Besaran Vektor LANDASAN TEORI

Program remedi ini akan membuat siswa memiliki pembagian dan penambahan waktu belajar, penambahan tugas-tugas sebagai latihan bagi siswa untuk dapat lebih memahami konsep yang diajarkan, dan pengorganisasian terhadap bahan yang diberikan.

E. Besaran Vektor

Dalam belajar fisika, untuk menyatakan suatu besaran, tidak cukup hanya tahu tentang nilai dari besaran tersebut. Beberapa besaran fisika juga perlu dinyatakan dalam suatu nilai dan arah. Besaran yang hanya memiliki nilai saja disebut besaran skalar, sedangkan besaran yang memiliki nilai dan arah disebut besaran vektor. Hal-hal yang tercakup dalam pembelajaran vektor ini antara lain: 1. Menyatakan suatu vektor Untuk tulisan tangan, lambang suatu vektor biasanya ditulis dengan satu huruf besar dan diatas huruf ini diberi tanda anak panah, misalnya A⃗. Untuk buku cetakan, lambang vektor umumnya dicetak dengan huruf besar yang dicetak tebal, misalnya A. Untuk menuliskan besar suatu vektor, tulisan tangan biasanya ditulis dengan menggunakan tanda harga mutlak, misalnya A ⃗ . Sedangkan untuk buku cetakan, besar vektor umumnya dicetak dengan huruf miring, misalnya A. Pangkal vektor ujung vektor V V x V y Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak panah yang terdiri dari pangkal dan ujung. Panjang anak panah menunjukkan besar vektor, sedangkan arah anak panah dari pangkal ke ujung menunjukkan arah vektor. Sebagai contoh, pada gambar 1.1 dilukiskan sebuah vektor yang besarnya 60 m dan berarah ke timur. Besar 60 m dilukiskan dengan panjang anak panah 4 cm. • 2. Komponen vektor Setiap vektor selalu dapat diuraikan menjadi dua atau lebih vektor. Dalam pembelajaran ini, pembatasan hanya pada penguraian sebuah vektor menjadi 2 buah vektor yang saling tegak lurus. Pada gambar di bawah ini, ditunjukkan sebuah vektor V yang dapat diuraikan menjadi komponen pada sumbu X, yaitu V x, dan komponen pada sumbu Y, yaitu V y . misalnya sudut antara vektor V dengan sumbu X positif adalah θ, maka besar komponen-komponen V x, dan V y dapat diperoleh dari: V x = Vcosθ V y = Vsinθ θ 3. Operasi Vektor Operasi vektor untuk pembelajaran pada tahap ini, hanya di fokuskan pada operasi penjumlahan dan pengurangan vektor. 1 Metode grafis a Metode segitiga -B A Penjumlahan atau pengurangan dua buah vektor dengan metode ini, adalah dengan cara menghubungkan pangkal vektor kedua ke ujung vektor pertama. Kemudian tarik garis untuk menghubungkan pangkal vektor pertama ke ujung vektor kedua sehingga diperoleh hasil penjumlahan atau pengurangan kedua vektor tersebut. Contoh: vektor pertama vektor A vektor kedua vektor B Hasil penjumlahan A+B adalah A A+B B Hasil pengurangan A-B adalah A-B b Metode jajar genjang Aturan yang digunakan untuk melukis vektor dengan menggunakan metode ini adalah melukis vektor pertama dan vektor kedua dengan titik pangkal yang berimpit. Setelah itu, dilukis sebuah jajar genjang dengan kedua vektor tersebut sebagai sisi-sisinya. Vektor baru hasil dari kedua vektor tersebut adalah diagonal jajar A genjang yang titik pangkalnya sama dengan titik pangkal kedua vektor tersebut. Contoh: vektor pertama vektor A vektor kedua vektor B Hasil penjumlahan A+B adalah A B A+B Hasil pengurangan A-B adalah A-B -B c Metode poligon Metode ini digunakan khusus untuk operasi penjumlahan atau pengurangan vektor yang terdiri lebih dari dua buah vektor. Metode ini hampir sama dengan metode segitiga, yang mana cara mencari hasil penjumlahan vektor dengan cara ini adalah dengan menghubungkan pangkal vektor yang satu, dengan ujung vektor yang lain, demikian seterusnya. Contoh: vektor pertama vektor A vektor kedua vektor B C D A+B+C+D A B vektor ketiga vektor C vektor keempat vektor D Hasil penjumlahan dari keempat vektor tersebut A+B+C+D adalah 2 Metode matematis Cara menentukan hasil operasi vektor dengan cara ini adalah dengan menggunakan perhitungan. Untuk menentukan besar vektor, digunakan rumus: R = + + 2 , dengan α adalah sudut apit antara vektor dan 4. Vektor Resultan Vektor resultan adalah suatu vektor baru yang merupakan hasil operasi dari dua atau lebih vektor. Cara menghitung vektor resultan ini dapat melalui metode grafis, maupun secara matematis, seperti sudah dijabarkan pada bagian sebelumnya. 25

BAB III METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANGIL

1 48 17

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PADA SISWA SMP Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Pada Siswa Smp.

0 2 18

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINIER DI KELAS X SMK Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Dan Pertidaksamaan Linier Di Kelas X SMK Prawira Marta Kartasura

1 13 18

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEYELESAIKAN SOAL RUMUS – RUMUS SEGITIGA PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS X SMAN 1 Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Rumus – Rumus Segitiga Pada Materi Trigonometri Kelas X SMAN 1 Cawas Kabupaten Klaten.

0 2 18

AAnalisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal fisika disertai tinjauan gender dan efektivitas program remidi dengan metode diskusi kelompok pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Sleman pada pokok bahasan gerak lurus.

3 8 125

Metode discovery untuk mengaktifkan dan meningkatkan prestasi siswa dalam belajar listrik dinamis kelas X di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.

0 0 139

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA MATERI POKOK GERAK LURUS PADA SISWA KELAS X SMA N 2 KEBUMEN.

6 24 17

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI POKOK KALOR PADA SISWA KELAS X SMA.

0 2 11

Pemahaman dan miskonsepsi siswa kelas XI IPA SMA Stella Duce Bantul tentang kalor - USD Repository

0 0 113

Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Fisika, dan Efektivitas Program Remedi Sebagai Upaya Membantu Siswa Kelas X di SMA Stella Duce Bantul untuk Mamahami Materi Vektor SKRIPSI

0 0 121