan diteliti. 3.
Jumat, 20 Februari 2015 Hari ini adalah hari observasi pertama  yang dilaksanakan peneliti.
Observasi  pertama  dilaksanakan  di  kelas  X  AP  2  jam  pelajaran  dan  di kelas  X  AK  1  jam  pelajaran.  Observasi  pertama  diisi  dengan  materi
menentukan daerah penyelesaian. Siswa diajar mengenai cara menentukan daerah  penyelesaian.  Setiap  siswa  dapat  mengikuti  dengan  baik  sewaktu
guru  sedang  menjelaskan.  Tetapi  ketika  diberi  latihan  soal,  siswa  masih
sering lupa. Oleh karena daya tangkap siswa berbeda-beda, ada yang cepat dan  ada  yang  lama,  maka  proses  pembelajaran  juga  terkadang  sedikit
lama.  Di  kelas  X  AP  saat  guru  menjelaskan  tentang  cara  menentukan daerah  penyelesaian,  sebagian  besar  siswa  dapat  memahaminya.  Hanya
ada  satu  siswa  yang  lambat  dalam  mengikuti  pelajaran.  Seringkali  siswa tersebut diajari dengan suara yang keras, tetapi masih juga lambat. Hal ini
menjadi salah satu faktor pembelajaran berlangsung lambat. Sedangkan di kelas X AK, semua berjalan lancar. Namun ada satu
siswa  yang  terkadang  menyebabkan  pembelajaran  berlangsung  lama. siswa  tersebut  adalah  seorang  siswa  yang  pernah  tidak  naik  kelas  tahun
kemarin.  Menurut  informasi  yang  diperoleh  dari  teman  kelas  maupun guru-guru,  siswa  tersebut  sering  tidak  masuk  di  pelajaran  matematika.
Siswa  tidak  mengungkapkan  secara  nyata  jika  ia  tidak  menyukai  mata pelajaran matematika, tetapi beberapa guru mengambil kesimpulan seperti
itu.  Hal  ini  dikarenakan  siswa  tersebut  sering  tidak  hadir  saat  pelajaran matematika. Sesekali guru menjelaskan dengan nada yang keras ketika ada
siswa  yang belum mengerti. Nada keras bukan berarti marah, tetapi tetap saja  hal  tersebut  membuat  siswa  kaget  dan  enggan  untuk  bertanya.
Beberapa  siswa  tetap  berani  untuk  bertanya.  Tetapi  pada  dasarnya  setiap siswa  belajar  untuk  mengenal  sifat  guru  matematika  mereka,  sehingga
mereka  tetap  akrab  saat  di  luar  jam  pelajaran.  Walaupun  begitu,  ada  satu atau dua siswa di setiap kelas yang masih enggan untuk bertanya. Hal lain
yang  terjadi  saat  guru  menjelaskan  materi  adalah  ada  siswa  yang  tidak
teliti  dalam  berhitung,  ada  siswa  yang  kadang-kadang  berbicara  dengan teman  sebangkunya,  ada  juga  yang  saat  dijelaskan  bilang  mengerti  tetapi
bingung ketika diminta mengerjakan soal. 4.
Sabtu, 21 Februari 2015 X AP  Senin, 23 Februari 2015 X AK Pada  hari  sabtu,  kelas  X  AP  membahas  tentang  menentukan  titik
penyelesaian. Siswa  yang memahami dengan baik pelajaran di pertemuan sebelumnya  dapat  mengikuti  pertemuan  kedua  dengan  baik.  Namun,
seperti  biasa  ada  siswa  yang  cukup  lama  mencerna  penjelasan  guru.  Dan tidak  semua  siswa  mengingat  materi  sebelumnya  sehingga  guru  harus
mengulang kembali materi sebelumnya dengan cepat. Siswa perlu dituntun pelan-pelan  supaya  mengingat  materinya.  Ini  yang  menjadi  kelemahan
siswa.  Ketika  ditanya  memang  siswa  tidak  belajar  di  rumah  sebelumnya. Wajar jika mereka lupa. Bahkan setiap ditegur juga siswa mengatakan iya
namun tidak semua siswa melakukannya. Di kelas X AK, guru memberi latihan tentang menentukan daerah
penyelesaian karena pertemuan sebelumnya materi belum selesai. Setelah itu guru memberi penjeleasan tentang menentukan titik penyelesaian. Oleh
karena  siswa  di  kelas  X  AK  berjumlah  5  orang.  Guru  dapat mengkontrolnya  lebih  baik.  Sebagian  besar  siswa  di  X  AK  mengerti
penjelasan  guru.  Namun  terkadang  siswa  lupa  cara  mengarsir.  Misalnya harus diarsir menjauhi nol atau mendekati nol. Hal ini menyebabkan guru
harus sering mengulang pelajaran sebelumnya.
