penggerak, dan perlengkapan atau alat-alat yang lain. Douglas C. Montgomery, 1993, Hal 2 .
Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk yang sesuai dengan
spesifikasi dan kelonggaran yang diisyaratkan oleh rancangan. Kualitas kecocokan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pemilihan proses
pembuatan, latihan dan pengawasan angkatan kerja, jenis sistem jaminan kualitas pengendalian proses, uji, aktivitas pemeriksaan yang digunakan, seberapa jauh
prosedur jaminan kualitas ini diikuti, dan motivasi angkatan kerja untuk mencapai kualitas. Douglas C. Montgomery, 1993, Hal 2 .
2.1.1 Pengendalian Kualitas
Tiap produk mempunyai sejumlah unsur yang bersama-sama menggambarkan kecocokan penggunaannya. Parameter - parameter ini biasanya
dinamakan ciri-ciri kualitas quality characteristics. Ciri-ciri kualitas menurut Douglas C. Montgomery, 1993, hal 3 ada beberapa jenis :
1. Fisik : panjang, berat, voltage, kekentalan. 2. Indera : rasa, penampilan, warna.
3. Orientasi waktu : keandalan dapat dipercaya, dapat dipelihara, dapat dirawat. Pengendalian kualitas didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari
pemeriksaan atau pengujian analisis dan tindakan-tindakan yang harus diambil dengan memanfaatkan kombinasi seluruh peralatan dan teknik-teknik, guna
mengendalikan kualitas produk dengan ongkos minimal.
Dalam istilah “Kendali Kualitas”, mengandung pengertian bahwa “Kualitas” bukan berarti terbaik di dunia industri kata itu berarti “terbaik dalam
memuaskan kebutuhan pelanggan tertentu” Feigenbaum, 1983, hal 3. Feigenbaum mengemukakan 2 hal penting dari kebutuhan konsumen
yaitu fungsi dan harga produk, dua syarat ini tercemin dalam beberapa kondisi- kondisi produk, diantaranya :
1. Kondisi Spesifikasi dimensi dan karakteristik
2. Umur produk dan keandalan
3. Standar yang relevan
4. Biaya rekayasa, pembuatan dan mutu
5. Pembuatan persyaratan produksi
6. Fungsi, pemeliharaan dan pemasangan di lapangan
7. Biaya-biaya operasi dan pemakaian konsumen
Berdasarkan hal di atas jelaslah kualitas tidak hanya berkaitan dengan mutu teknis produk, tetapi juga nilai ekonomisnya, sehingga kualitas menjadi faktor
dasar keputusan konsumen dalam produk dan jasa.
2.1.2 Tujuan Pengendalian Kualitas
Tujuan dari pengendalian kualitas adalah : 1. Pencapaian kebijaksanaan dan target perusahaan secara efisien.
2. Perbaikan hubungan manusia. 3. Peningkatan moral karyawan.
4. Pengembangan kemampuan tenaga kerja.
Dengan mengarahkan pada pencapaian tujuan - tujuan di atas akan terjadi peningkatan produktivitas dan profitabilitas usaha. Secara spesifik dapat
dikatakan bahwa tujuan pengendalian kualitas adalah : 1. Memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan.
2. Penurunan ongkos secara keseluruhan.
2.1.3 Kegiatan Pengendalian Kualitas