101
Wisata
10. Salah satu cara untuk memahami informasi di media cetak dengan tepat adalah ....
a. membandingkan informasi tersebut dengan informasi lain yang serupa b. membuat ringkasan yang berisi pokok-pokok gagasan
c. mencari narasumber yang berkompeten untuk diajak wawancara d. menindaklanjuti dengan praktik berdasarkan informasi
e. memilih dan memilah sudut pandang penulis informasi
B. Kerjakan soal-soal berikut
1. Apakah penutur cerita rakyat pada zaman dahulu termasuk dalam sumber informasi lisan? Terangkan alasannya
2. Mengapa informasi lisan perlu kita pelajari? Apa manfaatnya? 3. Bagaimana menurut pendapat Anda tentang kalimat dalam puisi yang
biasanya tidak mengindahkan kaidah bahasa yang baik, benar, dan bernalar? Mengapa bahasa dalam puisi terkesan bebas?
4. Jelaskan langkah-langkah yang hendaknya dilakukan ketika membuat catatan suatu informasi
5. Sebut dan jelaskan macam kalimat tanya berdasarkan penggunaannya Berilah contohnya
Sekilas Pengetahuan Bahasa
Terkadang, kita ingin menggunakan bahasa yang kesannya indah atau menguatkan ekspresi, tetapi ternyata tidak tepat. Contohnya adalah pada per-
masalahan penggunaan kata tatah dan takhta yang akan dibahas dalam ulasan berikut.
Dalam selembar voucher belanja tertulis: ”Cincin gratis, sebuah cincin bertahtakan permata indah untuk pembelian barang minimal Rp100.000,00.”
Adakah yang aneh dari kalimat tersebut? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tahta adalah bentuk tidak baku
dari kata takhta. Maknanya adalah tempat duduk raja. Jika mengacu pada makna tersebut, penggunaan kata tahta pada kalimat dalam voucher tersebut tentulah
tidak tepat. Seharusnya, bukan kata tahta yang digunakan, melainkan kata tatah. Kata tatah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pahat. Dengan
demikian, kalimat tersebut akan lebih tepat jika ditulis: ”Cincin gratis, sebuah cincin bertatahkan permata indah untuk pembelian barang minimal
Rp100.000,00.”
Sumber: Situs Bahasa, Yunior Edisi 28, 26 Agustus 2007 Dengan pengubahan
Di unduh dari : Bukupaket.com
102
Bahasa Indonesia Tingkat Semenjana Kelas X
Kabar Tokoh
Pramoedya Ananta Toer
Lahir 6 Februari 1925 di Blora Jawa Tengah. berpendidikan SD Blora tamat 1939, Radiovakschool
Surabaya 1940 – 1943, sekolah stenografi 1944 – 1945, dan Sekolah Tinggi Islam Jakarta 1945.
Pernah menjadi juru ketik di Kantor Berita Jepang Domei, letnan dua dalam Resimen 6 Divisi Siliwangi 1946, redaktur Balai
Pustaka 1950 – 1951, pimpinan Literary Features Agency Duta 1951 – 1954, redaktur bagian penerbitan pada The Voice of Free Indonesia, anggota
pleno Lekra, anggota Dewan Ketua Komite Perdamaian Indonesia, Ketua Delegasi Indonesia ke Konverensi Pengarang Asia-Afrika di Tasjkent, Uni Soviet
1958, redaktur Lentera lampiran kebudayaan harian Bintang Timur 1962 – 1965, dosen Fakultas Sastra Universitas Res Republica, Jakarta, dan dosen
Akademi Jurnalistik Dr. Abdul Rivai, Jakarta. Pernah bermukim di Belanda 1953 dan mengunjungi negara-negara Singapura, Malaysia, India, Mesir,
Jerman, Cekoslowakia, Hongaria, Rumania, Yunani, Polandia, Hongkong, dan Cina.
Kumpulan cerpennya, Cerita dari Blora 1952, memperoleh Hadiah Sastra Nasional dari BMKN untuk cerpen-cerpen yang terbit tahun 1952.
Kumpulan cerpen yang lain, Cerita dari Jakarta 1957, memperoleh hadiah dari Yayasan Yamin pada tahun 1964 tetapi hadiah itu ditolak oleh Pramoedya.
Adapun novelnya, Perburuan 1950, memenangkan Hadiah Pertama dalam sayembara yang diadakan oleh Balai Pustaka tahun 1949. Karyanya yang lain
adalah Kranji-Bekasi Jatuh 1947, Keluarga Gerilya 1950, Subuh 1950, Percikan Revolusi
1950, Mereka yang Dilumpuhkan I II 1951, Bukan Pasar Malam
1951, Di Tepi Kali Bekasi 1951, Dia yang Menyerah 1951, Gulat di Jakarta
1953, Midah Si Manis Bergigi Emas 1954, Korupsi 1954, Cerita Calon Arang
1957, Suatu Peristiwa di Banten Selatan 1958, Hoakiau di Indonesia
1960, Panggil Aku Kartini Saja I II 1962, Realisme Sosialis dan Sastra Indonesia
1963, Bumi Manusia 1980, Anak Semua Bangsa 1980, Tempo Doeloe
1982, dan sejumlah terjemahan. Sebagian besar karya Pramoedya telah diterjemahkan ke pelbagai bahasa.
Sumber: Proses Kreatif–Mengapa dan Bagaimana Saya Mengarang, Gramedia 1984
Sumber:
A rus Balik
, Hasta Mitra
2001
Di unduh dari : Bukupaket.com
103
Kehidupan Masyarakat
Tema
7
KEHIDUPAN MASYARAKAT
Sumber: Kompas, 29 Juli 2007
Tujuan Pembelajaran:
1. Menyimak informasi dari tuturan lisan. 2. Mengucapkan kalimat dengan lancar, bernalar, dan wajar.
3. Memahami informasi dalam teks berbentuk narasi. 4. Membuat parafrasa dari teks tertulis.
Di unduh dari : Bukupaket.com
104
Bahasa Indonesia Tingkat Semenjana Kelas X
Pendahuluan
Pada pertemuan ini Anda akan memelajari empat aspek kemampuan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pada aspek mendengarkan,
Anda akan diajak menyimak informasi dari tuturan lisan. Pada aspek berbicara, Anda akan memelajari cara mengucapkan kalimat dengan lancar, bernalar, dan wajar
Bagaimana cara memahami informasi dalam teks berbentuk narasi dapat Anda temui pada aspek membaca. Adapun pada aspek terakhir, yaitu menulis, Anda diajak untuk
belajar membuat parafrasa dari teks tertulis.
Setiap aspek di atas akan dilengkapi dengan tugas, berupa tugas individu atau kelompok, untuk merangsang dan memotivasi Anda berpikir kreatif dalam memahami
uraian materi. Selain itu, pada akhir bab Anda akan menemui rangkuman dan pelatihan. Rangkuman berguna untuk mengingatkan Anda kembali mengenai isi materi yang
telah dipelajari. Adapun pelatihan akan membantu mengukur sejauh mana pemahaman materi yang telah Anda capai dengan cara mengerjakan soal-soal.
A. Mendengarkan