63
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian di CV. Adicita Prayoga adalah untuk mengetahui kesesuaian antara penghitungan pemotongan PPh Pasal 21, penyetoran PPh
Pasal 21 dan pelaporan PPh Pasal 21 yang dilakukan oleh perusahaan dalam satu tahun pajak dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-
31PJ2009. Pada kasus perusahaan ini, satu tahun pajak adalah 3 bulan karena perusahaan berdiri pada bulan Oktober 2012 sehingga kewajiban
perpajakan juga mulai dilakukan pada bulan Oktober 2012. Data utama yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari CV. Adicita Prayoga
Klaten. Data ini antara lain meliputi nama pegawai, status sudahbelum menikah, jumlah tanggungan, jumlah penghasilan setiap pegawai untuk
tahun 2012, pemotongan PPh Pasal 21 untuk tahun 2012, bukti setor Surat Setoran Pajak PPh Pasal 21 untuk tahun 2012, dan bukti lapor Surat
Pemberitahuan PPh Pasal 21 untuk tahun 2012. Data-data tersebut terlampir di halaman lampiran.
Pada awal berdiri bulan Oktober perusahaan memiliki 30 tiga puluh orang pegawai yang terdiri dari 20 dua puluh orang pegawai tetap dan 10
sepuluh orang pegawai tidak tetap. Terdapat 6 enam orang pegawai tetap yang dipindahtugaskan dari PT. Mondrian perusahaan lama ke CV.
Adicita Prayoga perusahaan baru yaitu Fr. Kiswari, Urip Widyatmoko,
Lastyo Army DJ., Jaka Mulyata, Th. Sulistyawati, dan Catur Yulianto. Berikut data diri pegawai tetap pada bulan Oktober tahun 2012:
Tabel 10. Data Diri Pegawai Tetap Bulan Oktober Tahun 2012
No. Nama
Gender Status
Gaji Perbulan Rp
1.
Fr Kiswari P
TK
2.400.000 2.
Th Sulistyawati P
TK
1.200.000 3.
Sri Martuti P
TK
812.000 4.
Dwi Puji Hastuti P
TK
812.000 5.
Is Wahyu Hartanti P
TK
812.000 6.
Urip Widyatmoko L
K3
2.500.000 7.
Lastyo Army DJ L
K2
2.000.000 8.
Suwarto L
K2
812.000 9.
Sri Widodo L
K1
1.100.000 10.
L. Suyanto L
K2
812.000 11.
Bambang Wakidi L
K2
812.000 12.
Nanang Hadiyanto L
K1
812.000 13.
Shila Indriapuspa P
TK
812.000 14.
Jaka Mulyata L
K3
2.200.000 15.
Catur Yulianto L
K3
1.100.000 16.
Sutardi L
K2
812.000 17.
Sugeng Is Widodo L
K2
812.000 18.
Dwi Prasetyo L
K2
1.250.000 19.
Maryanto L
K2
812.000 20.
Tanaro L
K2
850.000
JUMLAH 23.532.000
Sumber: CV. Adicita Prayoga
Pada bulan November pegawai yang dimiliki perusahaan bertambah menjadi 40 empat puluh orang yang terdiri dari 26 dua puluh enam orang
pegawai tetap dan 14 empat belas orang pegawai tidak tetap. Berikut data diri pegawai tetap pada bulan November tahun 2012:
Tabel 11. Data Diri Pegawai Tetap Bulan November Tahun 2012
No. Nama
Gender Status
Gaji Perbulan Rp
1.
Fr Kiswari P
TK
2.400.000 2.
Th Sulistyawati P
TK
1.200.000 3.
Sri Martuti P
TK
812.000 4.
Dwi Puji Hastuti P
TK
812.000 5.
Is Wahyu Hartanti P
TK
812.000
6. Nurullia Yanry
P TK
812.000
7. Urip Widyatmoko
L K3
2.500.000
8.
Lastyo Army DJ L
K2
2.000.000 9.
Suwarto L
K2
812.000 10.
Sri Widodo L
K1
1.100.000 11.
L. Suyanto L
K2
812.000 12.
Bambang Wakidi L
K2
812.000 13.
Nanang Hadiyanto L
K1
812.000 14.
Shila Indriapuspa P
TK
812.000 15.
