Teknik Analisis METODE PENELITIAN

Peramalan dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan tahun dasar. Penentuan tahun dasar dalam perhitungan peramalan ditentukan berdasarkan jumlah data yang hendak dipakai dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data dari tahun 2008-2012 yang berarti terdapat 5 lima tahun, sehingga penentuan tahun dasar dilakukan dengan cara: Tabel 3.1 Perhitungan Tahun Dasar Tahun Y PPh X Keterangan 2008 X -2 2009 XX -1 2010 XXX TAHUN DASAR 2011 XXXX 1 2012 XXXXX 2 Persamaan Metode Kuadrat Terkecil adalah sebagai berikut: dengan:  dan  Dimana: Y’ = Penerimaan Pajak Penghasilan tahun 2013 - 2014 X = Nilai variabel independen a = Intercept Y, yakni nilai Y apabila X = 0 b = Lereng garis tren N = Jumlah tahun d. Menerapkan metode yang sudah ditetapkan dan melakukan prediksi pada data untuk beberapa tahun ke depan Berdasarkan perhitungan menggunakan metode time series di atas, maka peneliti menggunakan perhitungan tersebut untuk memprediksi atau melihat prospek penerimaan pajak penghasilan untuk 2 dua tahun berikut, yaitu tahun 2013 dan 2014. e. Mengevaluasi hasil peramalan Hasil peramalan tersebut dapat memberikan pandangan atau gambaran tentang kondisi penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan untuk tahun 2013 dan tahun 2014. Proses evaluasi yang dilakukan adalah dengan melihat faktor- faktor yang mempengaruhi peramalan penerimaan pajak penghasilan Orang Pribadi dan Badan Kabupaten Mimika tahun 2013 dan tahun 2014. Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi 2 dua bagian yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal. Faktor internal ini adalah faktor- faktor yang berasal dari Pajak Penghasilan itu sendiri, yang terjadi seperti Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP, Kondisi Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan, Peraturan dan Kebijakan Perpajakan. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor- faktor yang berasal dari luar Pajak Penghasilan itu sendiri, seperti pelayanan KPP Pratama dan kondisi keamanan dari Kabupaten Mimika. 55

BAB IV GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Kabupaten Mimika

Kabupaten Mimika merupakan salah satu kabupaten dari beberapa kabupaten di Provinsi Papua yang terletak di wilayah Pantai Selatan, dimana Kabupaten Mimika dulunya merupakan salah satu kecamatan dari Kabupaten Fak-Fak dan wilayahnya disebut Kecamatan Mimika Timur. Kondisi pemerintahan saat itu dengan jumlah pegawai perwakilan kecamatan yang sangat sedikit dengan luas wilayah pelayanan pemerintahan, maka Pemerintah Daerah Tingkat II Fak-Fak memandang perlu untuk melakukan pemekaran wilayah pemerintahan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan kepada masyarakat yang sangat membutuhkan perhatian dan pelayanan dari Pemerintah. Hal ini ditunjukkan dengan pembentukan Kantor Pembantu Bupati di Timika yang ditetapkan sebagai Pembantu Bupati Kepala Daerah Tingkat II Fak-Fak wilayah Mimika oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Fak-Fak. Kabupaten Mimika diresmikan oleh Gubernur Provinsi Papua Drs. J.P. Salossa, M.Si., pada tanggal 18 Maret 2001, dengan dasar hukum Undang- Undang No. 45 Tahun 1999 sebagai Kabupaten Otonom dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 1996 sebagai Kabupaten Administratif dengan ditetapkan kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Mimika Timur, Mimika Barat, Agimuga, dan wilayah pemekaran Kecamatan Mimika Baru yang berkedudukan di Timika.

B. Keadaan Geografis

Kabupaten Mimika yang beribukota di Timika, terletak antara 134 31’ - 138 31’ Bujur Timur dan 4 60’ - 5 18’ Lintang Selatan dengan memiliki luas wilayah 19.592 km2 atau 4,75 dari luas wilayah Provinsi Papua. Kabupaten ini memiliki 12 Distrik atau Kecamatan. Distrik-distrik tersebut yaitu Mimika Barat, Mimika Barat Jauh, Mimika Barat Tengah, Mimika Timur, Mimika Timur Tengah, Mimika Timur Jauh, Mimika Baru, Kuala Kencana, Tembagapura, Agimuga, Jila dan Jita. Distrik Mimika Barat memiliki wilayah terluas yaitu 14, 87 dan Distrik terkecil wilayahnya, yaitu hanya 2,61 dari keseluruhan wilayah Kabupaten Mimika. Wilayah Kabupaten Mimika memiliki topografi daratan tinggi dan dataran rendah. Distrik yang bertopografi dataran tinggi adalah Tembagapura, Agimuga dan Jila. Distrik-distrik selain ketiga distrik tersebut merupakan distrik-distrik yang memiliki topografi dataran rendah. Distrik Mimika Baru, Kuala Kencana, Tembagapura dan Jila adalah distrik yang tidak memiliki pantai. Sedangkan Distrik Mimika Barat, Mimika Barat Tengah, Mimika Barat Jauh, Mimika Timur, Mimika Timur Tengah, Mimika Timur Jauh, Agimuga dan Jita sebagian wilayah-wilayahnya berbatasan dengan laut, sehingga distrik-distrik ini memiliki pantai.

