E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan profil CV. Adicita
Prayoga Klaten dan kebijakan mengenai Pajak Penghasilan Pasal 21. 2.
Dokumentasi Teknik atau pendekatan untuk mendapatakan data sekunder yang telah
disimpan dalam arsip CV. Adicita Prayoga Klaten, berupa data-data mengenai daftar gaji pegawai beserta pemotongan Pajak Penghasilan
Pasal 21 oleh bendaharawan dan data-data mengenai penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang ada dalam rumusan masalah adalah dengan metode deskiptif analisis, yaitu
metode dengan cara mengumpulkan, menyajikan serta menganalisa data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas atas objek yang diteliti
sampai pada satu kesimpulan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah :
1. Menganalisis penghitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai tetap atas
penghasilan teratur yang dilakukan di CV. Adicita Prayoga Klaten.
Hal-hal yang dianalisis yaitu: a.
Menganalisis penghasilan yang diterima oleh pegawai tetap yang terdiri dari :
1 Gaji.
2 Tunjangan-tunjangan yang diterima pegawai.
b. Menganalisis jumlah pengurangan penghasilan bruto yang
dikenakan yaitu : 1
Menganalisis biaya jabatan yang dikenakan. 2
Menganalisis Iuran PensiunIuran THTJHT. c.
Menganalisis jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP yang dikenakan :
1 Untuk diri Wajib Pajak orang pribadi.
2 Tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin.
3 Tambahan untuk setiap orang keluarga sedarah dan semenda
dalam garis keturunan serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak 3 tiga orang.
d. Menganalisis tarif PPh 21 yang diterapkan dalam menghitung PPh
Pasal 21 terutang. 2.
Setelah menganalisis penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 kemudian dilakukan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang
mengacu Peraturan Direktur Jenderal Pajak PER-31PJ2009. Penulis akan melakukan penghitungan ulang dalam menentukan
besarnya PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur berdasarkan pada
Peraturan Direktur Jenderal Pajak untuk Masa Pajak Oktober, November dan Desember Tahun 2012. Penghitungan ini akan dijadikan
sebagai pembanding terhadap penghitungan yang dilakukan oleh CV. Adicita Prayoga Klaten. Formula penghitungan yang akan digunakan
mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku. Penghitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai tetap yang dipindahtugaskan dalam tahun
berjalan dihitung dengan memasukkan data-data yang diperlukan ke dalam formula berikut.
Gaji yang diterima pegawai sejak pegawai dipindahtugaskan
xxxxxx Pengurangan :
1. Biaya Jabatan
= 5 X Gaji Sebulan xxxxx
2. Iuran Lain
xxxxx xxxxxx
Jumlah penghasilan neto xxxxxx
Penghasilan neto masa sebelumnya xxxxxx
Jumlah penghasilan neto untuk penghitungan PPh Pasal 21
xxxxxx PTKP
xxxxxx Penghasilan Kena Pajak setahun
xxxxxx PPh Pasal 21 atas PKP setahun
= Tarif X Penghasilan Kena Pajak setahun xxxxx
PPh Pasal 21 yang telah dipotong masa sebelumnya
xxxxx PPh Pasal 21 terutang
xxxxx PPh Pasal 21 sebulan yang harus dipotong
xxxxx
Dan penghitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai tetap yang mulai bekerja pada pertengahan tahun tahun berjalan atas penghasilan
teratur dihitung dengan memasukkan data-data yang diperlukan ke dalam formula berikut.
Gaji Sebulan xxxxxx
Pengurangan : 3.
Biaya Jabatan = 5 X Gaji Sebulan
xxxxx 4.
Iuran Lain xxxxx
xxxxxx Penghasilan neto sebulan
xxxxxx Penghasilan neto setahun
= jumlah bulan sejak pegawai mulai bekerja X Penghasilan neto sebulan
xxxxxx PTKP
xxxxxx Penghasilan Kena Pajak setahun
xxxxxx PPh Pasal 21 terutang
= Tarif X Penghasilan Kena Pajak setahun
PPh Pasal 21 sebulan = PPh Pasal 21 terutang : jumlah bulan sejak pegawai mulai
bekerja
3. Membandingkan hasil penghitungan PPh Pasal 21 oleh CV. Adicita
Prayoga Klaten dengan penghitungan oleh penulis, kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui kesesuaian penghitungan PPh Pasal 21 yang
dilakukan oleh CV. Adicita Prayoga Klaten dengan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku.
4. Menganalisis pengisian Surat Setoran Pajak SSP, tempat pembayaran
pajak, dan waktu pembayaran pajak. 5.
Membandingkan antara penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh CV. Adicita Prayoga Klaten dengan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor: PER-31PJ2009, kemudian menarik kesimpulan dari hasil pembandingan tersebut apakah sudah sesuai dengan peraturan
atau tidak. Penyetoran PPh Pasal 21 dikatakan sudah sesuai dengan peraturan jika :
a. Perusahaan menggunakan Surat Setoran Pajak untuk membayar
pajak. b.
Perusahaan mengisi Surat Setoran Pajak dengan benar, lengkap, jelas, dan menandatanganinya.
c. Perusahaan melakukan pembayaran pajak di Kantor Pos dan Bank
yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. d.
Perusahaan membayar pajak tidak lebih dari tanggal 10 sepuluh bulan takwin berikutnya paling lama 10 hari setelah masa pajak
berakhir. 6.
Menganalisis pengisian Surat Pemberitahuan SPT, tempat penyampaian SPT, dan waktu penyampaian SPT.
7. Membandingkan antara pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang
dilakukan oleh CV. Adicita Prayoga Klaten dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-31PJ2009, kemudian menarik kesimpulan
dari hasil pembandingan tersebut apakah sudah sesuai dengan peraturan atau tidak.
Pelaporan PPh Pasal 21 dikatakan sudah sesuai dengan peraturan jika : a.
Perusahaan menggunakan Surat Pemberitahuan untuk melaporkan pemotongan dan penyetoran pajak.
b. Perusahaan mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, jelas,
lengkap, dan menandatanganinya. c.
Perusahaan menyampaikan secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak tempat perusahaan terdaftar atau melalui Kantor Pos.
d. Perusahaan menyampaikan Surat Pemberitahuan tidak lebih dari
tanggal 20 duapuluh bulan tawin berikutnya paling lama 20 hari setelah masa pajak berakhir.
51
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN