kemampuan menggunakan logika, serta kemampuan menggunakan ingatan jangka pendek short term memory dan ingatan jangka panjang long term
memory . Banyaknya kompetensi yang terdapat dalam bidang studi ini
menyebabkan anak kesulitan menguasai persoalan matematis. Selain itu, metode pembelajaran yang cenderung konvensional seperti ceramah dan
pemberian tugas kurang mampu menggali motivasi dan potensi anak. Hal ini menambah deret panjang faktor pemicu sulitnya anak memahami materi
matematika. Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa secara kontemporer pandangan tentang hakekat matematika lebih
ditekankan pada metodenya daripada pokok persoalan matematika itu sendiri Mulyono Abdurrahman, 2009: 252.
B. Kemampuan dalam Menyelesaikan Soal Matematika
Terdapat banyak pengertian mengenai kemampuan pemecahan masalah dalam matematika menurut para ahli matematika. Salah satunya
adalah pendapat Polya yang mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan
yang tidak begitu segera dapat dicapai. Berdasarkan pengertian yang diungkapkan oleh Polya, maka diperlukan kemampuan untuk mencapai tujuan
dari pemecahan masalah tersebut. Kemampuan yang dimaksud berupa langkah-langkah pemecahan masalah yang harus dilakukan siswa untuk
mencapai jalan keluar. Adapun langkah pemecahan masalah menurut Polya G. Polya, How To Solve It, 1957, adalah:
1. Memahami Masalah
Pada langkah pertama, yaitu memahami masalah, Polya mengajukan pertanyaan untuk mengetahui apakah siswa dapat menentukan
apa yang diketahui dan apa yang ditanya untuk menyelesaikan soal tersebut. Selain itu, Polya mengungkapkan bahwa siswa dapat mengubah
kalimat verbal menjadi model matematika. 2.
Merencanakan Penyelesaian Pada tahap kedua, Polya mengajukan pertanyaan apakah
sebelumnya siswa pernah menyelesaikan soal seperti ini. Pertanyaan ini berguna untuk mengetahui apakah pengalaman siswa yang lalu pada saat
mengerjakan latihan soal dapat digunakan kembali untuk menyelesaikan soal dengan bentuk yang sama pada saat diberikan tes tertulis. Dengan
kata lain, dalam mengerjakan soal tes siswa dapat menentukan langkah- langkah yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal matematika yang
diberikan. 3.
Melaksanakan Rencana Setelah siswa dapat merencanakan penyelesaian dari soal
matematika yang diberikan, maka siswa dapat memeriksa apakah rencana yang dibuatnya sudah benar. Apabila sudah benar, maka siswa dapat
mengerjakannya sesuai dengan langkah yang telah dibuat untuk menemukan hasilnya.
4. Memeriksa Kembali Proses dan Hasil
Pada tahap terakhir, siswa memeriksa kembali proses yang telah dilakukan untuk menemukan hasil tersebut. Pemeriksaan ini berguna agar
siswa dapat meneliti kembali apakah langkah-langkah yang dilakukannya sudah benar dan sesuai.
C. Kesulitan Belajar Matematika