Risiko Wartawan Wartawan 1. Pengertian Wartawan

bawah tekanan waktu, seringkali mengakibatkan wartawan beresiko stres tinggi. Banyak wartawan senior, yang terbiasa dengan hidup kacau terserang penyakit seperti ginjal, hati, paru-paru dan jantung. Wartawan-wartawan pemula juga paling sering terkena stres karena menghadapi tuntutan deadline dan rutunitas. Konsekuensi peling sering terjadi adalah dampak buruk akibat kurang tidur atau tidur tidak teratur. Misalnya, banyak wartawan harus begadang untuk menyelesaikan laporan utama suatu tabloid Zaenuddin, 2007. Masalah kesejahteraan juga termasuk faktor penghambat bagi wartawan dalam berkarya. Beban tanggung jawab dan segala resiko yang harus dihadapi oleh wartawan ternyata kurang mendapat penghargaan yang baik secara ekonomi. Hal ini sering kali dimanfaat pihak-pihak yang sedang menjadi incaran berita. Masduki 2005 mengungkapkan rendahnya gaji ini ikut merusak standar profesional yang mengacu pada kode etik terutama pelaksanaan sikap anti sogokan. Aceng Abdullah dalam Masduki, 2005 bahkan menyebutkan bahwa salah satu mitos yang melekat pada wartawan adalah wartawan selalu komersial. Sosok wartawan selalu lekat dengan amplop. Ada persepsi buruk bahwa berhubungan dengan wartawan selalu membutuhkan dana. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

Zautra dalam Passer Smith, 2004 mendefinisikan stres sebagai respon terhadap suatu peristiwa yang ditandai dengan munculnya emosi-emosi negatif. Looker Gregson 2004 mendefinisikan stres sebagai sebuah keadaan yang dialami individu ketika terjadi sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya Sarafino dalam Smet, 1994 mendefinisikan stres sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial seseorang. Stres didefinisikan sebagai sebuah pola dari penilaian kognitif, respon fisiologis dan kecenderungan perilaku yang muncul ketika menanggapi sebuah ketidakseimbangan yang dirasakan antara permintaan situasional dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatasi hal tersebut PasserSmith, 2004. Menurut Santrock 2003, stres adalah respon individu terhadap stressor, keadaan atau peristiwa yang mengancam dan mempengaruhi kemampuan coping. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa stres adalah respon individu baik secara kognitif, fisiologis maupun perilaku yang muncul karena terjadi ketidakseimbangan antara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tuntutan-tuntutan yang diterima dengan sumber daya atau kemampuan yang ada.

2. Pengertian Stres Kerja

Stres kerja pada intinya merujuk pada kondisi dari pekerjaan yang mengancam individu Ancaman ini dapat berasal dari tuntutan pekerjaan itu atau karena kurang terpenuhinya kebutuhan individu. Stres kerja ini muncul sebagai bentuk ketidakharmonisan individu dengan lingkungan kerjanya Diahsari, 2001. Karasek’s LandyConte, 2004 menyatakan bahwa kombinasi antara tuntutan pekerjaan yang tinggi dengan rendahnya kontrol terhadap pekerjaan akan menghasilkan tegangan pekerjaan yang tinggi dimana berpengaruh terhadap munculnya gangguan pada kesehatan. Beehr dan Newman dalam Diahsari, 2001 mengatakan bahwa stres kerja adalah interaksi antara kondisi kerja dengan sifat-sifat pekerja yang mengubah fungsi fisik maupun psikis yang normal. Definisi ini menunjukkan bahwa stres kerja merupakan tuntutan pekerjaan yang tidak mampu diimbangi oleh kemampuan karyawan. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah sebuah kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan ketidakharmonisan antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari pekerjaan dengan kemampuan yang ada individu yang ditandai dengan munculnya perubahan fungsi fisik maupun psikis menjadi tidak normal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Sumber Stres Kerja

Luthan dalam Susiyatri, 2004, menyebutkan bahwa sumber stres berasal dari empat faktor yaitu: a. Sumber dari luar organisasi, yang meliputi perubahan sosial, teknologi, keluarga, kondisi ekonomi dan finansial, kelas dan ras, serta kondisi lingkungan. b. Sumber dari dalam organisasi, yang meliputi strategi dan kebijaksanaan administrasi, desain dan struktur organisasi, proses organisasi dan kondisi kerja. c. Sumber kelompok, yang dikategorikan menjadi tiga area, yaitu: kurangnya kohesifitas kelompok, kurangnya dukungan kelompok, dan inter-individual interpersonal dan intergroup conflict. d. Sumber dari diri karyawan itu sendiri, misalnya peran yang ambigu, adanya konflik peran dan kepribadian individu yang mempengaruhi individu dalam bekerja. Margolis, Kroes Quinn dalam ShcultzShcultz, 1990 mengatakan bahwa para psikolog menggunakan kata overload dalam mengidentifikasi dua tipe penyebab stres kerja, yaitu: Quantitative Overload, ialah kondisi dimana tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu sangat tinggi. Sebagai contoh, sebuah penelitian terhadap pasien serangan jantung usia muda menemukan bahwa tujuh puluh persen dari mereka bekerja lebih dari enam puluh jam per minggu. Qualitative Overload, ialah tingginya tingkat kesulitan pekerjaan yang harus diselesaikan oleh karyawan. Hal ini berkaitan dengan ketidakmampuan dalam memenuhi tuntutan pekerjaan. Hardjana 1994 dalam bukunya menjelaskan bahwa terdapat dua sumber stres yaitu : sumber stres yang berasal dari dalam diri internal sources, misalnya menderita suatu penyakit, konflik internal dan sumber stres yang berasal dari lingkungan luar eksternal sources, baik lingkungan kerja maupun lingkungan sekeliling. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah faktor- faktor yang berasal dari luar individu eksternal. Hal ini didasarkan pada hasil yang ingin diungkap oleh peneliti yaitu tingkat stres kerja yang banyak dipengaruhi oleh situasi pada pekerjaan subyek dimana pada situasi tersebut menimbulkan adanya tuntutan dan tekanan yang harus dipenuhi. Situasi tersebut antara lain deadline, tekanan dari atasan, resiko fisik, psikis serta sosial.

4. Gejala Stres Kerja

Spector dalam Widyarani, 2006 menjelaskan tiga jenis reaksigejala yang dialami seseorang ketika menghadapi situasi yang menekan. Ketiga jenis reaksigejala tersebut adalah: a. Reaksi Psikologis Reaksi psikologis adalah reaksi psikis terhadap stres yang dialami. Biasanya gejala ini terjadi secara bersamaan dengan intensitas