5. Jumat, 27 Februari 2015
Pada  hari  ini  di  kelas  X  AP  dan  X  AK  guru  menjelaskan  tetang membuat  model  matematika.  Perlu  waktu  yang  cukup  lama  untuk
membuat  siswa  mengerti  tentang  mengubah  kalimat  verbal  ke  model matematika. Biasanya siswa sulit mengartikan kata yang ada pada kalimat
untuk  dijadikan  bentuk  matematika.  Apabila  kata  tersebut  sudah  biasa dibuat  dalam  bentuk  latihan  maka  siswa  dapat  mengerjakannya.  Tetapi
bila  tidak,  disitulah  bagian  siswa  merasa  sulit.  Siswa  sering  keliru  saat mengubah kalimat verbal ke model matematika. Kekeliruan terjadi karena
siswa  buru-buru  mengerjakan  dan  tidak  memeriksa  kembali.  Ketika ditanya mengapa siswa tidak memeriksa kembali, siswa menjawab bahwa
jawaban mereka akan diperiksa oleh guru. Dengan kata lain siswa enggan untuk mengecek dua kali dan lebih memilih terima koreksian dari guru.
6. Sabtu, 28 Februari 2015
Pada  waktu  tersebut,  guru  memberi  latihan  kepada  siswa  kelas  X AP untuk menyelesaikan soal cerita agar siswa terbiasa mengubah kalimat
verbal ke model matematika. Selain karena guru juga ada kesibukan lain di kelas  XII,  maka  siswa  diminta  mengerjakan  soal-soal  latihan  yang
berkaitan  dengan  membuat  model  matematika.  Pada  kesempatan  ini, peneliti  diberi  tanggung  jawab  untuk  mengawasi  siswa.  Selama
mengawasi  siswa,  peneliti  menemukan  siswa  mengalami  kesulitan membuat  model  matematika.  Oleh  karena  itu,  peneliti  juga  menjelaskan
kepada  siswa.  Namun  tetap  masih  saja  siswa  kesulitan  jika  bentuk  soal
diubah.  Peneliti  menjelaskan  semampu  peneliti  dan  berusaha  membuat siswa  mengerti.  Beberapa  siswa  mulai  memahaminya,  tetapi  memerlukan
waktu yang cukup lama untuk mencerna setiap kalimat dari soal cerita. 7.
Jumat, 06 Maret 2015 Pada  kesempatan  berikut,  guru  masuk  pada  materi  menentukan
nilai optimum di kelas X AP. Ketika akan melakukan proses perhitungan, siswa  dapat  menyelesaikannya.  Walau  kadang  siswa  tidak  teliti  dalam
berhitung karena terburu-buru. Namun ketika diminta menyelesaikan dari awal,  seringkali  siswa  merasa  sulit.  Karena  apabila  model  yang  dibuat
salah,  maka  langkah  berikutnya  juga  akan  memperoleh  hasil  yang  salah. Pada  kesempatan  ini,  guru  lebih  banyak  memberi  latihan  soal  agar  siswa
memahami materi dengan baik dan teliti saat melakukan perhitungan. Oleh  karena  pada  pertemuan  sebelumnya  kelas  X  AK  masih
membahas  tentang  menentukan  model  matematika,  maka  pertemuan  hari ini guru masih memberi latihan soal untuk menentukan model matematika.
Pada pertemuan sebelumnya siswa memahami materi, tetapi ketika dicoba kembali,  siswa  kembali  bingung.  Ketika  ditanya,  siswa  menjawab  karena
tidak  mengulang  kembali  materi  pelajaran  saat  di  rumah.  Hal  ini  sering terjadi  dan  menyebabkan  siswa  cepat  lupa  materi  sehingga  guru
mengulang  materi  sebelumnya.  Pengulangan  materi  dilakukan  dengan cepat karena hanya untuk memberikan stimulus agar siswa mengingatnya.
