Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
yang membanggakan di sekolah. Iwan dan saudara-saudaranya mampu diterima di perguruan tinggi negeri berkat prestasi akademik yang mereka capai. Pada
akhirnya, mereka menjadi orang-orang sukses dan merentaskan keluarga mereka dari kemiskinan.
Masalah kemiskinan dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple yang terjadi pada keluarga Iwan karena beberapa hal. Pertama,
keluarga mereka berasal dari kalangan menengah ke bawah. Kedua, tradisi “mangan ora mangan sing penting kumpul” membuat kakek-nenek Iwan tidak
dapat keluar kota menemukan pekerjaan yang lebih baik, sedangkan di Kota Batu tidak banyak pekerjaan yang menjanjikan pendapatan layak. Ketiga, keluarga
Iwan berasal dari keluarga yang berpendidikan rendah sehingga bapak dan semua saudara laki-laki ibunya hanya memiliki keterampilan terbatas, yaitu menjadi
sopir angkot. Masalah kemiskinan biasanya menjadi hambatan bagi seseorang untuk hidup
maju namun cerita dalam novel ini adalah bukti nyata dari sang pengarang dalam menyikapi kemiskinan menjadi semangat untuk mengejar kesuksesan melalui
pendidikan. Iwan dan saudara-saudaranya mampu mengubah garis hidup keluarganya menjadi lebih baik karena keberhasilan mereka di dunia pendidikan.
Hal ini semakin memperlihatkan fungsi pendidikan tidak hanya mencerdaskan namun juga mampu menjadi akses terjadinya mobilitas sosial yang positif dalam
kelas sosial di masyarakat. Gambaran tersebut terdapat dalam kutipan teks novel 9 Summers 10 Autumns: dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan
dibawah ini.
Perjuangan keluargaku bagaikan sesuatu yang tak mungkin dilakukan. Seorang sopir truk dengan dua anak kuliah, di Bogor dan di Malang, dua anak
lagi masih di SMA dan SMP Gelombang semakin besar, tapi pelayaran kami tak berhenti. Kami terus maju, kami terus memberanikan diri, karena berdiam hanya
menunggu badai.
9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 99. Barusan aku dipromosikan menjadi Senior Manager, Operations Nielsen
Consumer Research New York Nggak menyangka sama sekali, setelah lima tahun di New York, dengan berbekal ijazah lokal, aku bisa meraih posisi ini.
Siapa sangka, anak sopir bisa hidup di New York dan mendapatkan penghargaan seperti ini. Ini lebih dari mimpiku.
9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, hlm. 113. Kesuksesan novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple
di Indonesia membuat novel ini diterjemahkan ke dalam versi Bahasa Inggris untuk memperluas pemasarannya. Selain itu, cerita dari novel 9 Summers 10
Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple juga diangkat ke film dengan judul 9 Summer 10 Autumns. Rasa sayang pada ibunya dan Kota Batu tidak cukup
diceritakan oleh Iwan Setyawan di novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple sehingga ia kembali mengeluarkan novel yang berjudul Ibuk dan
Melankoli Kota Batu yang merupakan buku kumpulan fotografi dan narasi puitis. Novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple menarik
untuk diteliti karena beberapa hal. Pertama, kisah novel ini sangat inspiratif dan penuh dengan nilai-nilai kehidupan yang dapat diteladani. Kedua, novel ini
terinspirasi kisah nyata dari sang pengarang sehingga banyak pelajaran hidup yang terkandung dalam novel ini relevan untuk diterapkan dalam kehidupan kita.
Ketiga, Iwan Setyawan sebagai pengarang sangat detail dalam mendeskripsikan tokoh, tempat, dan setiap peristiwa yang terjadi didalam novel ini dengan bahasa
yang sederhana.
