Analisis Pelaporan PPh Pasal 21

berdasarkan surat ketetapan pajak, STP atau putusan lain. Jumlah Pembayaran Diisi dengan angka “107.750” yang merupakan jumlah pajak yang dibayar atau disetor. Terbilang Diisi dengan huruf latin “seratus tujuh ribu tujuh ratus lima puluh rp”. Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran Diisi “10113” yang merupakan tanggal penerimaan pembayaran atau setoran oleh Kantor Penerima Pembayaran, ditandatangani oleh Sinta U. sebagai petugas penerima pembayaran atau setoran, serta capstempel Kantor Pos yang merupakan Kantor Penerima Pembayaran. Wajib PajakPenyetor Diisi “Klaten, 10-01-2013” yang merupakan tempat dan tanggal pembayaran atau penyetoran, ditandatangani oleh Fr. Kiswari Direktur dan cap CV. Adicita Prayoga. Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran Tidak diisi Nomor Transaksi Penerimaan Negara NTPN dan Nomor Transaksi Bank NTB atau Nomor Transaksi Penerimaan Negara NTPN dan Nomor Transaksi Pos NTP oleh Kantor Penerima Pembayaran, seharusnya diisi NTPN dan NTP oleh petugas penerima pembayaran. Sumber : CV. Adicita Prayoga

D. Analisis Pelaporan PPh Pasal 21

Untuk menjawab permasalahan yang terkait dengan pelaporan PPh Pasal 21, penulis akan menjabarkan mengenai tata cara pengisian SPT Masa PPh Pasal 21 yang digunakan untuk melaporkan PPh Pasal 21. Tata cara ini diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32PJ2009, yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini: Tabel 26. Tata Cara Pengisian Surat Pemberitahuan Masa I. BAGIAN INDUK SPT Normal Beri tanda silang X pada kotak di depan baris “SPT Normal” jika yang disampaikan merupakan SPT biasa. SPT Pembetulan Beri tanda silang X pada kotak di depan baris “SPT Pembetulan Ke- __” jika SPT yang disampaikan merupakan SPT Pembetulan. Tabel 25. Lanjutan Pada baris “SPT Pembetulan Ke-__” diisi dengan angka kesekian kalinya Wajib Pajak melakukan pembetulan. Tahun Kalender Diisi dengan Tahun Kalender yang bersangkutan. Masa Pajak Diisi dengan Masa Pajak yang bersangkutan. Untuk SPT Pembetulan, diisi dengan Masa Pajak dari SPT yang dibetulkan. II. BAGIAN A Angka 1 : NPWP Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP Pemotong Pajak sesuai dengan yang tercantum pada Kartu NPWP. Angka 2 : Nama WP Bagian ini diisi dengan nama pemotong Pajak sesuai dengan nama yang tercantum pada Kartu NPWP. Angka 3 : Alamat Bagian ini diisi dengan alamat Pemotong Pajak yang sekarang ditempati atau alamat terbaru. Angka 4 : Nomor Telepon Cukup jelas. Angka 5 : Alamat Email Diisi dengan alamat email jika Pemotong Pajak memiliki alamat email. III. BAGIAN B Angka 6 – angka 19 Kolom 3 : Diisi dengan jumlah karyawanorang yang menerima penghasilan. Kolom 4 : Diisi dengan jumlah penghasilan yang dibayarkan. Kolom 5 : Diisi dengan Jumlah PPh Pasal 21 danatau Pasal 26 yang dipotong. Catatan : Untuk Masa Pajak Desember, Jumlah Penghasilan Bruto kolom 4 dan Jumlah Pajak Terutang kolom 5a diisi jumlah kumulatif dalam tahun kalender yang bersangkutan. Angka 20 Diisi dengan hasil penjumlahan angka 6 sampai dengan angka 19. Angka 21 Diisi PPh Pasal 21 danatau Pasal 26 yang telah Disetor pada