Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

lxxvi Berdasarkan pada tabel 4.5 dapat diinterprestasikan bahwa besarnya nilai arus kas bersih tertinggi untuk tahun 2007 – 2009 dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk, yaitu untuk tahun 2007 sebesar Rp. 4.638.061,00, untuk tahun 2008 sebesar Rp. 4.271.208,00, dan untuk tahun 2009 sebesar Rp. 4.474.830,00, sedangkan yang terendah dimiliki oleh PT. Siantar Top, Tbk, yaitu untuk tahun 2007 sebasar Rp. 7.296,33, untuk tahun 2008 sebesar Rp. 5.138,19, dan untuk tahun 2009 sebesar Rp. 7.678,08.

4.6.1. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov Dasar analisis yang digunakan yaitu nilai signifikansi atau nilai probabilitasnya P-Value 5, maka data tersebut berdistribusi normal Sumarsono, 2004 :40 Berdasarkan hasil uji normalitas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program Minitab, dapat dilihat pada tabel 4.6, sebagai berikut Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas Metode Kolmogorov Smirnov Y X1 X2 X3 X4 Kolmogorov Smirnov 0,430 0,375 0,315 0,257 0,236 P-Value 0,010 0,010 0,010 0,010 0,010 Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan pada tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa nilai P- value nilai probabilitasnya yang dimiliki oleh semua variabel adalah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lxxvii lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,010. Dengan demikian, Uji Kolmogorov Smirnov menunjukan bahwa data yang digunakan ternyata tidak memenuhi asumsi Normalitas. Asumsi normalitas ini tidak penting jika tujuannya hanya untuk estimasi saja Gujarati,1995 dalam Pradhono: 158. Prosedur pengujian yang dilakukan dalam sampel besar tetap bisa dikatakan valid. Berdasarkan hal ini, maka meskipun tidak memenuhi syarat normalitas, maka data tetap digunakan untuk analisis lebih lanjut Pradhono: 158.

4.6.2. Uji Asumsi Klasik

Dalam suatu persamaan regresi harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator, artinya dalam pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias Sesuai dengan tujuan Berdasarkan hasil uji asumsi klasik dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program Minitab. diperoleh hasil sebagai berikut

1. Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya Untuk menguji apakah terjadi autokorelasi atau tidak, dapat digunakan uji Durbin Watson, dengan ketentuan sebagai berikut :. a. Apabila 4 – dW dU, hal ini berarti bahwa Ho diterima : Jadi P = 0, berarti tidak ada autokorelasi pada model b. Apabila 4 – dW dL, hal ini berarti bahwa Ho ditolak : Jadi P = 0, berarti terdapat autokorelasi pada model Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lxxviii c. Apabila dL 4 – dW dU, hal ini berarti bahwa Uji ini hasilnya tidak konklusif, sehingga tidak dapat ditentukan apakah ada autokorelasi atau tidak dalam model tersebut Berdasarkan dari hasil “Uji Autokorelasi” dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program Minitab dapat diketahui besarnya bahwa nilai dW tes yaitu sebesar 2,499 Lampiran 5, sedangkan berdasarkan tabel “Durbin Watson” Untuk N = 30 dan k = 4 Lampiran 10, diperoleh nilai dL = 1,143 dan dU = 1,739. Untuk memperjelas uraian tersebut di atas, berikut ini merupakan gambar kurva daerah keputusan autokorelasi, yang dapat dilihat pada gambar 4.1, sebagai berikut Gambar. 4.1 : Daerah Keputusan Autokorelasi Berdasarkan pada gambar 4.1 dapat diketahui bahwa nilai dW tes sebesar 2,499 berada diantara nilai 4 - dU = 2,261 dan 4 - dL = 2,857 atau daerah keragu - raguan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat korelasi antara korelasi pengganggu pada Tidak Ada Autokorelasi Positif dan Negatif dL = 1,143 dU = 1,739 4 – dU = 2,261 4 – dL = 2,857 4 Daerah Keragu -raguan Ada Autokorelasi Negatif Daerah Keragu - raguan Ada Aukorelasi positif DW test = 2,499 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lxxix periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya, sehingga data dari seluruh variabel bebas X yang digunakan dalam penelitian ini baik X 1 , X 2 , , X 3 , dan X 4 , dapat digunakan dalam penelitian

