41
E. Monitoring Kecelakaan Tenaga kerja
Kecelakaan kerja yang terjadi pada seorang karyawan dapat menimbulkan penderitaan baik secara fisik, mental maupun secara
sosial. Berdasarkan tingkat penderitaan dan akibat pada pekerjaannya, kecelakaan kerja dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Penderitaan total dengan istirahat sementara, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan karyawan tidak dapat bekerja sepenuhnya
untuk beberapa hari. b. Penderitaan untuk selamanya. Kecelakaan yang mengakibatkan
cacat berat pada karyawan sehingga tidak mampu melangsungkan pekerjaannya.
c. Penderitaan sebagian untuk sementara., yaitu kecelakaan yang menimpa karyawan secara tetap tetapi dapat bekerja kembali.
d. Kematian, yaitu kecelakaan paling dramatis yang mengakibatkan kehilangan nyawa.
F.
Menyiapkan Laporan Kecelakaan dan Santunan Tenaga Kerja
Dalam undang-undang ketenaga kerjaan tahun 1997 pasal 11, dinyatakan bahwa perusahaan diwajibkan untuk memberikan
tunjangan atas kecelakaan kerja sebesar yang ditentukan oleh ketentuan yang berlaku. Berkaitan dengan hal tersebut, pihak
manajeme perusahaan harus mempunyai fasilitas dan dana untuk membayar kompensasi tersebut. Untuk kepentingan ini seharusnya
seluruh tenaga kerja diasuransikan melalui Astek Asuransi Tenaga Kerja.
Kewajiban manajemen dalam menghadapi kecelakaan kerja adalah menolong penderita dengan memberikan pengobatan dan
santunan. Sedapat mungkin karyawan yang mengalami kecelakaan dapat pulih untuk melanjutkan tugas pekerjaannya. Santunan dan
bantuan harus diberikan tanpa memperhatikan penyebab kecelakaan kerja, misalnya: walaupun kecelakaan kerja disebabkan oleh kelalaian
karyawan yang bersangkutan, akan tetapi pertolongan dan pemberian santunan dan biaya pengobatan tetap diberikan oleh perusahaan,
berarti bahwa santunan kecelakaan kerja merupakan biaya perusahaan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
42
G. EVALUASI:
1. Berikan contoh penanganan pertama pada kecelakaan yang pernah dialami siswa dalam kegiatan praktik di dapur?
2. Tindakan apa yang dilakukan jika dalam kegiatan praktik pengolahan makanan terjadi kecelakaan kerja?
3. Apa saja penyebab kecelakaan kerja yang sering dialami dalam kegiatan pengolahan makanan?
Di unduh dari : Bukupaket.com
43
BAB IV MENGELOLA DAN MENYIAPKAN MAKANAN
A. Pendahuluan
Persiapan Mise en Plase dalam pengolahan bahan makanan merupakan segala sesuatu yang harus disiapkan
sebelum pengolahan. Persiapan akan menentukan menentukaan keefektivan dan keberhasilan suatu hasil
pengolahan. Umumnya persiapan pengolahan meliputi persiapan alat, pengukuran, persiapan bahan, pencucian,
penyiangan dan pemotongan.
B. Tujuan Mise en Place
Mise en place dalam bahasa Perancis adalah segala sesuatu pada tempatnya sebelum suatu kegiatan dilakukan.
Mise en place adalah suatu kegiatan awal yang bertujuan untuk menunjang kegiatan utama, sehingga dapat terselenggara
dengan teratur, rapi, berjalan dengan lancar, tepat waktu, efisien dan menyenangkan dan pekerjaan berhasil dilakukan dengan
sempurna.
C.
Faktor Penentu keberhasilan Mise en Place
1. Ruang kerja Ruang kerja harus dalam kondisi siap digunakan,
posisi meja kursi dan peralatan di ruang kerja serta kebersihan harus tetap terjaga. Pemahaman tentang tata letak, peralatan
harus dikuasai. Secara umum menyiapkan ruang kerja sebagai berikut:
a. Menjaga kebersihan ruang, baik dari debu, sampah, limbah dan cairan tumpahan di lantai yang menyebabkan
kecelakaan kerja. b. Menempatkan kursi dan meja pada posisi semula
c. Membuka jendela agar sirkulasi udara selama percobaan mengalir dengan baik.
d. Mensterilkan ruangan, bila kondisi tersebut dibutuhkan. 2. Alat-alat persiapan
a. Peralatan Listrik 1 Bowl Chopper
Di unduh dari : Bukupaket.com