Perbedaan Wajib Pajak Dalam Negeri dan Wajib Pajak Luar Negeri

melalui suatu bentuk usaha tetap di Indonesia dan Wajib Pajak Luar Negeri Lainnya. Dalam Penjelasan Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008 Pasal 16 ayat 3, bagi Wajib Pajak Luar Negeri yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui suatu bentuk usaha tetap di Indonesia, cara penghitungan Penghasilan Kena Pajaknya disamakan dengan cara penghitungan Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak badan dalam negeri. Karena bentuk usaha tetap berkewajiban untuk menyelenggarakan pembukuan, Penghasilan Kena Pajaknya dihitung dengan cara penghitungan biasa. 2 Besarnya PKP Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap Dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1, besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Penjelasan Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa beban-beban yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1 satu tahun dan beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 satu tahun. Beban yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari satu tahun merupakan biaya pada tahun yang bersangkutan, sedangkan pengeluaran yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 satu tahun, pembebanannya dilakukan melalui penyusutan atau melalui amortisasi. Di samping itu, apabila dalam suatu tahun pajak didapat kerugian karena penjualan harta atau karena selisih kurs, kerugian-kerugian tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan lazim disebut sebagai biaya sehari-hari yang boleh dibebankan pada tahun pengeluaran yang bersangkutan. Pengeluaran-pengeluaran tersebut harus mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan usaha atau dengan kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak agar dapat dibebankan sebagai biaya. Yang termasuk biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan adalah biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, seperti yang pertama adalah biaya pembelian bahan, biaya berkenaan dengan pekerjaan termasuk upah dan gaji, bunga, sewa, royalti, biaya perjalanan, biaya pengolahan limbah, premi asuransi, biaya promosi dan penjualan, biaya administrasi, pajak selain pajak penghasilan.