Status sosial ekonomi, layanan prima dan lama bergabung menjadi

Hasil perhitungan yang dilakukan dengan berdasarkan programSPSS menunjukan bahwa nilai adjused R square sebesar 0,397. Hal ini berarti status sosial ekonomi, layanan prima, dan lama bergabung memberikan sumbangan sebesar 39,7 terhadap partisipasi anggota koperasi.

4. Pembahasan

a. Kontribusi status sosial ekonomi terhadap partisipasi anggota Hasil pengujian hipotesis pertama mengenai kontribusi status sosial ekonomi terhadap partisipasi anggota menunjukan bahwa ternyata status sosial ekonomi menunjukan kontribusi yang positif terhadap partisipasi anggota koperasi.kesimpulan tersebut didukung hasil penghitungan statistic yang menunjukan nilai sig.probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu H ditolak dan H a diterima artinya ada kontribusi dan signifikansi status sosial ekonomi terhadap partisipasi anggota koperasi. Berdasarkan analisis deskriptif responden menunjukan bahwa sekitar 69,4 berada dalam kondisi sosial ekonomi anggota cukup baik. Hal ini ditunjukan dari jumlah responden yang memiliki kondisi sosial ekonomi tinggi berjumlah 125 responden dari total keseluruhan 180 responden. Sedangkan pengujian hipotesis menyatakan bahwa status sosial anggota hanya memberi kontribusi sebesar 21,41. Angka ini jelas masuk dalam kategori yang cukup tinggi. Hal ini mungkin saja dapat terjadi karena kotribusi tersebut dapat menjadi salah faktor penentu terhadap partisipasi anggota dalam koperasi. Seperti yang dikatakan oleh Soejono Soekanto 2004 : 445 bahwa status sosisal merupakan kedudukan seseorang dalam kelompok sosial atau masyarakat, yang secara tidak langsung kedudukan tersebut akan mempengaruhi posisi seseorang dalam masyarakat. Secara tidak langsung kondosi atau keadaan sosial ekonomi seseorang dalam masyarakan akan menjadi pengaruh yang cukup besar dalam sebuah organisasi atau pun koperasi, misalnya saja seseorang dengan kondisi sosial ekonomi tinggi, mereka akan loyal terhadap koperasi simpan pinjam dibidang jasa terutama jasa simpanannya, sedangkan seseorang dalam keadaan sosial ekonomi cukup rendah maupun rendah, mereka cenderung akan menggunakan partisipasi mereka juga dibidang jasa tetapi lebih pada jasa pinjamanya. Namun selain faktor tersebut tidak menutup kemungkinan ada fektor lain yang mempengaruhi seorang anggota koperasi dalam berpartisipasi terhadap koperasinya. Seperti yang tertertera dalam UU kopera si yang baru maupun lama “ bahwa pada dasarnya koperasi adalah lembaga yang beranggotakan beradasar atas azas sukarela dan keterbukaan “ . Hal tersebutlah yang menjadi faktor lain yang dianggap memberikan kontribusi yang cukup berpengaruh dalam partisiasi pertumbuhan koperasi, terutama koperasi Sami Aji ini. b. Kontribusi layanan prima terhadap partisipasi anggota koperasi Hasil pengujian hipotesis kedua mengenai kontribusi layanan prima terhadap partisipasi anggota menunjukan bahwa layanan prima memiliki kontribusi yang positif terhadap partisipasi anggota. Kesimpulan tersebut didukung oleh hasil perhitungan statistik yang menunjukan nilai sig. probabilitas sebesar 0,375 lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu H ditolak dan H a diterima artinya ada kontribusi yang signifikan antara layanan prima terhadap partisipasi anggota koperasi. Berdasarkan analisis deskriptif responden menunjukan bahwa sebagian besar responden menunjukan layanan prima dalam katergori tinggi. Hal ini ditunjukan dengan jumlah responden yang memilih layanan prima cukup baik sebesar 113 responden atau sebesar 62,8 dari total keseluruhan 180 responden. Sedangkan jika melihat hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa layanan prima memberikan kontribusi yang signifikan cukup sebesar 19,13 terhadap partisipasi anggota akan tetapi kontribusi tersebut tidak menjamin sebagai faktor utama penentu partisipasi anggota. Mereka bisa saja mengatakan layanan prima sudah merupakan faktor yang penting dalam sebuah jasa pelayanan apalagi dalam hal ini koperasi, yang seharusnya memang menyediakan layanan yang terbaik untuk kepentingan anggotanya. Walau pun menjadi faktor penting dalam mekanisme pemuasan anngota, dalam layanan prima yang disediakan setiap koperasi amatlah berbeda – beda, hal ini bisa saja disesuaikan oleh kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki koperasi itu sendiri. Seperti koperasi Sami Aji ini misalnya, koperasi ini dalam menyajikan pelayana yang maksimal selani silandasi prinsip koperasi juga dilandasi oleh nama Sami Aji itu sen diri yaitu “ Ksatria yang mengorbankan apapun untuk kepentingan rakyatnya”. Seperti yang diutarakan oleh Fandy Tjiptono 2012 : 183 dalam buku mewujudkan layanan prima. Didalamnya ada strategi mewujudkan layanan prima salah satunya menumbuhkembangkan budaya kualitas yang dimaksud disini