b. Alur Tokohan
Alur tokohan menyaran pada adanya sifat pementingan tokoh, tokoh yang menjadi fokus perhatian.
c. Alur Pemikiran
Alur Pemikiran mengungkapkan sesuatu yang menjadi bahan pemikiran, keinginan, perasaan, berbagai macam obsesi, dan lain-lain hal yang menjadi
masalah hidup dan kehidupan manusia. Nurgiyantoro, 1995:153-162.
2.2.1.4 Tema
Gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut
persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan Hartoko Rahmanto dalam Nurgiyantoro, 2007:68. Tema disaring dari motif-motif yang terdapat dalam
karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik, dan situasi tertentu Nurgiyantoro, 2007:68. Hal ini seperti yang diungkapkan
Sudjiman 1988:50 bahwa gagasan, ide, atau pilihan utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema. Menurut Stanton dan Kenny dalam Nurgiyantoro
2007:67 tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Tema dalam karya fiksi dapat disimpulkan dengan menyimpulkan keseluruhan cerita.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, tema dapat disimpulkan sebagai gagasan yang mendasari cerita suatu karya sastra.
Dalam usaha menemukan dan menafsirkan tema sebuah novel secara lebih khusus dan rinci, Stanton dalam Nurgiyantoro 2007:87-88 mengemukakan
adanya sejumlah kriteria sebagai berikut.
Pertama, penafsiran tema sebuah novel hendaknya mempertimbangkan
tiap detail cerita yang menonjol. Kriteria ini merupakan hal yang paling penting. Hal itu disebabkan pada detil-detil yang menonjol atau: ditonjolkan itulah
— yang dapat diidentifikasi sebagai tokoh-masalah-konflik utama
—pada umumnya sesuatu yang ingin disampaikan ditempatkan.
Kedua, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak bersifat
bertentangan dengan detil cerita. Novel, sebagai salah satu genre sastra, merupakan suatu sarana pengungkapan keyakinan, kebenaran, ide, gagasan, sikap
dan pandangan hidup pengarang, dan lain-lain yang tergolong unsur isi dan sebagai sesuatu yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, tentunya pengarang tak
akan “menjatuhkan” sendiri sikap dan keyakinannya yang diungkapkan dalam detil-detil tertentu cerita yang lainnya.
Ketiga, penafsiran tema sebuah novel hendaknya tidak mendasarkan diri
pada bukti-bukti yang tidak dinyatakan baik secara langsung maupun tak langsung dalam novel yang bersangkutan. Tema cerita tak dapat ditafsirkan hanya
berdasarkan perkiraan, sesuatu yang dibayangkan ada dalam cerita, atau informasi lain yang kurang dapat dipercaya.
Keempat, penafsiran tema sebuah novel haruslah mendasarkan diri pada
bukti-bukti yang secara langsung ada dan atau yang disarankan dalam cerita. Menurut Sudjiman 1988:50-52 terdapat beberapa tema yaitu:
1 Tema yang bersifat didaktis, yaitu tema yang dinyatakan dengan
pertentangan baik dan buruk.