dengan makna atau tema. Kedua, tokoh itu yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain. Kedua, tokoh itu yang paling banyak membutuhkan waktu
penceritaan.
b. Tokoh Tambahan
Tokoh tambahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya dalam cerita tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama
Wahyuningtyas Santoso, 2011:3. Berdasarkan fungsi penampilan tokoh, tokoh dibedakan menjadi:
a. Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi —yang salah satu jenisnya
secara popular disebut hero —tokoh yang merupakan pengejawantahan
norma-norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita Altenbernd Lewis dalam Nurgiyantoro, 2007:178. Menurut Sudjiman 1988:18, tokoh protagonis
selalu menjadi tokoh yang sentral dalam cerita.
b. Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis adalah tokoh penyebab terjadinya konflik Nurgiyantoro, 2007:179. Sudjiman 1988:19 berpendapat bahwa tokoh yang merupakan
penentang utama dari tokoh protagonis disebut antagonis atau tokoh lawan. Berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi:
a. Tokoh Sederhana
Tokoh sederhana dalam bentuknya yang asli, adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat-watak yang tertentu saja
Nurgiyantoro, 2007:181-182. Dalam bukunya yang berjudul Memahami
Cerita Rekaan, Sudjiman 1988 menyebut tokoh sederhana sebagai tokoh datar. Tokoh datar menurutnya adalah tokoh yang bersifat statis; di dalam
perkembangan lakuan, watak tokoh itu sedikit sekali berubah, bahkan ada kalanya tidak berubah sama sekali.
b. Tokoh Bulat
Tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki dan diungkapkan berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya
Nurgiyantoro, 2007:183. Sejalan dengan pendapat Sudjiman 1988:21, jika tokoh memiliki lebih dari satu ciri segi watak yang ditampilkan atau
digarap di dalam cerita sehingga tokoh itu dapat dibeda-bedakan dari tokoh- tokoh yang lain, maka tokoh itu disebut tokoh bulat atau tokoh kompleks.
Peneliti akan membahas jenis tokoh berdasarkan tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita dan berdasarkan fungsi penampilan tokoh. Hal tersebut
dilakukan karena penelitian ini memfokuskan pada analisis masalah kemiskinan dalam novel 9 Summers 10 Autumns:Dari Kota Apel ke The Big Apple dan kedua
jenis tokoh tersebut sudah cukup membantu peneliti untuk menganalisis masalah kemiskinan tersebut.
Dalam sub-bab ini juga akan dibahas mengenai penokohan untuk memberi penjelasan pada jenis tokoh berdasarkan fungsi penampilan tokoh, yaitu tokoh
protagonis dan tokoh antagonis dan untuk membantu peneliti menganalisis masalah kemiskinan dalam novel 9 Summers 10 Autumns:Dari Kota Apel ke The
Big Apple. Secara garis besar teknik pelukisan tokoh dalam suatu karya —atau
pelukisan sifat, sikap, watak, tingkah laku, dan berbagai hal lain yang