Iwan Bayu L
K2
812.000 16.
Jaka Mulyata L
K3
2.200.000 17.
Catur Yulianto L
K3
1.100.000 18.
Sutardi L
K2
812.000 19.
Sugeng Is Widodo L
K2
812.000
Tabel 11. Lanjutan
No. Nama
Gender Status
Gaji Perbulan Rp
20.
Kusmadi L
K0
812.000 21.
Dwi Prasetyo L
K2
1.250.000 22.
Maryanto L
K2
812.000 23.
Tanaro L
K2
850.000 24.
Fx. Setyo Widyatmo L
K2
900.000 25.
V. DM. Arifin L
K1
812.000 26.
Anik Artanti P
TK
812.000
JUMLAH 28.492.000
Sumber: CV. Adicita Prayoga
Dan pada bulan Desember perusahaan memiliki 106 seratus enam orang yang terdiri dari 56 lima puluh enam pegawai tetap dan 50 lima
puluh pegawai tidak tetap. Berikut data diri pegawai tetap pada bulan Desember tahun 2012:
Tabel 12. Data Diri Pegawai Tetap Bulan Desember Tahun 2012
No. Nama
Gender Status
Gaji Perbulan Rp
1.
Fr Kiswari P
TK
2.400.000 2.
Th Sulistyawati P
TK
1.200.000 3.
Sri Martuti P
TK
812.000 4.
Dwi Puji Hastuti P
TK
812.000 5.
Is Wahyu Hartanti P
TK
812.000
6. Nurullia Yanry
P TK
812.000
7. Sri Rahayu
P TK
812.000
8. Urip Widyatmoko
L K3
2.500.000
9.
Lastyo Army DJ L
K2
2.000.000
Tabel 12. Lanjutan
No. Nama
Gender Status
Gaji Perbulan Rp
10.
Suwarto L
K2
812.000 11.
Sri Widodo L
K1
1.100.000 12.
L. Suyanto L
K2
812.000 13.
Bambang Wakidi L
K2
812.000 14.
Nanang Hadiyanto L
K1
812.000 15.
Shila Indriapuspa P
TK
812.000
16. Iwan Bayu
L K2
812.000
17. Windi Tri H
P K2
812.000
18. Hewi S
P TK
812.000
19. Crias Ina
P TK
812.000
20. Emi Tri Lestari
P TK
812.000
21. M. Syam Zaini
L K2
812.000
22. Anton Kustanto
L K0
812.000 23.
Jaka Mulyata L
K3
2.200.000 24.
Catur Yulianto L
K3
1.100.000 25.
Sutardi L
K2
812.000 26.
Sugeng Is Widodo L
K2
812.000 27.
Kusmadi L
K0
812.000
28. Heri Suryanto
L K1
812.000
29. Etik Rahmawati
P TK
812.000
30. Dwi Wahyuni Yogaw
P TK
812.000
31. Juminto
L K2
812.000
32. Joko Harjanto
L K2
812.000
33. Danang Setyawan
L TK
812.000
Tabel 12. Lanjutan
No. Nama
Gender Status
Gaji Perbulan Rp
34. Sunanto
L K1
812.000
35. Dwi Prasetyo
L K2
1.250.000
36. Maryanto
L K2
812.000
37. Tanaro
L K2
850.000
38. Fx. Setyo Widyatmo
L K2
900.000
39. V. DM. Arifin
L K1
812.000
40. Anik Artanti
P TK
812.000
41. Y. Santoso
L K2
812.000
42. Eko Maryani
P TK
812.000
43. Esha Teguh
L K1
812.000
44. Supriyono
L K2
812.000
45. Nining
P TK
812.000
46. Suwarni A
P TK
812.000
47. Muladi
L K3
812.000
48. C. Tri Haryadi
L K2
812.000
49. Bambang Haryadi
L K3
812.000
50. Supriyanto
L K2
812.000
51. Ika Noviani
P TK
812.000
52. Ketut Widiyanto
L K2
812.000
53. Sarbini
P TK
812.000
54. Sukarjo
L K2
812.000
55. Partini
P TK
812.000
56. Tardianto
L K2
812.000
JUMLAH 52.852.000
Sumber: CV. Adicita Prayoga
Berdasarkan penghitungan dari perusahaan, dari 56 lima puluh enam pegawai tetap yang memiliki penghasilan teratur, hanya terdapat 4 empat
pegawai tetap yang penghasilan teraturnya dipotong Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 pada tahun pajak 2012. Mereka antara lain Fr. Kiswari, Urip
Widyatmoko, Lastyo Army DJ., dan Jaka Mulyata. Pegawai tetap yang penghasilannya dipotong PPh Pasal 21 sudah mempunyai NPWP Nomor
Pokok Wajib Pajak. Penulis akan menggunakan 4 empat pegawai tetap tersebut dalam melakukan analisis data.
