Pemahaman Fisika LANDASAN TEORI

9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pemahaman Fisika

Fisika merupakan bagian dari sains. Menurut Sudarwanto dalam http:www.mansaba.sch.id yang diunduh hari Senin, 11 Juni 2012 dikatakan bahwa sains adalah aktivitas manusia yang telah berkembang sebagai suatu perangkat intelektual untuk memudahkan menggambar dan mengatur lingkungan. Sebagai sebuah metode, sains relatif stabil dan berlaku secara universal. Sedangkan sebagai kumpulan pengetahuan, sains berkembang secara terus menerus. Dari pengertian tersebut, dapat dikatakan sains merupakan salah satu bentuk ilmu. Tujuan dasar setiap ilmu, khususnya fisika adalah mencari pengetahuan yang bersifat umum dalam bentuk teori, hukum, kaidah, dan asas yang dapat diandalkan Suriasumantri, dalam http:staff.uny.ac.idsites defaultfiles yang diunduh tanggal 30 Desember 2012. Hal ini berarti, tuntutan dari pembelajaran fisika adalah memberikan gambaran bahwa setiap konsep, prinsip, dan teori fisika tidak lahir secara kebetulan, namun melalui proses dan langkah yang panjang. Belajar IPA fisika yang sebenarnya bukan hanya menghafal kata-kata, tetapi juga merupakan hasil asosiasi dari pengalaman-pengalaman Subiyanto, 1988: 56. Dalam seting pembelajaran, siswa dianggap dapat mengkonstruksi makna mereka sendiri berdasarkan pengetahuan mereka sebelumnya, aktivitas kognitif dan metakognitif mereka, serta hambatan-hambatan yang mereka temui dalam seting pembelajaran tersebut, termasuk informasi yang tersedia bagi mereka Prihantoro, 2010: 56. Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan membawa pengetahuan yang luas, tujuan dan pengalaman mereka sendiri, dan mereka menggunakannya untuk memahami informasi-informasi yang mereka jumpai. Modal yang mereka dapatkan dalam proses pembelajaran tersebut tentunya dapat diterapkan untuk memahami suatu persoalan. Pemahaman yang mereka dapatkan dalam proses pembelajaran, tentunya membuat mereka mampu menyelesaikan persoalan. Namun, tepat atau tidaknya penyelesaian yang mereka lakukan, terlihat dari berbagai proses kognitif yang sudah mereka terima sebelumnya. Sering dijumpai bahwa kenyataannya, siswa sering salah menggunakan informasi yang tersedia sehingga terbentuklah konsep yang salah. Konsep-konsep yang salah ini tentunya akan berkembang menjadi semakin salah, jika tidak diarahkan pada konsep yang benar. Hal ini tentunya menjadi tugas guru untuk membimbing dan mengarahkan siswa untuk sampai pada konsep yang benar. Proses yang dialami siswa untuk membangun dan memahami suatu konsep, serta memperbaiki konsep yang salah merupakan suatu proses belajar. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki sikap dan perilaku, dan mengokohkan kepribadian Suyono dan Harianto, 2011: 9. UNESCO Suyono dan Harianto, 2011: 29 menyebutkan adanya 4 pilar dalam belajar, yaitu belajar untuk mengetahui, belajar untuk bekerja, belajar untuk hidup berdampingan dan berkembang bersama, dan belajar untuk menjadi manusia seutuhnya. Dengan keempat pilar belajar tersebut , diharapkan sasaran akhir proses pembelajaran yang maksimal dapat terjadi. Hasil tersebut dapat berupa disiplin mental, perubahan perilaku, perubahan persepsi, maupun pengetahuan hasil bentukan yang diperoleh seseorang melalui proses belajarnya. Caroll dalam Enthang, 1984: 3-4 mengungkapkan sejumlah faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan suatu bahan materi 2. Usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk menguasai bahan tersebut 3. Bakat yang dimiliki oleh seseorang 4. Kualitas pengajaran atau tingkat kejelasan pengajaran, dan 5. Kemampuan seseorang untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari keseluruhan proses belajar yang dihadapinya, Faktor-faktor tersebut dapat menentukan maksimal atau tidaknya hasil belajar yang diperoleh seseorang.

B. Kesulitan Belajar

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANGIL

1 48 17

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA SISWA SMP Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Pada Siswa Smp.

0 2 18

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINIER DI KELAS X SMK Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Dan Pertidaksamaan Linier Di Kelas X SMK Prawira Marta Kartasura

1 13 18

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEYELESAIKAN SOAL RUMUS – RUMUS SEGITIGA PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X SMAN 1 Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Rumus – Rumus Segitiga Pada Materi Trigonometri Kelas X SMAN 1 Cawas Kabupaten Klaten.

0 2 18

AAnalisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal fisika disertai tinjauan gender dan efektivitas program remidi dengan metode diskusi kelompok pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman pada pokok bahasan gerak lurus.

3 8 125

Metode discovery untuk mengaktifkan dan meningkatkan prestasi siswa dalam belajar listrik dinamis kelas X di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.

0 0 139

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA MATERI POKOK GERAK LURUS PADA SISWA KELAS X SMA N 2 KEBUMEN.

6 24 17

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI POKOK KALOR PADA SISWA KELAS X SMA.

0 2 11

Pemahaman dan miskonsepsi siswa kelas XI IPA SMA Stella Duce Bantul tentang kalor - USD Repository

0 0 113

Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Fisika, dan Efektivitas Program Remedi Sebagai Upaya Membantu Siswa Kelas X di SMA Stella Duce Bantul untuk Mamahami Materi Vektor SKRIPSI

0 0 121