Masa Pajak Januari s.d. November. Angka 21 ini diisi hanya pada Masa Pajak Desember. Angka 22 Diisi dengan jumlah Pokok Pajak STP PPh Pasal 21 danatau Pasal 26. Angka 23 Berilah tanda silang X dalam kotak “Masa Pajak” dan isi kotak “Tahun Kalender” sesuai dengan saat terjadinya kelebihan setor PPh Pasal 21 danatau Pasal 26. Kolom 5 : Diisi dengan jumlah kelebihan setor PPh Pasal Tabel 26. Lanjutan 21 danatau Pasal 26. Angka 24 Diisi dengan hasil penjumlahan angka 21 + angka 22 + angka 23. Angka 25 Diisi dengan hasil pengurangan angka 20 dengan angka 24. Angka 25a Diisi dengan jumlah PPh Pasal 21 danatau Pasal 26 yang disetor dengan SSP PPh Pasal 21 ditanggung pemerintah. Angka 25b Diisi dengan PPh Pasal 21 danatau Pasal 26 yang disetor dengan SSP. Angka 26 Diisi dengan PPh Pasal 21 danatau Pasal 26 yang kurang lebih disetor pada SPT yang Dibetulkan, yang merupakan pindahan dari Bagian B angka 25 dari SPT yang dibetulkan. Angka 27 Diisi dengan hasil pengurangan jumlah angka 25 dengan jumlah angka 26 Angka 28 Apabila ternyata angka 25 atau angka 27 menunjukkan lebih setor, kelebihan tersebut diperhitungkan oleh Pemotong Pajak dengan penyetoran PPh Pasal 21 yang terutang untuk bulan dilaukannya penghitungan kembali. IV. BAGIAN C Angka 29 – angka 31 Kolom 3 : Diisi dengan jumlah karyawanorang yang menerima penghasilan. Kolom 4 : Diisi dengan jumlah Penghasilan bruto yang dibayarkan. Kolom 5 : Diisi dengan Jumlah PPh Pasal 21 danatau Pasal 26 yang dipotong. V. BAGIAN D Lampiran Berilah tanda X dalam kotak yang telah disediakan sesuai dengan lampiran yang disampaikan VI. BAGIAN E Pernyataan dan Tanda Tangan Kolom Pernyataan : Beri tanda X pada kotak yang sesuai. Pimpinan yang tercantum namanya didalam “NAMA PIMPINAN” atau kuasanya wajib menandatangani dan membubuhkan nama lengkap, NPWP yang bersangkutan dan membubuhkan cap perusahaan serta mencantumkan tanggal, bulan, dan tahun diisinya SPT Tahunan ini pada tempat yang sudah tersedia. Kolom Diisi oleh Petugas : Berilah tanda X dalam kotak yang sesuai. Pegawai menandatangani dan membubuhkan nama lengkap, NPWP yang bersangkutan dan Tabel 26. Lanjutan membubuhkan cap perusahaan serta mencantumkan tanggal, bulan, dan tahun diisinya SPT Tahunan ini pada tempat yang sudah tersedia. Sumber : Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-32PJ2009 Penulis mengetahui bahwa terdapat kesamaan mengenai tata cara pengisian Surat Pemberitahuan SPT Masa untuk Masa Pajak Oktober, November dan Desember Tahun Pajak 2012, sehingga penulis hanya akan mengevaluasi satu sampel SPT Masa yaitu SPT Masa untuk Masa Pajak Desember 2012. Tata cara pengisian SPT Masa Pajak Desember oleh CV. Adicita Prayoga dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 27. Tata Cara Pengisian SPT Masa oleh CV. Adicita Prayoga I. BAGIAN INDUK SPT Normal Diisi dengan memberi tanda silang X pada kotak di depan baris “SPT Normal” karena SPT yang disampaikan merupakan SPT biasa. SPT Pembetulan Tidak diberi tanda silang X pada kotak di depan baris “SPT Pembetulan Ke-__” karena SPT yang disampaikan bukan merupakan SPT Pembetulan. Tahun Kalender Diisi dengan “2012” yang merupakan