Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres

tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu sangat tinggi dan Qualitative Overload, ialah tingginya tingkat kesulitan pekerjaan yang harus diselesaikan oleh karyawan. Hal ini berkaitan dengan ketidakmampuan dalam memenuhi tuntutan pekerjaan. Berkaitan dengan tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan, wartawan memiliki kewajiban menepati deadline. Deadline adalah batas waktu terakhir naskah berita dapat dipertimbangkan pemuatannya dalam media cetak atau elektronik Zaenuddin, 2007. Tentu saja pelanggaran terhadap deadline berakibat menghambat proses kerja redaksi dan bisa merusak produk. Untuk itu wartawan harus bisa mengatur waktu agar tidak melanggar deadaline. Namun, pada saat melaksanakan tugasnya, wartawan sering mendapat banyak hambatan. Misalnya, faktor kooperatif dari narasumber menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran tugas dari wartawan Marga Raharja, 2007. Seringkali narasumber tidak mau diwawancarai, mengelak ataupun menghindar dari para wartawan yang ingin mengklarifikasi suatu kasus. Selain itu, tugas sebagai wartawan memiliki resiko yang besar. Berbagai tindakan kekerasan, ancaman, penculikan bahkan sampai pembunuhan sering menimpa wartawan saat bertugas. Aliansi Jurnalis Independen dalam Masduki, 2005 mencatat bahwa pada tahun 2001 terjadi 104 kasus kekerasan baik fisik maupun non fisik pada wartawan. Resiko kecelakaan saat bertugas juga harus siap dihadapi oleh wartawan. Tidak jarang resiko kecelakaan saat bertugas membawa korban jiwa bagi kalangan wartawan, seperti yang terjadi dalam tragedi kapal Levina I. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dalam menuliskan berita yang didapatkannya pun, wartawan masih mendapat tekanan dari redaktur agar cepat-cepat menyelesaikan berita tesebut. Tidak jarang pada saat menulis berita, wartawan di desak-desak bahkan sampai dibentak dan dimarahi karena dianggap lelet dan melanggar deadline. Dalam kesehariannya, wartawan harus siap bekerja setiap saat. Kapan saja wartawan harus siaga meliput berbagai peristiwa untuk ditulis atau disiarkan sebagai berita. Misalnya ada di tengah malam terjadi pengeboman atau di pagi hari terjadi peristiwa kebakaran, wartawan harus siap meliputnya. Kecuali sedang mengambil cuti atau berhalangan karena sakit, wartawan harus siap ditugaskan kapan saja untuk meliput suatu berita Zaenuddin, 2007. Beratnya kewajiban, tanggung jawab dan resiko yang menjadi beban wartawan ternyata kurang mendapatkan timbal balik yang seimbang, khususnya dari segi ekonomi. Luthan dalam Susiyatri, 2004 menyebutkan bahwa salah satu faktor penyebab stres yang berasal dari luar organisasi adalah masalah kondisi ekoniomi dan finansial. Masduki 2005 mengungkapkan rendahnya gaji ini ikut merusak standar profesional yang mengacu pada kode etik terutama pelaksanaan sikap anti sogokan. Aceng Abdullah dalam Masduki, 2005 bahkan menyebutkan bahwa salah satu mitos yang melekat pada wartawan adalah wartawan selalu komersial. Uraian di atas adalah gambaran kewajiban serta resiko yang menjadi konsekuensi tugas sebagai seorang wartawan dimana hal tersebut berpotensi sebagai stressor yang mengacu terjadinya stres kerja. Spector dalam Widyarani, 2006 menjelaskan tiga jenis gejala yang dialami seseorang ketika menghadapi situasi yang menekan. Ketiga jenis reaksi tersebut adalah: pertama, reaksi Psikologis, yaitu reaksi psikis terhadap stres yang dialami. Contoh dari reaksi psikologis adalah cemas, frustasi, daya ingat menurun, kecewa, gelisah, sulit memecahkan masalah dan lesu. Kedua, reaksi Fisiologis, yaitu reaksi fisik yang muncul ketika seseorang menghadapi situasi yang penuh dengan tekanan disebut reaksi fisiologis. Bagian fisik yang paling sering terasa sakit adalah daerah kepala dan perut. Contoh dari reaksi fisiologis yaitu sakit kepala, sakit perut, tekanan darah meningkat dan sebagainya. Ketiga, reaksi Perilaku, yaitu ketika seseorang menunjukkan perilaku tertentu yang intensitasnya meningkat atau menurun secara drastis sewaktu mengalami stres itu maka itu disebut reaksi perilaku. Contoh dari reaksi perilaku adalah merokok, berdoa, dan sulit tidur. Namun, setiap manusia memiliki sumber daya sendiri-sendiri dalam merespon stres yang dialami. Hal ini juga berlaku bagi setiap wartawan. Hardjana 1994 mengemukakan, ada dua faktor pokok yang mempengaruhi penilaian kita yaitu, faktor pribadi dan situasi. Faktor pribadi meliputi unsur intelektual, motivasi dan kepribadian. Sedangkan faktor situasi meliputi beberapa bentuk, yaitu : bentuk pertama, bila hal, peristiwa, orang dan keadaan itu mengandung tuntutan berat dan mendesak, yang kedua, bila hal itu berhubungan dengan perubahan hidup, seperti mulai masuk kerja, menikah, menjadi orang tua. Bentuk ketiga adalah ketidakjelasan dalam situasi, misalnya ditempat kerja fungsi tidak jelas, tugas kabur. Bentuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI