Kantor Pelayanan Pajak tempat pemotong PPh pasal 21 danatau PPh Pasal 26 terdaftar, paling lama 20 dua puluh hari setelah
Masa pajak berakhir.
E. Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk Pegawai Tetap
1. Pengertian Pegawai
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER- 31PJ2009 Pasal 1, yang dimaksud dengan pegawai adalah orang
pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, baik sebagai pegawai tetap atau pegawai tidak tetaptenaga kerja lepas berdasarkan perjanjian atau
kesepakatan kerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu
dengan memperoleh imbalan yang dibayarkan berdasarkan periode tertentu, penyelesaian pekerjaan, atau ketentuan lain yang ditetapkan
pemberi kerja, termasuk orang pribadi yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri atau badan usaha milik negara atau badan usaha
milik daerah. 2.
Pengertian Pegawai Tetap Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-
31PJ2009 Pasal 1, pegawai tetap adalah pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk
anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur terus menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara
langsung, serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu tertentu sepanjang pegawai yang bersangkutan bekerja
penuh full time dalam pekerjaan tersebut. 3.
Pengertian Penghasilan Pegawai Tetap yang Bersifat Teratur Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-
31PJ2009 Pasal 1, Penghasilan Pegawai Tetap yang Bersifat Teratur adalah penghasilan bagi pegawai tetap berupa gaji atau upah, segala
macam tunjangan, dan imbalan dengan nama apapun yang diberikan secara periodik berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh pemberi
kerja, termasuk uang lembur. Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36
Tahun 2008 Pasal 21 Ayat 3, penghasilan pegawai tetap atau pensiunan yang dipotong pajak untuk setiap bulan adalah jumlah
penghasilan bruto setelah dikurangi dengan biaya jabatan atau biaya pensiun yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan,
iuran pensiun, dan Penghasilan Tidak Kena Pajak. 4.
Pengertian Penghasilan Pegawai Tetap yang Bersifat Tidak Teratur Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-
31PJ2009 Pasal 1, penghasilan Pegawai Tetap yang Bersifat Tidak Teratur adalah penghasilan bagi pegawai tetap selain penghasilan yang
bersifat teratur, yang diterima sekali dalam satu tahun atau periode lainnya, antara lain berupa bonus, Tunjangan Hari Raya THR, jasa
produksi, tantiem, gratifikasi, atau imbalan sejenis lainnya dengan nama
apapun.
5. Formula PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tetap atas Penghasilan Teratur
Formula penghitungan PPh Pasal 21 umum digunakan untuk menghitung PPh Pasal 21 bagi pegawai tetap atas penghasilan teratur
dengan struktur penghitungan sebagai berikut. Tabel 5. Formula Penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur
Penghasilan Bruto 1.
Gaji Pokok 2.
Tunjangan istri 3.
Tunjangan anak 4.
Tunjangan jabatan 5.
Pembulatan 6.
Tunjangan beras 7.
Tunjangan lainnya
Jumlah penghasilan bruto sebulan
Pengurangan 1.
Biaya Jabatan = 5 x H
maksimum sebesar Rp500.000bulan
2. Iuran pensiun
3. Iuran Tunjangan Hari Tua THT
Jumlah
Penghasilan Neto Sebulan Penghasilan Neto Setahun = M x 12
4. Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP
Penghasilan Kena Pajak PKP = A
= B = C
= D = E
= F = G
= I = J
= K = H
= L = M
= N = O
= P PPh Pasal 21 terutang setahun
= Tarif x P
Tabel 5. Lanjutan
= Q PPh Pasal 21 terutang sebulan
= Q : 12 = R
Sumber: Pedoman Praktis Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26 karangan Pandiangan, hal 71
Dari formula tersebut, terdapat beberapa hal penting yang dapat diketahui, antara lain:
a. Jumlah penghasilan bruto sebulan H merupakan penjumlahan dari
gaji pokok sebulan A ditambah tunjangan istri B, ditambah tunjangan anak C, ditambah tunjangan jabatan D, ditambah
pembulatan E, ditambah tunjangan beras F, dan ditambah tunjangan lainnya G.
b. Pembulatan adalah suatu jumlah puluhan 1-99 yang menambah
penghasilan bruto sehingga penghasilan yang diterima dalam ratusan rupiah penuh.
c. Jumlah penghasilan neto sebulan M diperoleh dari penghasilan
bruto sebulan H dikurangi biaya jabatan I, dikurangi iuran pensiun J, dan dikurangi iuran Tunjangan Hari Tua-THT K.
d. Jumlah PKP P diperoleh dari penghasilan neto setahun N
dikurangi PTKP O.
6. Formula PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tetap atas Penghasilan Tidak
Teratur Formula penghitungan PPh Pasal 21 umum digunakan untuk
menghitung PPh Pasal 21 bagi pegawai tetap atas penghasilan tidak teratur dengan struktur penghitungan sebagai berikut.
Tabel 6. Formula Penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan tidak teratur
Penghitungan atas gaji dan bonusTHRjasa produksi
1. Gaji Setahun 12 x Gaji Sebulan
2. BonusTHRjasa produksi
Jumlah penghasilan bruto
Pengurangan 1.
Biaya Jabatan = 5 x C
maksimum sebesar Rp500.000bulan
2. Iuran pensiun 12 x iuran sebulan
3. Iuran THTJHT 12 x iuran sebulan
Jumlah
Penghasilan Neto Setahun
4. Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP
Penghasilan Kena Pajak PKP PPh Pasal 21 terutang tarif x J
= A = B
= D = E
= F C
= G = H
= I = J
= K
Penghitungan atas Gaji 1.
Gaji setahun 12 x gaji sebulan Pengurangan
1. Biaya Jabatan = 5 x C
maksimum sebesar Rp500.000bulan
2. Iuran pensiun 12 x iuran sebulan
3. Iuran THTJHT 12 x iuran sebulan
= M = N
= O = L
Tabel 6. Lanjutan
Jumlah
Penghasilan Neto Setahun 4.
Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP Penghasilan Kena Pajak PKP
PPh Pasal 21 terutang tarif x S PPh Pasal 21 terutang sebulan T : 12
= P = Q
= R = S
= T = U
PPh Pasal 21 atas bonusTHR K-T = V
Sumber: Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 31PJ2009
7. Formula PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tetap yang Dipindahtugaskan
Dalam Tahun Berjalan Pada saat pegawai dipindahtugaskan, pegawai yang bersangkutan
tidak berhenti bekerja dari perusahaan tempat dia bekerja. Pegawai yang bersangkutan masih tetap bekerja pada perusahaan yang sama dan
hanya berubah lokasinya saja. Dengan demikian formula penghitungan PPh Pasal 21 tetap menggunakan dasar penghitungan selama setahun.
Pegawai yang dipindahtugaskan wajib menyerahan Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 Formulir 1721-A1 dari perusahaan lama ke perusahaan
yang baru. Berikut merupakan struktur penghitungan PPh Pasal 21: Tabel 7. Formula Penghitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai tetap
baru yang
dipindahtugaskan dalam
tahun berjalan
perusahaan yang baru Gaji yang diterima pegawai sejak pegawai
dipindahtugaskan Pengurangan :
1. Biaya Jabatan = 5 X A
2. Iuran Pensiun
Penghasilan neto = B
= C = A
= D = E
Tabel 7. Lanjutan
Penghasilan neto masa sebelumnya Jumlah penghasilan neto untuk penghitungan
PPh Pasal 21 E+F Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP
Penghasilan Kena Pajak PKP = F
= G = H
= I PPh Pasal 21 atas PKP
= Tarif x I PPh Pasal 21 yang telah dipotong masa
sebelumnya PPh Pasal 21 terutang J-K
PPh Pasal 21 sebulan yang harus dipotong dilunasi
= L : jumlah bulan sejak pegawai dipindahtugaskan
= J = K
= L
= M
Sumber: Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 31PJ2009
8. Formula PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tetap Baru yang Mulai Bekerja
Pada Tahun Berjalan Formula penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan pegawai
yang kewajiban pajak subjektifnya sebagai Subjek Pajak dalam negeri sudah ada sejak awal tahun kalender tetapi baru bekerja pada
pertengahan tahun, menggunakan struktur penghitungan sebagai berikut.
Tabel 8. Formula Penghitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai tetap baru yang mulai bekerja pada tahun berjalan
Gaji sebulan Pengurangan :
3. Biaya Jabatan = 5 X A
4. Iuran Pensiun
Penghasilan neto sebulan = B
= C = A
= D = E
Tabel 8. Lanjutan
Penghasilan neto setahun = jumlah bulan pegawai mulai bekerja X E
Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP Penghasilan Kena Pajak PKP
= F = G
= H PPh Pasal 21 terutang
= Tarif x H PPh Pasal 21 terutang sebulan
= I : jumlah bulan pegawai mulai bekerja = I
= J
Sumber: Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 31PJ2009
Sebagai contoh: Raka bekerja pada PT Always sebagai pegawai tetap sejak 1 Agustus 2012. Raka menikah tetapi belum mempunyai
anak. Gaji sebulan adalah sebesar Rp5.000.000,00 dan iuran pensiun yang dibayar tiap bulan sebesar Rp150.000,00.
Penghasilan PPh Pasal 21 tahun 2012 adalah sebagai berikut: Gaji sebulan
Rp 5.000.000,00 Pengurangan :
1. Biaya Jabatan
5 X Rp 5.000.000 Rp 250.000,00
2. Iuran Pensiun
Rp 150.000,00 Rp 400.000,00
Penghasilan neto sebulan Rp 4.600.000,00
Penghasilan setahun 5 X Rp 4.600.000,00
Rp 23.000.000,00 PTKP
untuk WP sendiri Rp 15.840.000,00
tambahan WP kawin Rp 1.320.000,00 Rp 17.160.000,00
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 5.840.000,00
PPh Pasal 21 terutang 5 X Rp5.840.000,00
Rp 292.000,00 PPh Pasal 21 sebulan
Rp292.000,00 : 5 Rp 58.400,00
F. Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21