dengan jumlah tenaga kerja pada saat itu sebesar 21.616 jiwa. Dapat dilihat bahwa jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi jauh lebih besar dari
jumlah tenaga kerja Kabupaten Mimika. Hal ini dikarenakan pada saat didirikan pada tahun 2008, penggolongan Wajib Pajak dengan daerah
cakupan KPP yang ada belum jelas, sehingga menyebabkan ada Wajib Pajak yang bekerja di daerah lain, namun masih melaporkan pajaknya
di KPP Pratama Timika. Hal serupa terjadi pada tahun-tahun berikut, yaitu tahun 2009, 2010, 2011, dan tahun 2012. Jumlah Wajib Pajak
Orang Pribadi pada tahun 2009 sebesar 30.578 jiwa dengan jumlah tenaga kerja sebesar 31.403 jiwa. Terdapat selisih sebesar 825 jiwa
antara tenaga kerja dengan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi. Pada tahun 2010, jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 35.003 jiwa,
sedang jumlah tenaga kerja pada tahun 2010 adalah sebesar 37.623 jiwa, dengan selisih 2.620 jiwa Wajib Pajak Orang Pribadi. Tahun
2011, jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 39.876 jiwa dengan selisih 4.420 jiwa dengan jumlah tenaga kerja yang ada pada saat itu
berjumlah 44.296 jiwa. Tahun 2012, selisih antara jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi dengan tenaga kerja turun dari tahun sebelumnya
sebesar 3.898 jiwa, yaitu dengan jumlah tenaga kerja sebesar 47.481 jiwa dan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 43.583 jiwa.
Kedua adalah perbandingan terhadap perkembangan jumlah badan usaha yang ada di Kabupaten Mimika dengan jumlah Wajib
Pajak Badan Kabupaten Mimika yang terdaftar di KPP Pratama Timika.
Gambar 3 Perkembangan Badan Usaha dan Wajib Pajak Badan
Gambar di atas menunjukkan perkembangan badan usaha yang ada di Kabupaten Mimika dalam 5 tahun terakhir, dari tahun 2008-
2012. Pada gambar terlihat bahwa dari tahun 2008-2012, masih terdapat badan usaha yang belum terdaftar sebagai Wajib Pajak Badan.
Tahun 2008, jumlah badan usaha adalah 2.901 unit dan jumlah Wajib Pajak Badan adalah 2.738 unit, menjadikan terdapat selisih 163
unit badan usaha yang belum terdaftar sebagai Wajib Pajak Badan di Kabupaten Mimika. KPP Pratama Timika yang baru saja didirikan
tahun 2008 memungkinkan badan usaha yang belum tercatat sebagai Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Timika, telah terdaftar sebagai
Wajib Pajak Badan di KPP Pratama lain. Pada tahun 2009, selisih antara Wajib Pajak Badan dan badan usaha berkurang dari tahun
sebelumnya. Jumlah badan usaha pada tahun 2009 adalah 3.217 unit,
- 500
1,000 1,500
2,000 2,500
3,000 3,500
4,000 4,500
5,000
2008 2009
2010 2011
2012 WP-B
Badan Usaha
sedangkan jumlah Wajib Pajak Badan adalah 3.165 unit. Jika pada tahun 2008 masih terdapat 163 unit badan usaha yang belum terdaftar
sebagai Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Timika, maka tahun 2009 berkurang menjadi 52 unit badan usaha. Hal ini dikarenakan pada
tahun 2009, KPP Pratama Timika telah melakukan pendataan secara lengkap dan jelas terhadap badan usaha yang ada di Kabupaten
Mimika. Tahun 2010, jumlah badan usaha adalah 3.652 unit. Jumlah ini
memiliki selisih 50 unit dari jumlah Wajib Pajak Badan yang berjumlah 3.602 unit. Hal serupa terjadi pada tahun 2011 dan tahun
2012, dimana jumlah Wajib Pajak Badan terus meningkat dari tahun ke tahun. Walau jumlah unit badan usaha masih lebih besar dari Wajib
Pajak Badan, namun dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun, terus terjadi penurunan jumlah unit badan usaha yang belum terdaftar
sebagai Wajib Pajak Badan.
b. Perkembangan Jumlah Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak
Penghasilan
Perbandingan pertama yang dilakukan adalah perbandingan terhadap perkembangan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan
penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Tabel berikut ini akan menjelaskan dan membandingkan hal tersebut.
Tabel 5.9 Jumlah Wajib Pajak, Realisasi dan Rencana Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Kabupaten Mimika Tahun 2008-
2012
Sumber: KPP Pratama Timika Papua
Tabel di atas memperlihatkan bahwa jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi terus meningkat dari tahun ke tahun, dimana
peningkatan Wajib Pajak Orang Pribadi terbesar terjadi pada tahun 2009, dengan kenaikan sebesar 8.535 jiwa dari tahun sebelumnya.
Tingkat pertumbuhan Wajib Pajak Orang Pribadi tahun 2009 sebesar 38,71, dan setiap tahunnya naik 14,47 pada tahun 2010, 13,92
pada tahun 2011 dan 9,29 pada tahun 2012. Peningkatan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi dari tahun ke tahun ternyata tidak seiring
dengan penerimaan Pajak Penghasilannya. Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi terbesar selama 5 lima tahun terakhir
terjadi pada tahun 2008, sebesar Rp4.732.591.260 dengan jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi 22.043 jiwa, saat KPP Pratama Timika
baru saja didirikan. Tahun 2009, jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi dengan kenaikan sebesar 8.535 jiwa mengalami penurunan penerimaan
Pajak Penghasilan yang sangat signifikan menjadi Rp1.632.871.683. Kenaikan penerimaan Pajak Penghasilan kembali terlihat pada tahun
Tahun Jumlah
WP OP
Jiwa Realisasi Penerimaan
PPh Orang Pribadi Rupiah
Rencana Penerimaan PPh Orang Pribadi
Rupiah
2008 22.043
4.732.591.260 3.500.000.000
2009 30.578
1.632.871.683 3.200.000.000
2010 35.003
2.987.548.431 2.110.000.000
2011 39.876
2.860.438.632 2.800.000.000
2012 43.583
2.405.689.320 3.012.000.000
2010 dengan jumlah Rp2.987.548.431. Kenaikan itu rupanya tidak bertahan lama karena pada tahun 2011 dan tahun 2012 kembali terjadi
penurunan masing-masing
menjadi Rp2.860.438.632
dan Rp2.405.689.320.
Realisasi penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi ini menunjukkan bahwa penerimaan Pajak Penghasilan yang telah
direncanakan oleh KPP Pratama Timika belum tercapai seperti yang diharapkan.
Perbandingan kedua dilakukan terhadap perkembangan Wajib Pajak Badan dengan penerimaan Pajak Penghasilan Badan. Tabel
berikut akan menjelaskan dan membandingkan hal tersebut.
Tabel 5.10 Jumlah Wajib Pajak, Realisasi dan Rencana Penerimaan Pajak Penghasilan Badan Kabupaten Mimika Tahun 2008-2012
Tahun Jumlah Wajib
Pajak Badan Unit
Realisasi Penerimaan PPh
Badan Rupiah Rencana Penerimaan
PPh Badan Rupiah
2008 2.738
3.875.029.354 14.013.000.000
2009 3.165
3.248.291.093 13.219.000.000
2010 3.602
5.954.350.028 10.901.000.000
2011 4.257
9.940.497.937 16.601.000.000
2012 4.632
15.340.266.370 22.937.000.000
Sumber: KPP Pratama Timika
Data tersebut menunjukkan jumlah Wajib Pajak Badan yang dibandingkan dengan Realisasi dan Rencana Penerimaan Pajak
Penghasilan Badan Kabupaten Mimika dengan periode waktu 2008- 2012. Perbandingan ini dimaksudkan untuk melihat perkembangan
penerimaan Pajak Penghasilan Badan dengan perkembangan Wajib Pajak Badan.
Sejak didirikan pada tahun 2008, KPP Pratama Timika mencatat terdapat 2.738 unit Wajib Pajak Badan di Kabupaten Mimika
dengan jumlah
penerimaan Pajak
Penghasilan sebesar
Rp3.875.029.354. Pada tahun 2009, jumlah Wajib Pajak Badan mengalami penambahan 427 unit Wajib Pajak Badan. Kenaikan Wajib
Pajak Badan ini tidak diimbangi dengan penerimaan Pajak Penghasilan Badan pada tahun 2009. Penerimaan Pajak Penghasilan Badan tahun
2009 mengalami penurunan sebesar Rp626.738.261 dari penerimaan Pajak Penghasilan tahun 2008. Penerimaan Pajak Penghasilan Badan
tahun 2010 meningkat menjadi Rp5.954.350.028. Sejak tahun 2010, penerimaan Pajak Penghasilan Badan terus meningkat dari tahun ke
tahun secara signifikan. Tahun 2011 penerimaan Pajak Penghasilan Badan meningkat menjadi Rp9.940.497.937 dari tahun sebelumnya,
dimana peningkatan itu seiring dengan peningkatan jumlah Wajib Pajak Badan. Hal serupa juga terjadi pada penerimaan Pajak Penghasilan
Badan tahun 2012 sebesar Rp15.340.266.370, seiring dengan peningkatan jumlah wajib pajak badan Kabupaten Mimika.