Dan  ketika  materi  diulang  sekilas,  beberapa  siswa  ada  yang  cepat memahami  kembali,  tetapi  ada  yang  bingung  lagi  dengan  kalimat-
kalimatnya. Oleh karena itu, guru memberi latihan soal agar siswa terbiasa mengubah kalimat verbal ke model matematika.
Setelah menyelesaikan latihan soal memodelkan, guru menjelaskan tentang  menentukan  nilai  optimum.  Siswa  dapat  mengikuti  pembelajaran
dan  memahami  setiap  langkah  menentukan  nilai  optimum.  Ketika  ada yang tidak dimengerti, siswa bertanya kepada  guru. Untuk memperlancar
pemahaman  siswa,  guru  memberika  latihan  soal  dan  tugas  rumah dikarenakan waktu hampir selesai.
8. Sabtu, 07 Maret 2015
Pada hari ini siswa kelas X AP diberi latihan soal oleh guru karena guru sedang sibuk mengurus siswa kelas XII. Guru diberi tanggung jawab
mengurus  siswa  kelas  XII  karena  beliau  termasuk  salah  satu  guru  yang disegani  oleh  siswa  kelas  XII.  Soal  yang  diberikan  oleh  guru  adalah  soal
tentang  menentukan  nilai  optimum  dan  tentang  materi  sebelumnya  yang telah  dijelaskan  oleh  guru.  Selama  siswa  diberi  latihan  soal,  peneliti
menemani  siswa  dan  menemukan  siswa  dapat  memahami  soal  sedikit demi sedikit. Terlihat bahwa jika siswa sering mencoba latihan soal siswa
akan  mengingat  dan  memahaminya.  Tetapi  ketika  ditanya  ternyata sebagian besar siswa tidak mengulang materi saat  berada di  luar sekolah.
Dari hasil kerja siswa terlihat bahwa siswa memahami setiap langkah yang harus  diselesaikan  untuk  menentukan  nilai  optimum.  Akan  tetapi,
ketidaktelitian  menyebabkan  siswa  memperoleh  jawaban  yang  kurang tepat.
9. Jumat, 20 Maret 2015
Pada  hari  ini,  peneliti  melakukan  tes  objektif  kepada  6  siswa  dari kelas X AP. Tes hanya bisa diikuti oleh Yesti, Riris, Dea, Dwi, Bayu, dan
sefi.  Keke  dan  Tere  belum  bisa  mengikuti  tes  dikarenaka  tidak  masuk sekolah.  Tes  dilaksanakan  selama  45  menit  dan  siswa  mengerjakannya
secara  individu.  Pada  menit-menit  terakhir  menjelang  waktu  habis,  siswa mulai  rebut  karena  belum  dapat  menyelesaikan  soal  yang  diberika.  Oleh
karena  terburu-buru,  ada  siswa  yang  berulang  kali  salah  saat  membuat grafik.  Ada  juga  siswa  yang  menjadi  tidak  teliti  saat  menghitung.  Siswa
merasa  waktu  yang  diberikan  kurang  sehingga  mereka  terburu-buru  dan meyebabkan jawaban mereka menjadi kurang tepat. Sedangkan di kelas X
AK,  guru  membahas  latihan-latihan  soal  yang  belum  dijelaskan.  Latihan soal  yang  diberikan  berupa  soal  menentukan  model  matematika  dan
beberapa  materi  sebelumnya.  Kesantaian  siswa  membuat  mereka  enggan untuk  belajar  serius.  Saat  dijelaskan  siswa  kompak  menjawab
membuktikan bahwa mereka bisa. Namun masih juga lupa dan keliru. Seusai  mengambil  data,  peneliti  menghadap  kepala  sekolah  untuk
memperpanjang  waktu  penelitian  sampai  bulan  April.  Alasannya  karena sekolah sering mendapat libur untuk melaksanakan TRY OUT siswa kelas
XII,  sehingga  waktu  penelitian  sering  terpotong.  Setelah  peneliti menyampaikan  usulannya,  pihak  sekolah  dapat  menerima  dengan  baik
karena kendala yang terjadi bukan keinginan peneliti.