Dari data yang diperoleh, terdapat 52 lima puluh dua orang pegawai tetap yang tidak dikenakan PPh Pasal 21 karena penghasilan neto masih
kurang dari PTKP. Penulis menganalisis bahwa pegawai tersebut memang tidak dikenakan PPh Pasal 21 karena pengurangan antara penghasilan
dengan PTKP akan menghasilkan nilai minus, sehingga PPh Pasal 21 akan bernilai minus atau pajaknya nol. Dengan menggunakan Purposive
Sampling penulis menggunakan 4 empat pegawai tetap sebagai sampel yang penghasilannya di atas Rp1.000.000,00 satu juta rupiah dalam satu
bulan dan yang tidak dipotong PPh Pasal 21, antara lain: Th. Sulistyawati, Sri Widodo, Catur Yulianto, dan Dwi Prasetyo.
Kedelapan pegawai yang akan penulis gunakan dalam melakukan analisis data tersebut mulai bekerja pada bulan Oktober atau pada saat
perusahaan didirikan. Berikut ini tabel mengenai 8 delapan orang pegawai tersebut.
Tabel 13. Data Diri Sampel Pegawai Tetap
No. Nama
Gender Status
Gaji Perbulan Rp
1. Fr. Kiswari
P TK
2.400.000 2.
Urip Widyatmoko L
K3 2.500.000
3. Lastyo Army DJ.
L K2
2.000.000 4.
Jaka Mulyata L
K3 2.200.000
5. Th. Sulistyawati
P TK
1.200.000 6.
Sri Widodo L
K1 1.100.000
7. Catur Yulianto
L K3
1.100.000 8.
Dwi Prasetyo L
K2 1.250.000
Sumber: CV. Adicita Prayoga
Dari data yang diperoleh, penulis mengetahui jumlah gaji per bulan yang diterima oleh pegawai tetap yang dipotong PPh Pasal 21. Penulis juga
mengetahui tanggungan yang ditanggung oleh setiap pegawai tetap, yaitu sebanyak 2 dua orang pegawai perempuan yang belum menikah, sebanyak
1 satu pegawai laki-laki berstatus kawin dan mempunyai tanggungan 1 satu orang, sebanyak 2 dua orang pegawai laki-laki berstatus kawin dan
mempunyai tanggungan 2 dua orang, dan sebanyak 3 tiga orang pegawai laki-laki berstatus kawin dan memiliki tanggungan 3 tiga orang.
Perusahaan dalam menentukan status PTKP Penghasilan Tidak Kena Pajak karyawan adalah berdasarkan Kartu Susunan Keluarga KSK,
sedangkan untuk karyawati perusahaan menetapkan PTKPnya adalah TK Tidak Kawin walaupun karyawati tersebut sudah menikah. Tambahan
PTKP status kawin dan PTKP untuk tanggungan diberikan kepada karyawati apabila ada surat keterangan dari Pejabat Pemerintah Daerah
setempat bahwa suaminya tidak bekerja. Surat tersebut diserahkan karyawati kepada perusahaan sebagai pegangan perusahaan saat menghitung
PTKP dan sebagai pertanggungjawaban saat ada pemeriksaan pajak. Data mengenai perhitungan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21
dilakukan perusahaan dengan menggunakan formula tertentu dalam program Microsoft Excel. Formula yang digunakan CV. Adicita Prayoga
dalam mengitung PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut: Gaji pokok sebulan
A
THR Agustus B +
Penghasilan Bruto sebulan C
Penghasilan Bruto setahun = 12 x C D
Pengurang:
Biaya Jabatan = 5 x D E
Biaya THR = 5 x D F +
Total Pengurang G -
Penghasilan Netto H
Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP I
-
Penghasilan Kena Pajak PKP J
PPh Terutang
J x Tarif Pasal 17 UU PPh K
Penghasilan bruto sebulan C diperoleh dari gaji pokok sebulan A ditambah dengan THR Tunjangan Hari Raya Agustus B. Gaji pokok
sebulan adalah gaji yang diterima secara rutin setiap bulan oleh pegawai. Sedangkan THR Agustus adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawai
hanya pada bulan Agustus atau pada saat hari raya Idul Fitri. Penghasilan netto setahun H diperoleh dari penghasilan bruto setahun D dikurangi
dengan biaya jabatan E dan biaya THR F. Penghasilan netto setahun didapatkan dari penghasilan bruto sebulan dikalikan dengan 12 dua belas.