Tahun Kalender yang bersangkutan. Masa Pajak Diisi dengan “122012” yang merupakan Masa Pajak yang bersangkutan. II. BAGIAN A Angka 1 : NPWP Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP CV. Adicita Prayoga yaitu “31.165.821.5-525.000”. Angka 2 : Nama WP Bagian ini diisi “CV. ADICITA PRAYOGA”. Angka 3 : Alamat Bagian ini diisi dengan “JL. MANAHAN NO.11 RT 003 RW007 KLATEN UTARA, KLATEN”.. Angka 4 : Nomor Telepon Tidak diisi nomor telepon, seharusnya diisi dengan nomor telepon CV. Adicita Prayoga. Angka 5 : Alamat Email Tidak diisi dengan alamat email. III. BAGIAN B Angka 6 – angka 19 Kolom 3 : Diisi dengan jumlah karyawanorang yang menerima pe nghasilan yaitu “56” Pegawai Tabel 26. Lanjutan Tetap dan “50” Pegawai tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas. Kolom 4 : Diisi dengan jumlah penghasilan yang dibayarkan yaitu sebesar “104.876.000” bagi Pegawai Tetap dan “62.975.200” bagi Pegawai tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas. Kolom 5 : Diisi dengan Jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong yaitu sebesar “323.250”. Catatan : Jumlah angka tersebut diisi dengan jumlah kumulatif dalam tahun 2012 karena SPT Masa Desember. Angka 20 Diisi dengan hasil penjumlahan angka 6 sampai dengan angka 19 yaitu “106” untuk Jumlah Penerima Penghasilan 3, “167.851.200” untuk Jumlah Penghasilan Bruto 4, dan “323.250” untuk Jumlah Pajak Terutang 5 Angka 21 Diisi “215.500” yang merupakan PPh Pasal 21 yang telah Disetor pada Masa Pajak Oktober s.d. November. Angka 22 Tidak diisi karena tidak ada STP PPh Pasal 21 danatau Pasal 26. Angka 23 Tidak diisi karena tidak ada kelebihan setor PPh Pasal 21 danatau Pasal 26. Angka 24 Diisi dengan hasil penjumlahan angka 21 215.500 + angka 22 0+ angka 23 0 yaitu “ 215.500”. Angka 25 Diisi dengan hasil pengurangan angka 20 323.250 dengan angka 24 215.500 yaitu “107.750”. Angka 25a Tidak diisi karena penyetoran tidak dengan SSP PPh Pasal 21 ditanggung pemerintah. Angka 25b Diisi dengan PPh Pasal 21 danatau Pasal 26 yang disetor dengan SSP yaitu “107.750”. Angka 26 Tidak diisi karena SPT Normal bukan SPT Pembetulan. Angka 27 Angka 28 IV. BAGIAN C Angka 29 – angka 31 Tidak diisi karena tidak ada Objek Pajak yang bersifat Final. V. BAGIAN D Lampiran Diisi dengan memberi tanda silang X pada kotak di depan “Surat Setoran Pajak” yang berjumlah “1” lembar. Sebaiknya dilampirkan juga Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Tidak Final. Tabel 27. Lanjutan VI. BAGIAN E Pernyataan dan Tanda Tangan Kolom Pernyataan : Diberi tanda X pada kotak PEMOTONG PAJAK PIMPINAN dengan Nama : “FR. KISWARI”, NPWP : “24.402.359.4-525.000”. Pemotong Pajak juga menandatanganinya dan memberi cap “CV. Adicita Prayoga” serta mencantumkan tanggal diisinya SPT yaitu pada “18012013”. Kolom Diisi oleh Petugas : Tidak diisi oleh petugas. Seharusnya diberi tanda X dalam kotak yang sesuai, Pegawai menandatangani dan membubuhkan nama lengkap, NPWP yang bersangkutan dan membubuhkan cap perusahaan serta mencantumkan tanggal, bulan, dan tahun diisinya SPT Tahunan ini pada tempat yang sudah tersedia. Sumber : CV. Adicita Prayoga

E. Pembahasan