2. Multikolinieritas

Alat uji yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dalam penelitian ini dengan melihat besarnya nilai Variance Inflation Factor VIF. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF Variance Inflation Factor 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas Santoso, 2002: 206. Berdasarkan hasil Uji Multikolinieritas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program Minitab, dapat dilihat pada tabel 4.7, sebagai berikut Tabel 4.7. Hasil Uji Multkolinieritas Variabel VIF Keterangan Laba Kotor X1 27,694 Multikolinieritas Laba Operasi X2 9,349 Non Multikolinieritas Laba Bersih X3 4,367 Non Multikolinieritas Arus Kas Bersih X4 9,127 Non Multikolinieritas Sumber : Lampiran 6 Nilai VIF dari variabel laba kotor X 1 menunjukkan angka lebih dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut terindikasi adanya multikolinieritas. Salah satu cara untuk mengatasi pengujian asumsi multikolinieritas yaitu dengan analisis komponen utama Bhakti,dkk, 2006. Analisis komponen utama merupakan teknik statistik yang dapat digunakan untuk menjelaskan struktur varian-kovarian dari Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lxxx sekumpulan variabel melalui beberapa variabel baru dimana variabel baru ini saling bebas, dan merupakan kombinasi linier dari variabel asal. Dengan Rumus sebagai berikut : W i = e i ’X = e i1 X 1 + e i2 X 2 +…..+ e ip X p, i = 1,2,……,p Dimana : W 1 : komponen pertama yang memenuhi maksimum nilai e 1  e 1 =  1 W 2 : komponen kedua yang memenuhi sisa keragaman selain komponen pertama dengan memaksimumkan nilai e 2  e 2 =  2 W p : komponen ke- p yang memenuhi sisa keragaman selain W 1, W 2, …W p harus memenuhi persyaratan  1  2 ≥…≥  p Setelah dilakukan analisis komponen utama, maka nilai VIF yang terbentuk untuk masing-masing variabel independen adalah: Tabel 4.8. Hasil Uji Multkolinieritas Analisis Komponen Utama Variabel VIF Keterangan Laba Kotor X1 1,000 Non Multikolinieritas Laba Operasi X2 1,000 Non Multikolinieritas Laba Bersih X3 1,000 Non Multikolinieritas Arus Kas Bersih X4 1,000 Non Multikolinieritas Sumber : Lampiran 7 Berdasarkan pada tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas X yang digunakan dalam penelitian ini baik X 1 , X 2 , X 3 , dan X 4 , mempunyai nilai VIF Variance Inflation Factor 10, dan sesuai dengan dasar analisis yang digunakan, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lxxxi

3. Heteroskedastisitas

Alat uji yang digunakan untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas secara kuantitatif dalam suatu persamaan regresi dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen dengan residualnya. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, dan jika tidak membentuk pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2006 : 105. Berdasarkan hasil Uji Heteroskedastisitas dengan alat bantu komputer yang menggunakan Program Minitab, dapat dilihat pada gambar 4.2. sebagai berikut : Fitted Value R e s id u a l 5000000 4000000 3000000 2000000 1000000 1000000 500000 -500000 -1000000 Residuals Versus the Fitted Values response is Prediksi Arus Kas Bersih Sumber : Lampiran 5 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lxxxii Berdasarkan pada gambar 4.2. di atas menunjukkan bahwa terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Setelah dilakukan Uji Asumsi Klasik tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi linier dalam penelitian ini, bebas dari asumsi dasar klasik tersebut, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t yang akan dilakukan dalam penelitian ini tidak akan bias atau sesuai dengan tujuan penelitian.

4.7. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis