Tokoh Bulat LANDASAN TEORI
berhubungan dengan jati diri tokoh dapat dibedakan ke dalam dua cara atau teknik, yaitu teknik penjelasan, ekspositori dan teknik dramatik atau istilah
lainnya pelukisan secara langsung dan pelukisan secara tidak langsung Nurgiyantoro, 1995. Berikut penjelasan kedua teknik tersebut.
a. Teknik Ekspositori
Teknik pelukisan tokoh ini memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung. Tokoh cerita hadir dan dihadirkan oleh pengarang ke
hadapan pembaca secara tidak berbelit-belit, melainkan begitu saja dan langsung disertai deskripsi kediriannya, yang mungkin berupa sikap, sifat,
watak, tingkah laku, atau bahkan juga ciri fisiknya. Biasanya hal tersebut terungkap dalam tahap perkenalan.
b. Teknik Dramatik
Penampilan tokoh cerita, dalam teknik dramatik, artinya mirip dengan yang ditampilkan pada drama, dilakukan secara tak langsung. Pengarang tidak
mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Pengarang membiarkan para tokoh cerita untuk menunjukkan kediriannya
sendiri melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal lewat kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku, dan juga melaui
peristiwa yang terjadi. Wujud penggambaran teknik dramatik dapat dilakukan dengan sejumlah teknik. Berbagai teknik yang dimaksud sebagian
di antaranya akan dikemukakan berikut.
1 Teknik Cakapan
Percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita biasanya juga dimaksudkan untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan.
Namun tidak semua percakapan mampu mencerminkan kedirian tokoh hanya percakapan yang baik, efektif, dan fungsional yang mampu
menunjukkan perkembangan plot dan sekaligus mencerminkan sifat kedirian tokoh.
2 Teknik Tingkah Laku
Teknik tingkah laku menyaran pada tindakan yang bersifat nonverbal, fisik. Wujud tindakan dan tingkah laku menunjukkan reaksi, tanggapan,
sifat, dan sikap yang mencerminkan sifat-sifat kediriannya meskipun tidak semua tingkah laku yang dilakukan tokoh dapat mencerminkan hal
tersebut. 3
Teknik Pikiran dan Perasaan Keadaan dan jalan pikiran serta perasaan yang melintas di dalam pikiran
dan perasaan, serta apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh tokoh, dalam banyak hal akan mencerminkan sifat sifat kedirian tokoh tersebut.
Perbuatan dan kata-kata merupakan wujud konkret tingkah laku pikiran dan perasaan. Meskipun tidak semua pikiran dan perasaan diwujudkan
secara konret dalam bentuk perbuatan dan kata-kata. 4
Teknik Arus Kesadaran Arus kesadaran merupakan sebuah teknik narasi yang berusaha
menangkap pandangan dan aliran proses mental tokoh, di mana
tanggapan indera bercampur dengan kesadaran dan ketidaksadaran pikiran, perasaan, ingatan, harapan, dan asosiasi-asosiasi acak Abrams
dalam Nurgiyantoro, 1995:206. Arus kesadaran sering disamakan dengan interior monologue, monolog batin. Monolog batin, percakapan
yang hanya terjadi dalam diri sendiri, yang umumnya ditampilan dengan gaya “aku”, berusaha menangkap kehidupan batin, urutan suasana
kehidupan batin, pikiran, perasaan, emosi, tanggapan, kenangan, nafsu, dan sebagainya.
5 Teknik Reaksi Tokoh
Teknik reaksi tokoh dimaksudkan sebagai reaksi tokoh terhadap suatu kejadian, masalah, keadaan, kata, dan sikap-tingkah-laku orang lain, dan
sebagainya yang berupa “rangsang” dari luar diri tokoh yang bersangkutan.
6 Teknik Reaksi Tokoh Lain
Reaksi tokoh-tokoh lain dimaksudkan sebagai reaksi yang diberikan oleh tokoh lain terhadap tokoh utama, atau tokoh yang dipelajari
kediriannya, yang berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar, dan lain-lain. Penilaian kedirian tokoh utama diceritakan oleh tokoh-tokoh
cerita yang lain dalam sebuah karya. 7
Teknik Pelukisan Latar Suasana latar tempat sekitar tokoh sering dipakai untuk melukiskan
kediriannya. Pelukisan suasana latar dapat lebih mengitensifkan sifat kedirian tokoh seperti yang telah diungkapkan dengan berbagai teknik
yang lain. Keadaan latar tertentu dapat menimbulkan kesan yang tertentu di pihak pembaca.
8 Teknik Pelukisan Fisik
Keadaan fisik seseorang sering berkaitan dengan keadaan kejiwaannya, atau paling tidak, pengarang sengaja mencari dan memperhubungkan
adanya keterkaitan itu. Keadaan fisik tokoh perlu dilukiskan, terutama jika ia memiliki bentuk fisik khas sehingga pembaca dapat
menggambarkan secara imajinatif. Adapun pendapat berdasarkan Aminudin dalam Siswanto 2008:145
menyebutkan beberapa cara memahami watak tokoh, yaitu: a melalui tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya, b gambaran yang diberikan
pengarang lewat gambaran lingkungan kehidupannya maupun caranya berpakaian, c menunjukkan bagaimana perilakunya, d melihat bagaimana tokoh
itu berbicara tentang dirinya sendiri, e memahami jalan pikirannya, f melihat bagaimanakah tokoh lain berbincang tentangnya, g melihat tokoh lain berbincang
dengannya, h melihat bagaimanakah tokoh-tokoh yang lain itu member reaksi terhadapnya, dan i melihat bagaimanakah tokoh itu mereaksi dalam yang lain.