c. Perkembangan Pajak Penghasilan dari Tahun 2008-2012
Berikut merupakan paparan Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan Kabupaten Mimika selama 5 tahun terakhir.
Tabel 5.11 Perkembangan Penerimaan PPh Orang Pribadi, PPh Badan, dan PPh Pasal 21 Khusus Karyawan Kabupaten Mimika Tahun 2008-
2012
Tahun PPh OP
Rupiah PPh B
Rupiah PPh 21
Rupiah Jumlah
Rupiah
2008 4.732.591.260
3.875.029.354 632.719.756.956 641.327.377.570 2009
1.632.871.683 3.248.291.093 509.540.982.763 514.422.145.539
2010 2.987.548.431
5.954.350.028 483.915.042.574 492.856.941.033 2011
2.860.438.632 9.940.497.937 691.343.068.541 704.144.005.110
2012 2.405.689.320
15.340.266.370 872.450.614.497 890.196.570.187 Sumber: KPP Pratama Timika
Perbandingan ketiga
adalah perbandingan
terhadap perkembangan dari Pajak Penghasilan itu sendiri. Pajak Penghasilan
yang akan dianalisis meliputi Pajak Penghasilan Orang Pribadi, Pajak Penghasilan Badan, dan Pajak Penghasilan Pasal 21 Khusus
Karyawan. Realisasi Pajak Penghasilan ini tidak dianalisis satu demi satu, melainkan akan dianalisis secara keseluruhan. Hal ini
dimaksudkan agar pembaca dapat melihat secara keseluruhan dan tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pemahaman. Paparan
data dalam bentuk grafik akan sangat membantu dalam melakukan penganalisaan data.
Gambar 4 Perkembangan Pajak Penghasilan Kabupaten Mimika Tahun 2008-2012
Grafik di atas menggambarkan perkembangan realisasi penerimaan Pajak Penghasilan dalam 5 lima tahun terakhir. Pada
grafik tersebut, pada tahun 2008, diperoleh Pajak Penghasilan sebesar Rp641.327.377.570. Sedangkan pada tahun 2009 dan tahun 2010,
terjadi penurunan terhadap penerimaan Pajak Penghasilan Kabupaten Mimika. Penerimaan Pajak Penghasilan tahun 2009 mengalami
penurunan karena dipengaruhi oleh rendahnya perolehan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Pajak Penghasilan Badan, dan Pajak
Penghasilan Pasal 21 Khusus Karyawan, yaitu masing-masing hanya diperoleh Rp1.632.871.683, Rp3.248.291.093 dan Rp509.540.982.763.
Walau demikian, penerimaan Pajak Penghasilan yang paling rendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp492.856.941.033, meskipun
penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi naik menjadi Rp2.987.548.431,
Pajak Penghasilan
Badan naik
menjadi Rp5.954.350.028, namun Pajak Penghasilan Pasal 21 Khusus
- 200,000,000,000
400,000,000,000 600,000,000,000
800,000,000,000 1,000,000,000,000
2008 2009
2010 2011
2012
Pajak Penghasilan
Karyawan tahun 2010 terus mengalami penurunan menjadi Rp483.915.042.574.
Penurunan tidak berlangsung lebih dari 2 dua tahun karena pada tahun 2011, terjadi peningkatan penerimaan Pajak Penghasilan
secara signifikan yaitu menjadi Rp704.144.005.110. Peningkatan penerimaan Pajak Penghasilan di tahun 2011 disebabkan oleh adanya
peningkatan penerimaan
Pajak Penghasilan
Badan sebesar
Rp9.940.497.937 dan
Pajak Penghasilan
pasal 21
sebesar Rp691.343.068.541. Walau pada tahun 2011 Pajak Penghasilan atas
Orang Pribadi masih terus menurun, namun itu tidak mempengaruhi peningkatan Pajak Penghasilan yang juga meliputi Pajak Penghasilan
Badan dan Pajak Penghasilan Pasal 21 Khusus Karyawan. Hal serupa terjadi juga di tahun 2012 dimana penerimaan Pajak Penghasilan atas
Orang Pribadi terus menurun menjadi Rp2.405.689.320, sedang Pajak Penghasilan Badan dan Pajak Penghasilan Pasal 21 Khusus Karyawan
terus mengalami peningkatan, masing-masing Rp15.340.266.370 dan Rp872.450.614.497.
