Peran serta Masyarakat dan Jender dalam Pengelolaan Drainase Lingkungan Permasalahan

Dari hasil analisis topografi, diperoleh identifikasi bahwa beberapa daerah di Kota Bogor merupakan daerah cekungan sehingga secara topografis rawan akan genangan. Beberapa daerah tersebut adalah : 1. Daerah Kelurahan Kebon Pedes, terutama di sekitar Jalan Pacilong 2. Daerah di Desa Ciluar, di sekitar Jalan Tanah Baru, dekat Perum Kedung Gede 3. Daerah Kel. Tegal Gundil 4. Daerah Kelurahan Cibuluh, sekitar pabrik Olympic Furniture Kemudian berdasarkan hasil survey, pengamatan lapangan dan referensi laporan kajian, identifikasi saluran drainase di Kota Bogor adalah seperti disampaikan pada tabel berikut. Tabel 3.48 Lokasi Genangan di Kota Bogor Berdasarkan pengamatan lapangan dan referensi laporan kajian, artikel dan informasi sumber lainnya, diidentifikasikan beberapa wilayah yang termasuk daerah rawan banjir. Gambar 3.19 Peta Rawan Genangan Kota Bogor

3.3.5. Peran serta Masyarakat dan Jender dalam Pengelolaan Drainase Lingkungan

Kondisi peran serta masyarakat dalam pengelolaan saluran drainase seperti berikut ini : BAPPEDA KOTA BOGOR | POKJA SANITASI 73 Buku Putih Sanitasi Kota Bogor a. Saluran drainase cenderung kurang terpelihara karena kurang partisipasi warga. b. Saluran drainase perumahan tersedia dan terpola dengan jelas, namun kurang sadarnya warga menyebabkan terjadi genangan ketika musim hujan. c. Saluran drainase di kawasan permukiman kurang terpola dan kurang pemeliharaan, sehingga terjadi penyumbatan. d. Saluran drainase umumnya masih bercampur dengan saluran air limbah.

3.3.6. Permasalahan

Penyebab utama permasalahan yang terkait dengan kondisi sistem drainase di kota Bogor saat ini, yaitu antara lain : a Belum terintegrasinya sistem drainase satu wilayah dengan wilayah lain disekitarnya. Karakteristik topografi Kota Bogor sangat variatif, dimana hampir ± 90 merupakan lahan pedataran dengan kemiringan relatif landai hingga lereng agak curam dengan keterbatasan kapasitas tampung dan laju aliran sistem drainase yang ada. Masih terbatasnya prasarana drainase mikro dan tidak berfungsinya sistem drainase yang ada, diindikasikan dengan munculnya areal rawan permasalahan genangan banjir rawan longsor dengan penyebaran seperti terlihat pada peta zona drainase terlampir. Elevasi dasar saluran drainase pada wilayah bagian Tenggara dan wilayah bagian Utara kota Bogor posisinya lebih rendah terhadap permukaan dasar sungai alami. b Meningkatnya intensitas curah hujan Karakteristik iklim di Kota Bogor dicirikan dengan angka curah hujan setiap tahunan cukup besar yaitu berkisar antara 3.500 – 5.000 mm, dimana selama perioda meningkatnya angka curah hujan yaitu antara bulan Desember sampai dengan bulan Januari seringkali terjadi peningkatan debit limpasan air permukaan. Akumulasi debit limpasan permukaan akibat meningkatnya intensitas curah hujan yang berasal dari bagian hulu dan tengah yang langsung terkonsentrasi masuk kedalam areal cekungan atau wadah buangan alami seringkali menimbulkan terjadinya luapan dan genangan banjir pada areal cekungan dan lahan yang elevasinya relatif rendah di bagian hilir. c Pendangkalan dan penyempitan jaringan drainase makro. Penurunan kapasitas saluran drainase alamiah, umumnya terjadi akibat meningkatnya laju erosi permukaan dan sedimentasi pada alur sungai yang relatif landai sehingga menimbulkan masalah pendangkalan dan penyempitan berlangsung relatif cepat menyebabkan penyusutan penampang alir saluran. Kapasitas prasarana jaringan drainase yang sudah ada umumnya masih kurang berfungsi efektif menampung sementara dan mengalirkan kelebihan air. Kondisi demikian juga disebabkan kurangnya efektifnya kegiatan antisipasi OP jaringan irigasi dan drainase. BAPPEDA KOTA BOGOR | POKJA SANITASI 74 Buku Putih Sanitasi Kota Bogor d Berubah fungsi saluran irigasi menjadi saluran drainase, khususnya di kawasan Bogor Utara. Perubahan penggunaan lahan yang sangat signifikan dari budidaya kawasan pertanian, menjadi budidaya kawasan perkotaan dan permukiman perumahan. Seringkali saluran irigasi yang seharusnya dimanfaatkan sebagai penyuplai air pada areal persawahan berubah fungsi menjadi saluran drainase permukiman dan drainase jalan. Karena sistem jaringan irigasi dan drainase tersebut saling terkoneksi, kondisi demikian menyebabkan efektifitas fungsi dan kapasitas pelayanan saluran irigasi dan drainase diwilayah diwilayah Kota dan Kabupaten Bogor menjadi berkurang. e Mix Drain, Terjadi akibat penyimpangan perilaku pengelolaan sampah dan limbah serta penggunaan lahan yang keliru diperkotaan areal pemukiman yang padat penduduk dan pusat kegiatan perdagangan pasar tradisionil, sehingga membebani kapasitas normal saluran drainase sehingga harus berfungsi sebagai wadah buangan limpasan air hujan maupun limbah domestik dan sampah padat. Kondisi demikian mendorong terjadinya alih fungsi bangunan-bangunan penyuplai air seperti pintu air dan saluran irigasi menjadi saluran drainase sehingga cenderung berdampak pada terjadinya permasalahan semakin menurunnya potensi ketersediaan debit andalan pada sumber air permukaan maupun air tanah, terutama selama perioda berkurangnya curah hujan musim kemarau.

3.5. Penyediaan Air Bersih