Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21

3. Keterlambatan Pembayaran atau Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21 Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan mengatur mengenai sanksi keterlambatan pembayaran atau penyetoran pajak. Apabila pembayaran atau penyetoran pajak dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak, maka dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 dua persen per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 satu bulan.

G. Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21

1. Surat Pemberitahuan SPT Sarana yang digunakan untuk melaporkan pemotongan pajak yang dilakukan oleh pemotong pajak adalah Surat Pemberitahuan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan danatau pembayaran pajak, objek pajak danatau bukan objek pajak, danatau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan. Bentuk formulir Surat Pemberitahuan Masa diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER- 32PJ2009 Tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 danatau Pasal 26 dan Bukti Pemotongan Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21 danatau Pasal 26. Secara garis besar jenis Surat Pemberitahuan dibedakan menjadi dua, yaitu Surat Pemberitahuan Masa untuk suatu Masa Pajak dan Surat Pemberitahuan Tahunan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak. Surat Pemberitahuan bisa berbentuk e-SPT dan formulir kertas hardcopy yang disediakan oleh Direkorat Jenderal Pajak. 2. Pengisian Surat Pemberitahuan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Kewajiban penyampaian Surat Pemberitahuan oleh pemotong atau pemungut pajak dilakukan untuk setiap Masa Pajak. Sementara itu, yang dimaksud dengan benar, lengkap, dan jelas dalam mengisi Surat Pemberitahuan adalah: a. benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya; b. lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan; dan c. jelas adalah melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan. 3. Penyampaian Surat Pemberitahuan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang telah diisi dengan benar, lengkap, dan jelas atas pajak terutang yang dipotong dari pihak lain orang pribadi, harus disampaikan ke KKP tempatnya terdaftar atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan KP2KP. Dapat pula dengan menggunakan e-filling yang dilakukan secara on-line yang real-time melalui penyedia jasa aplikasi atau Application Service Provider ASP. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 dua puluh hari setelah akhir Masa Pajak dan untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi, paling lama 3 tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak. Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 untuk paling lama 2 dua bulan dengan cara menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain kepada Direktur Jenderal Pajak yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. 4. Keterlambatan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp100.000,00 seratus ribu rupiah untuk Surat Pemberitahuan Masa, dan sebesar Rp100.000,00 seratus ribu rupiah untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi. 43

BAB III METODE PENELITIAN