Biaya jabatan dihitung dengan mengalikan tarif sebesar 5 lima persen dengan penghasilan bruto setahun. Biaya jabatan yang menjadi pengurang
setinggi-tingginya sejumlah Rp500.000 lima ratus ribu rupiah sebulan atau Rp6.000.000 enam juta rupiah setahun. Biaya THR dihitung dengan
mengalikan tarif sebesar 5 lima persen dengan penghasilan bruto setahun. Pada tahun 2012 perusahaan belum membagikan THR Agustus dan
perusahaan juga belum memotong biaya THR dari penghasilan pegawai. Penghasilan Kena Pajak PKP diperoleh dari penghasilan netto
dikurangkan dengan PTKP Penghasilan Tidak Kena Pajak yang sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-31PJ2009.
Besarnya PTKP yang diterapkan oleh perusahaan di tahun 2012 adalah PTKP selama pegawai mulai bekerja di perusahaan. Selanjutnya PKP yang
didapatkan dikalikan dengan tarif PPh Pasal 21 yang terdapat dalam pasal 17 UU PPh No.36 Tahun 2008, sehingga dihasilkan pajak penghasilan
terutang bagi pegawai dalam setahun. Untuk mendapatkan pajak penghasilan terutang sebulan yaitu dengan membagi pajak penghasilan
setahun dengan jumlah bulan dalam setahun, yaitu 12 dua belas. Pada kasus ini, pembagi pajak penghasilan terutang setahun yaitu jumlah bulan
sejak pegawai mulai bekerja pada tahun 2012. Berdasarkan penjelasan di atas maka penghitungan Pajak Penghasilan
Pasal 21 yang dilakukan oleh CV. Adicita Prayoga untuk kedelapan
pegawai yang telah disebutkan penulis di atas untuk Masa Pajak Oktober, November dan Desember Tahun 2012, beserta penghitungan untuk semua
pegawai tetap yang masing-masing mulai bekerja pada bulan Oktober, November dan Desember tahun 2012 dapat dilihat pada tabel-tabel berikut
ini:
Tabel 14. Data Hasil Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang Masa Pajak Oktober, November dan Desember Tahun 2012 oleh CV. Adicita Prayoga
Sumber: CV. Adicita Prayoga
Tabel 15. Data Hasil Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk Pegawai yang Mulai Bekerja pada Masa Pajak Oktober Tahun 2012 oleh CV. Adicita Prayoga
Tabel 15. Lanjutan
Sumber: CV. Adicita Prayoga
Tabel 16. Data Hasil Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk Pegawai yang Mulai Bekerja pada Masa Pajak November Tahun 2012 oleh CV. Adicita Prayoga
Sumber: CV. Adicita Prayoga
Tabel 17. Data Hasil Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 untuk Pegawai yang Mulai Bekerja pada Masa Pajak Desember Tahun 2012 oleh CV. Adicita Prayoga
Tabel 17. Lanjutan
Tabel 17. Lanjutan
Sumber: CV. Adicita Prayoga
Setelah perusahaan menghitung dan memotong Pajak Penghasilan Pasal 21 terhadap penghasilan pegawainya, kewajiban perusahaan sebagai
pemotong pajak selanjutnya adalah menyetorkan Pajak Penghasilan Pasal 21 ke kas negara dengan menggunakan Surat Setoran Pajak SSP. PPh
Pasal 21 dalam suatu Masa Pajak harus segera dibayar atau disetor ke kas negara paling lambat pada tanggal 10 sepuluh bulan berikutnya setelah
masa pajak berakhir. SSP yang telah diisi dengan benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani wajib disetor melalui Kantor Pos atau Bank yang ditunjuk
oleh Menteri Keuangan. Untuk dapat mengetahui kesesuaian penyetoran pajak yang dilakukan CV. Adicita Prayoga dengan Peraturan Perpajakan,
maka data yang diperlukan mencakup waktu dan tempat pembayaran yang terdapat pada SSP di setiap Masa Pajak.