C. Keadaan Iklim

Rata-rata suhu udara minimum di wilayah Mimika selama tahun 2010 sebesar 22 C dan maksimum 34,32 C. Sedangkan rata-rata tekanan udara minimum di wilayah Mimika selama tahun 2010 sebesar 1.005,56 Mbs dan maksimum adalah 1.014,53 Mbs. Kelembaban udara di Kabupaten Mimika rata-rata sebesar 87,67 dengan kelembaban udara tertinggi pada bulan Juni dan Juli. Kecepatan angin di Kabupaten Mimika rata-rata sebesar 5.75 knot dengan kecepatan angin terendah pada bulan Februari, Maret, Mei, dan Juni. Selanjutnya, curah hujan tertinggi di Kabupaten Mimika tahun 2010 terjadi pada bulan Juli, yaitu sebesar 939,4 mm dan terendah pada bulan Februari sebesar 261,2 mm. Jumlah hari hujan di Kabupaten Mimika menurut pantauan Stasiun BMG Timika mempunyai jarak rentang antara 23-29 hari 2009 dan 24-30 hari 2010. Jumlah hari hujan sebesar 24 hari terjadi pada bulan Februari, sedang jumlah hari hujan 30 hari terjadi pada bulan September 2010. Kota Timika hampir setiap harinya didera hujan dan dapat terlihat dari rentang waktu hari hujan yang berada pada kisaran 24-30 hari hujan. Curah hujan yang tinggi di Kabupaten Mimika sangat bermanfaat bagi masyarakat, karena air hujan digunakan untuk air minum.

D. Keadaan Demografi

Pada tahun 2010, Indonesia menyelenggarakan Sensus Penduduk yang keenam sepanjang sejarah Indonesia merdeka. Jumlah penduduk Kabupaten Mimika tahun 2010 adalah 182.000 jiwa dengan penduduk terbesar berada di Distrik Mimika Baru. Hal ini disebabkan banyak penduduk yang menetap di Timika yang merupakan pusat perekonomian, pendidikan dan pemerintahan. Dari sex ratio perbandingan antara penduduk laki-laki dan perempuan, penduduk Kabupaten Mimika yang terbesar adalah sex ratio pada Distrik Tembagapura 329. Artinya adalah jumlah penduduk laki-laki di distrik ini tiga kali lebih besar dari jumlah penduduk perempuan. Perbedaan yang sangat besar tersebut dikarenakan pada Distrik Tembagapura terdapat usaha pertambangan yang banyak menyerap tenaga kerja laki-laki. Secara keseluruhan, rata-rata anggota rumah tangga Kabupaten Mimika sebesar 4,46. Artinya, terdapat sekitar 5 orang anggota dalam sebuah keluarga. Berdasarkan kelompok umur penduduk, penduduk Kabupaten Mimika yang terbesar adalah pada kelompok umur 25-29 tahun. Sedangkan untuk penduduk dengan kelompok umur Lebih Dari 65 tahun adalah penduduk yang paling kecil jumlahnya, yaitu hanya 0,54 dari keseluruhan penduduk Kabupaten Mimika. Dilihat dari kampung atau kelurahan, penduduk terbanyak berada di Kelurahan Koperapoka dan Kelurahan Kwamki yang terdapat di Distrik Mimika Baru. Kepadatan penduduk Kabupaten Mimika sebesar 9,28. Artinya, di kabupaten ini, setiap 1 km 2 dihuni sekitar 9 jiwa penduduk. Ini berarti bahwa secara keseluruhan penduduk yang datang dan lahir lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan yang pergi dari Kabupaten Mimika atau dibandingkan dengan yang meninggal. Distrik Mimika Baru merupakan distrik terpadat penduduknya. Pada distrik ini setiap 1 km 2 wilayahnya dihuni oleh sekitar 53 jiwa. Hal ini disebabkan Distrik Mimika Baru merupakan tempat kedudukatan ibukota kabupaten.

E. Pemerintahan

Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika memiliki 12 distrik yang terdiri dari 6 kelurahan dan 79 kampung atau desa. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Mimika diketahui bahwa jumlah peserta diklat jabatan yang diselenggarakan pemerintah kabupaten menurun 71,3 124 peserta yang jika dilihat lebih jauh bahwa peserta prajabatan laki-laki menurun jumlahnya sebesar 66,6, sedangkan peserta prajabatan perempuan menurun lebih kurang 75.

F. Tenaga Kerja

Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja, pencari kerja yang terdaftar di dinas tersebut sebanyak 26.508 orang atau naik 2,3 dari tahun sebelumnya, di mana 77 adalah pencari kerja laki-laki. Dari 26.508 pencari kerja tersebut, hanya 897 orang yang ditempatkan dengan 415 orang di antaranya bekerja pada sektor pertambangan dan penggalian. Jika dilihat dari tingkat pendidikan para pencari kerja yang terdaftar, persentase terbesar 45 pencari kerja berpendidikan Sekolah Tinggi Menengah. Sedangkan pencari kerja yang paling kecil persentasenya adalah pencari kerja yang belum berpendidikan atau tamat Sekolah Dasar. Tenaga