9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Belajar Matematika
Matematika  menurut  Nasution  1982:  12  dalam  Mubiar  Agustin 2011:  47  yang  diuraikan  dalam  bukunya,  bahwa  istilah  matematika  berasal
dari  kata  Yunani,  mathein  atau  mathenein  yang  berarti  mempelajari.  Oleh karena  itu,  matematika  merupakan  salah  satu  mata  pelajaran  yang  harus
dipelajari  siswa sejak dini. Pada hakekatnya, matematika tidak hanya sebatas persoalan  hitung  menghitung.  Matematika  merupakan  pola  berpikir,  pola
mengorganisasikan pembuktian
logika, pengetahuan
struktur yang
teroganisasi  memuat  sifat-sifat,  teori-teori dibuat  secara deduktif berdasarkan unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibukttikan
kebenarannya Mubiar Agustin 2011: 46. Dari berbagai studi yang diajarkan di  sekolah,  matematika  merupakan  bidang  studi  yang  dianggap  paling  sulit
oleh  para  siswa,  baik  yang  tidak  berkesulitan  belajar  dan  lebih-lebih  bagi siswa  yang  berkesulitan  belajar  Mulyono  Abdurrahman  2012:252.  Persepsi
anak  bahwa  matematika  itu  sulit  membuat  mereka  takut  akan  matematika, bahkan  ada  yang  sampai  phobia  pada  bidang  studi  ini.  Meski  waktu  terus
berputar,  matematika  tetap  menjadi  bidang  studi  yang  paling  ditakuti  siswa. Ketakutan siswa terhadap bidang studi matematika membuat guru harus lebih
kreatif  agar  siswa  dapat  mengikuti  pembelajaran  dengan  baik,  karena  pada
kenyataannya  matematika  merupakan  bidang  studi  yang  wajib  dipelajari  di sekolah.
Menurut  Paling  dalam  Mulyono  Abdurrahman  2012:  203 mengemukakan  bahwa  ide  manusia  tentang  matematika  berbeda-beda,
tergantung  pada  pengalaman  dan  pengetahuan  masing-masing.  Ada  yang mengatakan  bahwa  matematika  hanya  perhitungan  yang  mencakup  tambah,
kurang,  kali,  dan  bagi.  Akan  tetapi  ada  pula  yang  melibatkan  topik-topik seperti  aljabar,  geometri,  dan  trigonometri.  Banyak  pula  yang  beranggapan
bahwa  matematika  mencakup  segala  sesuatu  yang  berkaitan  dengan  berpikir logis.  Matematika  merupakan  bidang  studi  yang  dipelajari  oleh  semua  siswa
dari SD Sekolah Dasar hingga SMA Sekolah Menengah Atas dan bahkan juga  di  perguruan  tinggi.  Ada  banyak  alasan  tentang  perlunya  siswa  belajar
matematika.  Menurut  Cornelius  dalam  Mulyono  Abdurrahman  2009:  253 mengemukakan  lima  alasan  perlunya  belajar  matematika,  yaitu  1  sarana
berpikir  yang  jelas  dan  logis,  2  sarana  untuk  memecahkan  masalah kehidupan  sehari-hari,  3  sarana  mengenal  pola-pola  hubungan  dan
generalisasi  pengalaman,  4  sarana  untuk  mengembangkan  kreativitas,  dan 5  sarana  untuk  meningkatkan  kesadaran  terhadap  perkembangan  budaya.
Berbagai alasan perlunya sekolah mengajarkan matematika kepada siswa pada hakekatnya  dapat  diringkaskan  karena  masalah  kehidupan  sehari-hari.
Menurut  Liebeck dalam  Mulyono Abdurrahman  2009:  253 ada dua macam hasil  belajar  matematika  yang  harus  dikuasai  oleh  siswa  yaitu  perhitungan
matematis  mathematics  calculation  dan  penalaran  matematis  mathematics reasoning
. Hal-hal  yang  telah  disebutkan  sebelumnya  itu  memperlihatkan  bahwa
hakekat  matematika menunjuk  kepada segi-segi  penting dan mendasar dalam matematika.  Hakekat  matematika  dapat  diketahui,  karena  obyek  penelahaan
matematika  yaitu  sasarannya  telah  diketahui  sehingga  dapat  diketahui  pula bagaimana  cara  berpikir  matematika  itu  Herman  Hudojo,  2001:45.  Obyek
penelahaan  matematika  tidak  sekedar  kuantitas,  tetapi  lebih  dititikberatkan kepada  hubungan,  pola,  bentuk,  dan  struktur  karena  kenyataannya,  sasaran
kuantitas tidak banyak artinya dalam matematika Herman Hudojo, 2001:46. Sedangkan berpikir matematika pada hakekatnya  dilandasi  oleh kesepakatan-
kesepakatan  yang  disebut  aksioma.  Oleh  karena  itu,  untuk  pembuktian  suatu rumus matematika ada waktu dimana penyelesaiannya menggunakan aksioma
atau kesepakatan  yang telah disepakati sejak  awal.  Namun,  matematika  yang ada  pada  hakekatnya  suatu  ilmu  yang  cara  bernalarnya  deduktif  formal  dan
abstrak.  Oleh  karena  itu,  metode  pembelajaran  yang  digunakan  untuk  setiap jenjang  pendidikan  berbeda-beda.  Diperlukan  kreatifitas  untuk  membangun
belajar matematika siswa. Berdasarkan  uraian  di  atas,  elemen-elemen  yang  dibutuhkan  dalam
belajar  matematika  menurut  Fanu  dalam  Mubiar  Agustin  2011:  45  adalah kemampuan  membaca  dan  menulis,  kemampuan  membedakan  suatu  ukuran,
kemampuan  mengidentifikasi  urutan-urutan,  kemampuan  menggunakan simbol-simbol  abstrak,  kemampuan  aritmatika,  kemampuan  spatial,
kemampuan  menggunakan  logika,  serta  kemampuan  menggunakan  ingatan jangka  pendek  short  term  memory  dan  ingatan  jangka  panjang  long  term
memory .  Banyaknya  kompetensi  yang  terdapat  dalam  bidang  studi  ini
menyebabkan  anak  kesulitan  menguasai  persoalan  matematis.  Selain  itu, metode  pembelajaran  yang  cenderung  konvensional  seperti  ceramah  dan
pemberian tugas kurang mampu menggali motivasi dan potensi anak. Hal ini menambah  deret  panjang  faktor  pemicu  sulitnya  anak  memahami  materi
matematika.  Dari  berbagai  pendapat  yang  telah  dikemukakan  menunjukkan bahwa  secara  kontemporer  pandangan  tentang  hakekat  matematika  lebih
ditekankan pada metodenya daripada pokok persoalan matematika itu sendiri Mulyono Abdurrahman, 2009: 252.
B. Kemampuan dalam Menyelesaikan Soal Matematika