10. Jumat, 27 Maret 2015
Hari ini pertemuan di kelas X AP, peneliti melanjutkan tes kepada Keke dan Tere yang belum mengikuti tes. Sedangkan keenam siswa yang
lain  melakukan  wawancawa.  Wawancara  berjalan  dengan  lancar  karena siswa tidak lagi malu-malu untuk berbicara dengan peneliti. Namun karena
pertanyaan yang diberikan peneliti juga tidak mendalam, maka siswa tidak terlalu  terbuka  dalam  bercerita.  Setelah  selesai  menyelesaikan  soal  tes,
salah  satu  siswa  bernama  Tere  langsung  meminta  wawancara  di  hari  itu juga.  Dan  peneliti  menemukan  bahwa  Tere  mengalami  kesulitan  dalam
membuat  model  matematika.  Tere  bukanlah  siswa  yang  pemalu,  ketika dibilang  tidak  mengerti  dia  segera  meminta  untuk  diajari.  Dan  setelah
diajari  beberapa  kali,  Tere  dapat  mengerti.  Seusai  diwawancara,  Tere meminta  peneliti  untuk  diberikan  soal  cerita  kepadanya  agar  ia  dapat
mengubah  kalimat  verbal  ke  model  matematika.  Setelah  mencoba beberapa  kali,  Tere  sudah  mulai  paham.  Walau  tetap  memerlukan  waktu
untuk memahami maksud soal. Sedangkan  di  kelas  X  AK,  karena  hanya  1  jam  pelajaran  maka
siswa hanya belajar-belajar lagi untuk lebih mendalami materi agar saat di tes  siswa  dapat  mengerjakannya  dengan  baik.  Siswa  juga  membahas  dan
menyelesaikan  soal  tentang  menentukan  nilai  optimum  yang  pada pertemuan  sebelumnya  dijadikan  tugas  rumah  oleh  guru  karena  waktu
telah  habis.  Terlihat  bahwa  siswa  sudah  memahami,  hanya  saja  masih keliru saat berhitung dan membuat model matematika.
11. Sabtu, 28 Maret 2015
Pertemuan  selanjutnya  di  kelas  X  AP,  peneliti  melakukan wawancara  kepada  Keke  dan  Bayu.  Wawancara  dilakukan  setelah  siswa
mengikuti misa di sekolah. Wawancara berjalan dengan lancar. Hanya saja siswa  tidak  terlalu  terbuka,  sehingga  peneliti  harus  berusaha  lebih  keras
agar siswa mau berbicara lebih banyak. Selain itu, karena sekolah sedang mengadakan  kegiatan,  maka  wawancara  dilakukan  di  depan  ruang  guru.
Hal  ini  menyebabkan  siswa  kurang  terbuka  karena  kondisi  sekitar  yang cukup  ramai.  Namun,  tidak  menghalangi  peneliti  untuk  bertanya  tentang
kemampuan dan kesulitan siswa. 12.
Rabu, 08 April 2015 Oleh  karena  waktu  sudah  tidak  memungkinkan  lagi  karena  pelajaran
matematika  kelas  X  AK  di  hari  senin  sering  diliburkan  untuk  hari  TRY OUT  siswa  kelas  XII,  maka  tes  diagnostik  untuk  kelas  X  AK  dilakukan
pada  hari  rabu.  Peneliti  berkonsultasi  kepada  kepala  sekolah  dan  guru pembimbing  untuk  mengatur  waktu  jadwal  guru  lain  agar  peneliti  bisa
menggunakan  waktu  I  jam  untuk  mewawancara  siswa  kelas  X  AK.  Dan semua berjalan dengan lancar. Peneliti diberi waktu pengganti di hari rabu
ini untuk memberikan soal tes kepada siswa kelas X AK. 13.
Jumat, 10 April 2015 Pertemuan  terakhir  ditutup  dengan  melakukan  wawancara  kepada
siswa  X  AK.  Wawancara  dilakukan  setelah  siswa  mengikuti  acara  donor darah di sekolah.  wawancara dimulai siang hari sekitar pukul 11.00 WIB
dan  dilaksanakan  di  runag  kelas  X  AK.  Setiap  siswa  bersedia  untuk diwawancara  meski  peneliti  menggunakan  jam  pulang.  Semua  dapat
mengerti dan berjalan dengan lancar.
B. Analisis dan Pembahasan