Hillway dalam Nasir 1988:13 mengungkapkan bahwa penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati
dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. Melakukan penelitian karya sastra dibutuhkan metode
penelitian yang tepat agar menghasilkan telaah karya sastra yang benar. Penelitian akan dilakukan dengan mengunakan pendekatan Sosiologi Sastra.
Pendekatan sosiologi sastra dilatarbelakangi oleh fakta bahwa keberadaan karya sastra tidak dapat terlepas dari realitas sosial yang tejadi dalam masyarakat.
Sebagai salah satu pendekatan dalam kritik sastra, sosiologi sastra dapat mengacu pada cara memahami dan menilai sastra yang mempertimbangkan segi-segi
kemasyarakatan sosial Wiyatmi, 2006:98. Karya sastra diciptakan oleh pengarang dan pengarang adalah bagian dari masyarakat sehingga dapat
disimpulkan bahwa karya sastra adalah ungkapan perasaan masyarakat. Di antara genre utama karya sastra, yaitu puisi, prosa dan drama, genre prosalah, khususnya
novel, yang dianggap paling dominan dalam menampilkan unsur-unsur sosial. Alasan yang dapat dikemukakan, diantaranya: a novel menampilkan unsur-unsur
cerita yang paling lengkap, memiliki media yang paling luas, menyajikan masalah-masalah kemasyarakatan yang paling luas, b bahasa novel cenderung
merupakan bahasa sehari-hari, bahasa yang paling umum digunakan dalam masyarakat Ratna, 2004:335-336. Oleh karena itulah, dikatakan bahwa novel
merupakan genre yang paling sosiologis dan responsif sebab sangat peka terhadap fluktuasi sosiohistoris. Selain itu kebebasan sekaligus kemampuan karya sastra
untuk memasukkan hampir seluruh aspek kehidupan manusia menjadikan karya sastra sangat dekat dengan aspirasi masyarakat Ratna, 2004.
Pendekatan sosiologi sastra dipilih untuk menjabarkan pengaruh masyarakat terhadap sastra dan kedudukan sastra dalam masyarakat. Penulis tertarik
menganalisis permasalahan sosial khususnya mengenai masalah kemiskinan yang terkandung dalam cerita novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The
Big Apple karya Iwan Setyawan. Selain menganalisis masalah-masalah kemiskinan yang terkandung dalam
novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple, Penulis juga akan menganalisis tokoh, latar, alur, tema, dan bahasa dalam novel tersebut.
Sebagai calon guru, penulis akan berusaha mengimplementasikan hasil pengkajian novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan
Setyawan ini dalam materi pembelajaran sastra di SMA kelas XI, semester 1.
Alasan peneliti ingin mengimplementasikan hasil penelitian ini dalam materi pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester 1 karena hasil penelitian ini sesuai
jika digunakan dalam materi pembelajaran sastra dengan Standar Kompetensi di SMA kelas XI semester 1, yaitu
memahami berbagai hikayat, novel Indonesianovel terjemahan. Kompetensi Dasar :
menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesiaterjemahan. Selain itu cerita novel 9
Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple juga mengandung nilai- nilai karakter yang sedang digalakkan pada setiap materi pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMA, seperti nilai: religius, kerja keras, disiplin, mandiri, menghargai prestasi, dan tanggung jawab. Cerita novel 9 Summers 10 Autumns:
Dari Kota Apel ke The Big Apple juga menyajikan peristiwa-peristiwa ringan yang umum dialami keluarga menengah ke bawah di Indonesia sehingga siswa akan
mudah memahami isi cerita novel ini. Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa novel 9 Summers
10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan akan dianalisis dengan menggunaan pendekatan sosiologi sastra. Analisis ini bertujuan
untuk mendeskripsikan masalah kemiskinan yang terkandung dalam novel 9 Summers 10 Autumns: Dari Kota Apel ke The Big Apple karya Iwan Setyawan.
Hasil deskripsi ini akan diimplementasikan dalam materi pembelajaran satra di SMA kelas XI semester 1.