B. Analisis Data
1. Perkembangan Penerimaan Pajak Penghasilan dari Tahun 2008-2012
Analisis untuk melihat perkembangan penerimaan Pajak Penghasilan akan menggunakan analisis time series dengan metode
jumlah kuadrat terkecil. Analisis ini dilakukan berdasarkan jenis Pajak Penghasilan yang telah ditentukan, yaitu Pajak Penghasilan Orang
Pribadi, Pajak Penghasilan Badan, dan Pajak Penghasilan Pasal 21 Khusus Karyawan.
Pertama adalah
analisis tren
terhadap perkembangan
penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi tahun 2008-2012.
Tabel 5.6 Menghitung Tren Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Tahun Y
X X
2
XY
2008 4.732.591.260
2 4
9.465.182.520 2009
1.632.871.683 1
1 1.632.871.683
2010 2.987.548.431
2011 2.860.438.632
1 1
2.860.438.632 2012
2.405.689.320 2
4 4.811.378.640
Jumlah 14.619.139.326
10 3.426.236.931
Persamaan yang akan digunakan untuk melihat perkembangan penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi adalah:
Berdasarkan hasil analisis tren tersebut, dapat dilihat bahwa perkembangan penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi dari tahun
2008-2012 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena terjadi penurunan penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi yang
signifikan Kedua,
analisis tren
akan dilakukan
untuk melihat
perkembangan penerimaan Pajak Penghasilan Badan tahun 2008-2012.
Tabel 5.7 Menghitung Tren Penerimaan Pajak Penghasilan Badan Tahun
Y X
X
2
XY
2008 3.875.029.354 2
4 7.750.058.708
2009 3.248.291.093 1
1 3.248.291.093
2010 5.954.350.028
2011 9.940.497.937
1 1
9.940.497.937 2012
15.340.266.370 2
4 30.680.532.740
Jumlah 38.358.434.782
10 29.622.680.876
Persamaan yang akan digunakan untuk melihat perkembangan penerimaan Pajak Penghasilan Badan tahun 2008-2012 adalah:
Berdasarkan hasil analisis tren di atas, dapat dilihat bahwa perkembangan penerimaan Pajak Penghasilan Badan mengalami
peningkatan dari tahun 2008-2012.
Ketiga, analisis
tren akan
dilakukan untuk
melihat perkembangan penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Khusus
Karyawan tahun 2008-2012.
Tabel 5.8 Menghitung Tren Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Khusus Karyawan
Tahun Y
X X
2
XY
2008 632.719.756.956 2
4 1.265.439.513.912
2009 509.540.982.763 1
1 509.540.982.763
2010 483.915.042.574
2011 691.343.068.541
1 1
691.343.068.541 2012
872.450.614.497 2
4 1.744.901.228.994
Jumlah 3.189.969.465.331
10 661.263.800.860
Persamaan yang digunakan untuk menghitung penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Khusus Karyawan yang diramalkan adalah:
Berdasarkan hasil analisis tren di atas, dilihat bahwa terjadi peningkatan penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Khusus
Karyawan dari tahun 2008-2012.
Berkaitan dengan hasil analisis tren di atas, terdapat tiga perbandingan untuk menunjang analisis tren tersebut. Perbandingan ini
akan memberikan penjelasan mengenai perkembangan penerimaan Pajak Penghasilan.
a. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja dengan Jumlah Wajib
Pajak Orang Pribadi dan Jumlah Unit Badan Usaha dan Wajib Pajak Badan
Perkembangan penerimaan Pajak Penghasilan dilakukan dari tahun 2008-2012. Pajak Penghasilan yang digunakan dalam penelitian
kali ini adalah Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi, Wajib Pajak Badan, dan Wajib Pajak Pasal 21 Khusus Karyawan.
Pertama, akan dilakukan perbandingan terhadap perkembangan jumlah tenaga kerja Kabupaten Mimika dengan jumlah Wajib Pajak
Orang Pribadi dalam 5 tahun terakhir, yaitu tahun 2008-2012.
Gambar 2 Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja dan Wajib Pajak
Gambar tersebut menunjukkan perkembangan jumlah tenaga kerja dengan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjelaskan
bahwa terdapat perbedaan antara jumlah tenaga kerja dan Wajib Pajak Orang Pribadi Kabupaten Mimika. Pada tahun 2008 saat KPP Pratama
baru didirikan, jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 22.043 jiwa
- 5,000
10,000 15,000
20,000 25,000
30,000 35,000
40,000 45,000
50,000
2008 2009
2010 2011
2012 WP-OP
TK
dengan jumlah tenaga kerja pada saat itu sebesar 21.616 jiwa. Dapat dilihat bahwa jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi jauh lebih besar dari
jumlah tenaga kerja Kabupaten Mimika. Hal ini dikarenakan pada saat didirikan pada tahun 2008, penggolongan Wajib Pajak dengan daerah
cakupan KPP yang ada belum jelas, sehingga menyebabkan ada Wajib Pajak yang bekerja di daerah lain, namun masih melaporkan pajaknya
di KPP Pratama Timika. Hal serupa terjadi pada tahun-tahun berikut, yaitu tahun 2009, 2010, 2011, dan tahun 2012. Jumlah Wajib Pajak
Orang Pribadi pada tahun 2009 sebesar 30.578 jiwa dengan jumlah tenaga kerja sebesar 31.403 jiwa. Terdapat selisih sebesar 825 jiwa
antara tenaga kerja dengan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi. Pada tahun 2010, jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 35.003 jiwa,
sedang jumlah tenaga kerja pada tahun 2010 adalah sebesar 37.623 jiwa, dengan selisih 2.620 jiwa Wajib Pajak Orang Pribadi. Tahun
2011, jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 39.876 jiwa dengan selisih 4.420 jiwa dengan jumlah tenaga kerja yang ada pada saat itu
berjumlah 44.296 jiwa. Tahun 2012, selisih antara jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi dengan tenaga kerja turun dari tahun sebelumnya
sebesar 3.898 jiwa, yaitu dengan jumlah tenaga kerja sebesar 47.481 jiwa dan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 43.583 jiwa.
Kedua adalah perbandingan terhadap perkembangan jumlah badan usaha yang ada di Kabupaten Mimika dengan jumlah Wajib