Dengan mengarahkan pada pencapaian tujuan - tujuan di atas akan terjadi peningkatan produktivitas dan profitabilitas usaha. Secara spesifik dapat
dikatakan bahwa tujuan pengendalian kualitas adalah : 1. Memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan.
2. Penurunan ongkos secara keseluruhan.
2.1.3 Kegiatan Pengendalian Kualitas
Kegiatan pengendalian kualitas pada dasarnya terdiri dari 4 langkah yaitu : 1.
Menetapkan standar, yaitu standar kualitas biaya, standar kualitas prestasi kerja, standar kualitas keamanan dan standar kualitas keandalan yang
diperlukan untuk suatu produk. 2.
Menilai kesesuaian antara produk yang dibuat dengan standar. 3.
Mengambil tindakan bila diperlukan, yaitu mencari penyebab timbulnya masalah dan mencari pemecahan masalah.
4. Perencanaan peningkatan, berupa pengembangan usaha-usaha yang continue
untuk memperbaiki standar-standar biaya, prestasi keamanan dan keandalan. Kegiatan pengendalian kualitas yang menunjang tercapainya standar
kualitas tertentu tersebut, melibatkan unsur – unsur manusia, mesin, peralatan, spesifikasi dan metode pengujian.
Dengan adanya pengendalian diharapkan penyimpangan-penyimpangan yang muncul dapat dikurangi dan proses dapat diarahkan pada tujuan yang
dicapai. Oleh karena itu fungsi pengendalian kualitas ini harus dilaksanakan sebelum maupun pada saat pekerjaan pembuatan dilakukan Feigenbaum, 1983,
hal 5.
2.1.4 Rekayasa Kualitas
Rekayasa kualitas dapat diartikan sebagai proses pengukuran yang dilakukan selama perancangan produk atau proses. Kerangka dasar dari rekayasa
kualitas merupakan suatu hubungan antara dua disiplin ilmu yaitu teknik perancangan dan manufaktur, dimana mencakup seluruh aktivitas pengendalian
kualitas dalam setiap fase dari penelitian dan pengembangan produk, perancangan proses, perancangan produksi, dan kepuasan konsumen. Irwan Soejanto, 2002,
hal 1 Target dari metodologi rekayasa kualitas ini adalah untuk mencapai
seluruh target dari perbaikan terus menerus, penemuan yang dipercepat, penyelesaian masalah dengan cepat, dan efektivitas biaya dalam meningkatkan
kualitas produk. Metodologi rekayasa kualitas dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu rekayasa kualitas secara off - line dan rekayasa kualitas secara on - line.
1. Rekayasa kualitas secara Off - Line. Dalam rekayasa kualitas secara of – line, perancangan eksperimen
merupakan peralatan yang sangat fundamental terutama pada kegiatan penelitian dan pengembangan produk. Teknik perancangan eksperimen pada dasarnya
melalui dua hal yaitu mengidentifikasi sumber dari variasi dan menentukan perancangan proses yang optimal. Metodologi rekayasa kualitas secara off – line
terbagi dalam 3 tahap yaitu : A. Perancangan Konsep
Phase ini berfungsi untuk dapat berhubungan dengan konsumen dan mendapatkan suara konsumen dengan kemampuan daya cipta dan kemampuan
teknis untuk merancang konsep produk yang unggul. Tahap ini merupakan tahap pemunculan ide dalam kegiatan, phase ini antara lain :
Quality Function Deployment yaitu menterjemahkan keinginan konsumen ke dalam istilah teknis.
Theory Of Inventative Problem Solving yaitu sebuah koleksi tool yang didapatkan dari menganalisa literatur yang dapat berguna untuk
membangkitkan pemecahan yang inovatif terhadap masalah teknis. Design Of Experiments yaitu eksperimen faktorial penuh dan faktorial parsial
dapat mengetahui efek dari beberapa parameter secara serentak. B Perancangan Parameter
Phase ini berfungsi untuk mengoptimalisasi level dari faktor pengendali terhadap efek yang ditimbulkan sehingga produk yang dihasilkan dapat tangguh.
Metode yang digunakan dalam phase ini antara lain : Engineering Analysis yaitu menggunakan pelatihan, pengalaman, dan percobaan
untuk menemukan sumber variabilitas dan respon yang efektif. The System P- Diagram yaitu suatu model yang tangguh untuk menggambarkan
dan menggolongkan berbagai parameter yang mempengaruhi output dari sistem. Dynamic and Static Signal to Noise Optimatization yaitu mengoptimalkan suatu
perancangan parameter untuk mengurangi variabilitas menggunakan perhitungan signal to noise ratio.
C. Perancangan Toleransi Pada phase terakhir dari rekayasa kualitas secara off – line yaitu
perancangan toleransi. Perancangan toleransi ini dilakukan dengan menggunakan
matrik orthogonal, loss function, dan Anova untuk menyeimbangkan biaya dan mutu dari suatu produk. Metode yang digunakan dalam phase ini antara lain :
Quality Loss Function yaitu persamaan yang menghubungkan variasi dari performan biaya produk dengan level deviasi dari target.
Analysis Of Variance Anova yaitu suatu teknik statistik yang secara kuantitatif menentukan kontribusi variasi total yang dibentuk dari setiap faktor kendali. Hal
ini dapat dipelajari dalam disiplin ilmu perancangan eksperimen. Design Of Experiments yaitu eksperimen faktorial penuh dan faktorial parsial
dapat mengetahui efek dari beberapa parameter secara serentak. 2. Rekayasa Kualitas Secara On – Line
Rekayasa kualitas secara on – line merupakan suatu aktivitas untuk mengamati dan mengendalikan kualitas pada setiap proses produksi secara
langsung. Aktivitas ini sangat penting dalam menjaga agar biaya produksi menjadi rendah dan secara langsung dapat meningkatkan mutu produk. Beberapa
model yang digunakan dalam rekayasa kualitas secara on – line adalah : Statistical Process Control yaitu melakukan pengamatan, pengendalian, dan
pengujian kepada setiap tahap proses produksi agar tidak terjadi penyimpangan yang cukup besar.
Static Signal to Noise Ratio yaitu mereduksi variasi dengan menggunakan variasi aplikasi dari robust design untuk memecahkan permasalahan dalam
proses produksi.
2.2 Metode Perbaikan Kualitas