tempat dan waktu. 4 guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid, 5 guru membicarakan masalah
yang akan dijadikan eksperimen, 6 membagi kertas kerja kepada murid, 7 murid melakasanakan eksperimen dengan
bimbingan guru, dan, 8 guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara
klasikal. 5.
Menganalisis data dan menyimpulkan Kamampuan menganilisis data adalah kemampuan
mengkaji data yang telah dihasilkan. Berdasarkan pengkajian ini, data tersebut selanjutnyaa dimaknai.
6. Mengomunikasikan
Kemampuan ini adalah kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilakssanakan baik secara lisan maupun
tulisan. Dalam hal ini, siswa harus mampu menulis dan berbicara secara komunikatif dan efektif.
e. Penilaian Otentik
Menurut permendikbud dalam Kunandar 2014:35 mengatakan bahwa penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,
prosedur dan instrumen penilaian,hasil peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencampaian hasil belajar peserta didik mencakup, penilaian otentik, penilaian diri, penilaian portofolio, ulangan harian
,ulangan tengah semester, ujian akhir semester dan ulangan akhir semester.
Menurut Muller dalam Nurgiyantoro, 2011:23 Penilaian otentik merupakan penilaian kinerja peformansi yang meminta
pembelajar untuk mendemostrasikan keterampilan dan kompetensi tertentu yang merupakan penerapan pengetahuan yang dikuasainya.
Menurut Mueller dalam Majid, 2014 : 238 Penilaian otentik merupakan suatu bentuk penilaian yang para siswanya diminta untuk
menampilkan tugas
atau situasi
yang sesungguhnya
yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial
yang bermakna.
1 Pengertian Penilaian Otentik
Penilaian dalam
Kurikulum 2013
mengacu pada
Permendikbud No 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar Penilaian bertujuan untuk menjamin
perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian.
Pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efesien, dan sesuai dengan konteks budaya.
Pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Kunandar, 2014: 35.
2 Jenis- jenis Assesmen Otentik
a Penilaian Proyek
Penilaian Proyek project assessment merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
priodewaktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan, analisis dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman
mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain. Majid 2014 : 250 b
Penilaian Kinerja Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk
melakukan sutau tugas atau situasi yang sesungguhnya mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan. Permendikbud 2013: 18
c Penialaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu. Informasi tersebut bisa berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap
terbaik terbaik, hasil tes bukan nilai, atau informasi lain yang relevan dengan sikap, ketrampilan dan pengatahuan yang dituntut oleh topik atau
mat pelajaran tetentu. Majid 2014 : 257
d Jurnal
Jurnal merupakan tulisan yang dibut siswa untuk menujukkan segala sesutau yang telah dipelajari atau diperoleh dalam proses pembelajaran.
Jurnal dapat digunakan untuk mencatat atau merangkum topik-topik pokok yang telah dipelajari, perasaan siswa dalam belajar mata pelajaran tertentu,
kesulitan-kesulitan atau keberhasil-keberhasilan dalam menyelesaikan masalah atau topik pelajaran, dan catatan atau komentar siswa tentang
harapan-harapan dalam proses aturan-aturan yang digunakan untuk menilai kinerja siswa. Majid 2014: 261
e Penilaian tertulis
Penilaian yang dilakukan oleh guru secara sistematis atas hasil pembelajaran yang terlaksana secara tertulis.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian kinerja, penilaian terhadap tugas-tugas, seluruh
tampilan peserta didik dalam rangkaian kegiatan pembelajaran dapat dinilai secara objektif, apa adanya dan tidak semata-mata hanya berdasarkan hasil
akhir produk saja.
2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajar Pembelajaran Menurut Kemp
Model pembelajaran disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Joyce Weil dalam Rusman 2013: 133 berpendapat
bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum, merancang bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas. Oleh karena itu dalam pembelajaran
perlu disusun suatu perangkat pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Perangkat
pembelajaran perlu
disusun dan
dikembangakan sebaik mungkin. Menurut Sudjana dalam Trianto 2010: 81 untuk melaksanakan pengembangan perangkat pembelajaran
dibutuhkan model-model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan. Ada beberapa model pengembangan pengajaran yaitu model
Dick-Carey, Model Four-D, dan Model Kemp. Dalam
penelitian ini,
model pengembangan
perangkat pembelajaran yang digunakan adalah model Kemp. Kemp mengatakan
dalam Trianto 2010: 81 bahwa pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Setiap langkah pengembangan
berhubungan langsung dengan aktivitas revisi dan dapat dimulai dari titik manapun. Berikut merupakan siklus pengembangan perangkat model
Kemp:
Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat model Kemp
Secara umum pengembangan perangkat pembelajaran dengan model Kemp meliputi beberapa hal yaitu:
3. Identifikasi Masalah Pembelajaran Instructional Problems
Tahap ini bertujuan utnuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di lapangan,
baik dalam model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Bahan kajian, pokok
bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya dapat disusun dengan cara pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan yang
diharapkan dalam kurikulum. 4.
Analisis siswa Learning Characteristics Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan
karakter peserta didik meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman secara individu ataupun kelompok. Hasil dari analisis peserta didik
dapat dijadikan acuan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. Analisis tersebut antara lain: 1 Tingkah Laku Awal Peserta didik,
menurut Kardi dalam Trianto 2010: 83 mengatakan bahwa perlunya mengidentifikasi keterampilan peserta didik sebelum melaksanakan
proses pembelajaran. 2 Karakteristik Peserta didik, menurut Ibrahim dalam Trianto 2010: 83 analisis peserta didik sangat penting
dilakukan seperti dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik baik dalam perseorangan ataupun dalam