Data yang diperlukan dapat diperoleh dengan melihat dokumen Surat Setoran Pajak untuk setiap Masa Pajak untuk Tahun Pajak 2012. Pada
kasus ini SSP yang tersedia adalah untuk Masa Pajak Oktober, November dan Desember pada tahun Pajak 2012, yang terlampir di halaman lampiran.
Data tersebut akan digunakan penulis untuk mengetahui kesesuaian antara penyetoran PPh Pasal 21 yang dilakukan oleh CV. Adicita Prayoga dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-31PJ2009. Di dalam SSP tersebut terdapat beberapa hal yang dievaluasi untuk
mengetahui kesesuaiannya dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-38PJ2009, antara lain mengenai kebenaran, kelengkapan dan
kejelasan pengisian SSP, waktu dan tempat penyetoran. Berdasarkan
pengamatan penulis pada SSP untuk Masa Pajak Oktober, November dan Desember tahun Pajak 2012 diketahui bahwa pengisian SSP dilakukan
dengan benar, lengkap dan jelas. SSP disetor tepat waktu di Kantor Pos Klaten. Untuk waktu dan tempat penyetoran lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini: Tabel 18. Waktu dan Tempat Penyetoran PPh Pasal 21
No. Masa Pajak
Waktu Penyetoran Tempat Penyetoran
1. Oktober
9 November 2012 Kantor Pos Klaten
2. November
7 Desember 2012 Kantor Pos Klaten
3. Desember
10 Januari 2013 Kantor Pos Klaten
Sumber: CV. Adicita Prayoga
Setelah penyetoran PPh Pasal 21, kewajiban perusahaan selanjutnya adalah melaporkan pemotongan PPh Pasal 21 melalui Surat Pemberitahuan
SPT. SPT wajib diisi dengan benar, lengkap, dan jelas, dan ditandatangani serta disampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak atau tempat lain yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak selambat-lambatnya 20 dua puluh hari setelah akhir masa pajak. Untuk dapat mengetahui kesesuaian
pelaporan dapat dilihat dari Surat Pemberitahuan SPT. Maka data yang diperlukan penulis dalam mengevaluasi pelaporan untuk tahun Pajak 2012
adalah SPT Masa Oktober, SPT Masa November, dan SPT Masa Desember. Data tersebut diperoleh dengan melihat dokumen CV. Adicita Prayoga,
yang terlampir di halaman lampiran. Di dalam SPT Masa terdapat beberapa hal yang dievaluasi untuk
mengetahui kesesuaian pelaporannya dengan peraturan perpajakan, antara
lain kebenaran, kelengkapan dan kejelasan dalam pengisian SPT Masa dan waktu pelaporan SPT Masa. Berdasarkan pengamatan penulis pada SPT
untuk Masa Pajak Oktober, November dan Desember tahun Pajak 2012 diketahui bahwa pengisian SPT Masa dilakukan dengan benar, lengkap dan
jelas, kecuali Masa Pajak Oktober terdapat kesalahan penulisan angka pada Jumlah Penghasilan Bruto Pegawai Tetap. SPT Masa dilaporkan tepat
waktu ke Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Klaten melalui Kantor Pos Klaten bersamaan dengan penyetoran PPh Pasal 21. Dan perusahaan
diberikan Bukti Penerimaan Surat dari kantor pos tersebut. Untuk waktu dan tempat pelaporan lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 19. Waktu dan Tempat Pelaporan PPh Pasal 21
No. Masa Pajak
Waktu Pelaporan Tempat Pelaporan
1. Oktober
9 November 2012 Kantor Pos Klaten
2. November
7 Desember 2012 Kantor Pos Klaten
3. Desember
18 Januari 2013 Kantor Pos Klaten
Sumber: CV. Adicita Prayoga
B. Analisis Penghitungan Pemotongan PPh Pasal 21