Uji Normalitas Uji Regresi Uji hipotesis 1. Uji Kesesuaian Model Uji F

lix Indonesia dan dapat dilihat di situs internet dengan alamat www.idx.co.id.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Penelitan ini menggunakan alat analisis yang disesuaikan dengan kebutuhan pengukuran variabel-variabel yang didasarkan pada kinerja perusahaan untuk mengukur pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat.

3.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov Test dengan menggunakan program Minitab Sumarsono, 2002:40 Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah : a. Jika nilai P-value nilai probabilitasnyalebih kecil dari 5, maka distribusi adalah tidak normal b. Jika nilai P-value nilai probabilitasnya lebih besar dari 5, maka distribusi adalah normal. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lx

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi tersebut di atas harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator, artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi di antaranya tiga asumsi dasar. Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda yaitu Santoso, 2002:30: a. Tidak boleh ada autokorelasi b. Tidak boleh ada multikolinieritas c. Tidak boleh ada heteroskedasitas Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan t menjadi bias.

3.4.2.1. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antar data data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu data crossectional Gujarati, 1995: 201 . Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat kriteria Durbin Watson sebagai berikut Ghozali, 2006 : 99 : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lxi Tabel 3.1. Deteksi adanya autokorelasi dengan criteria Durbin Watson Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl d du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl d 4 Tidak ada korelasi negative No decision 4 – du d 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif atau negative Tidak ditolak du d 4 – du Sumber: Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Tiga, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

3.4.2.2. Multikolinieritas

Untuk mengetahui apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelsi antara variabel bebas dapat menggunakan uji multikolinieritas, karena dalam metode regresi linier yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Menurut Santoso 2002:206, deteksi adanya multikolinieritas adalah : a. Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 atau lebih kecil dari 10 b. Mempunyai angka tolerance mendekati 1.

3.4.2.3. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lxii Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas adalah dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen dengan residualnya. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, dan jika tidak terjadi pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2006 : 105.

3.4.3 Uji Regresi

Sesuai dengan tujuan dan hipotesis penelitian yang disajikan maka hubungan variabel dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Regresi Linier Berganda adalah analisi yang menunjukan hubungan antara satu variabel yang dinamakan variabel terikat dependen variable terhadap variabel lain yang bebas independen variable. Metode ini digunakan dalam penelitian ini karena yang diteliti adalah pengaruh dari beberapa variabel terhadap variabel terikat berdasarkan perkembangannya secara profesional. Dengan rumus sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Djarwanto, 1996 :176 Dimana : Y = merupakan variabel dependen arus kas masa mendatang a = merupakan konstanta b 1 ,b 2 ,b 3 ,b 4 = koefisien regresi dari masing-masing variabel X 1 = laba kotor Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lxiii X 2 = laba operasi X 3 = laba bersih X 4 = arus kas e = standar eror

3.4.4 Uji hipotesis 1. Uji Kesesuaian Model Uji F

Uji ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh positif laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas terhadap arus kas masa datang. Hipotesis Statistik 1 Ho: β 1 = 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh positif laba kotor, laba operasi, laba kotor, dan arus kas terhadap arus kas masa depan. 2 H 1 : β 1 ≠ 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh positif laba kotor, laba operasi, laba kotor, dan arus kas terhadap arus kas masa depan. 3 Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 4 Kriteria keputusan i. Jika nilai probabilitas 0,05 maka H diterima dan H 1 ditolak yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh positif laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas terhadap arus kas masa depan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lxiv ii. Jika nilai probabilitas 0.05 maka H ditolak dan H 1 diterima yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat positif pengaruh laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas terhadap arus kas masa depan.

2. Uji Parsial Uji t

Uji ini digunakan untuk menguji kemampuan laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas secara parsial terhadap arus kas masa depan. Hipotesis Statistik 1 Ho: β 1 = 0, menunjukkan bahwa laba kotor, laba operasi, laba kotor, dan arus kas secara parsial tidak memiliki kemampuan dalam prediksi arus kas masa depan. H 1 : β 1 ≠ 0, menunjukkan bahwa laba kotor, laba operasi, laba kotor, dan arus kas secara parsial memiliki kemampuan dalam prediksi arus kas masa depan. 2 Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 3 Kriteria keputusan i. Jika nilai probabilitas 0,05 maka H diterima dan H 1 ditolak yang berarti bahwa laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas secara parsial tidak memiliki kemampuan dalam prediksi arus kas masa depan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lxv ii. Jika nilai probabilitas 0.05 maka H ditolak dan H 1 diterima yang berarti bahwa laba kotor, laba operasi, laba bersih dan arus kas secara parsial memiliki kemampuan dalam prediksi arus kas masa depan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lxvi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.5. Deskripsi Obyek Penelitian

Berdasarkan pada teknik penentuan sampel, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 10 perusahaan Food Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2006 – 2009. Dan untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan gambaran umum dari masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel, yaitu :

1. PT. Cahaya Kalbar, Tbk

PT. Cahaya Kalbar, Tbk, didirikan pada tanggal 3 Febuari 1968, dengan berdasarkan akta Notaris No. 1 yang dibuat dihadapkan Mochamad Damiri, S.H. Perseroan bergerak dalam bidang Industri makanan dan perdagangan umum termasuk inport, dengan Kantor Pusat, sedangkan lokasi pabrik berada di Jl. Raya Pluit Selatan Blok S6 Jakarta 14440 dan Perseroan memulai kegiatan operasi secara komersial pada tahun 1971

2. PT. Delta Djakarta Tbk

PT. Delta Djakarta, Tbk, didirikan pada tanggal 14 Maret 1990, dengan berdasarkan akta Notaris No. 25 yang dibuat dihadapkan Soetomo Ramelan, S.H. Perseroan bergerak dalam bidang Industri pengolahan biji coklat menjadi kakao lemak dan kakao bubuk cocoa powder, dengan Kantor Pusat yang berkedudukan di Jl Pangeran Jayakarta, 117 Blok B 35-39 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.