2. Peramalan Penerimaan Pajak Penghasilan tahun 2013 dan 2014
Terdapat beberapa langkah yang dilakukan dengan menggunakan model time series, dimana metode yang digunakan adalah metode Jumlah
Kuadrat Terkecil the least square’s method. Sebelum melakukan
peramalan, terlebih dahulu harus diketahui nilai variabel independen nilai X.
Tabel 5.12 Menghitung Tren Penerimaan Pajak Penghasilan Tahun
Y X
X
2
XY
2008 641.327.377.570 2
4 1.282.654.755.140
2009 514.422.145.539 1
1 514.422.145.539
2010 492.856.941.033
2011 704.144.005.110
1 1
704.144.005.110 2012
890.196.570.187 2
4 1.780.393.140.374
Jumlah 3.242.947.039.439
10 687.460.244.805
Y= Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan PPh OP, PPh Badan, PPh 21
Persamaan Metode Kuadrat Terkecil adalah sebagai berikut:
Dari perhitungan di atas, maka telah diperoleh persamaan untuk melakukan peramalan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Kabupaten
Mimika tahun 2013 dan 2014. Persamaan tersebut adalah sebagai berikut.
Sebelum melakukan perhitungan peramalan Penerimaan Pajak Penghasilan Kabupaten Mimika tahun 2013 dan 2014, perlu diketahui juga
nilai X yang terkandung pada tahun yang akan diramalkan.
Tabel 5.13 Menghitung Nilai X Peramalan Tahun
X
2008 -1
2009 -2
2010 2011
1 2012
2
2013 3
2014 4
Tahun yang akan diramalkan
Untuk tahun 2013, nilai X adalah 3, maka penerimaan Pajak Penghasilan untuk tahun 2013 adalah sebagai berikut.
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diramalkan pada tahun 2013, penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi, Badan maupun Pasal 21
Khusus Karyawan sebesar Rp854.827.481.000. Untuk tahun 2014, nilai X adalah 4, maka penerimaan Pajak
Penghasilan untuk tahun 2013 adalah sebagai berikut.
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diramalkan pada tahun 2014, penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi, Badan maupun pasal 21
khusus karyawan sebesar Rp923.573.505.000. Hasil peramalan penerimaan Pajak Penghasilan di atas, dapat
diuraikan satu per satu menjadi Pajak Penghasilan Orang Pribadi, Pajak Penghasilan Badan, dan Pajak Penghasilan Pasal 21 Khusus Karyawan
tahun 2013 dan tahun 2014 sebagai berikut.
a. Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Berdasarkan tabel 5.6 tentang menghitung tren penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi, Persamaan yang akan digunakan
untuk menghitung penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi yang diramalkan adalah:
Dengan menggunakan nilai X pada tabel 5.13, maka: Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Tahun 2013
Berdasarkan perhitungan, maka diramalkan pada tahun 2013, penerimaan
Pajak Penghasilan
Orang Pribadi
sebesar Rp1.895.956.000.
Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Tahun 2014
Berdasarkan perhitungan, maka diramalkan pada tahun 2014, penerimaan
Pajak Penghasilan
Orang Pribadi
sebesar Rp1.553.333.000.
b. Penerimaan Pajak Penghasilan Badan
Berdasarkan tabel 5.7 tentang menghitung tren penerimaan Pajak Penghasilan Badan, persamaan yang akan digunakan untuk
menghitung penerimaan Pajak Penghasilan Badan yang diramalkan adalah:
Dengan menggunakan nilai X pada tabel 5.13, maka: Penerimaan Pajak Penghasilan Badan Tahun 2013
Berdasarkan perhitungan, maka diramalkan pada tahun 2013, penerimaan Pajak Penghasilan Badan sebesar Rp16.558.491.000.
Penerimaan Pajak Penghasilan Badan Tahun 2014:
Berdasarkan perhitungan, maka diramalkan pada tahun 2014, penerimaan Pajak Penghasilan Badan sebesar Rp19.520.759.000.