Kerjakan soal-soal berikut Memahami Makna Denotatif dan Konotatif

69 Informasi 9. Ciri utama kata yang bermakna konotatif adalah …. a. makna kiasan d. makna asli b. maknanya tidak jelas e. bermakna sebenarnya c. makna tambahan 10. Berikut yang bukan merupakan kalimat bermakna konotatif adalah …. a. Dia mempunyai mental baja. b. Salah satu benda itu menjadi kaki tumpu. c. Bayi itu lahir dengan kepala yang besar. d. Korban kecelakaan dibawa ke rumah sakit. e. Orang itu gugur sebagai bunga bangsa.

B. Kerjakan soal-soal berikut

1. Mengapa seorang pewawancara hendaknya menguasai lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang baik dan benar dalam menjalankan tugasnya? 2. Sebut dan jelaskan fungsi penggunaan bahasa baku 3. Sebut dan jelaskan macam kamus berdasarkan luas lingkup isinya 4. Sebut dan jelaskan macam bentuk kata yang terdapat dalam bahasa Indonesia 5. Jelaskan pengertian makna denotatif dan konotatif Berilah contohnya dalam kalimat Sekilas Pengetahuan Bahasa Kata kerja dalam bahasa Indonesia ada dua macam. Ada yang terdiri atas kata-kata sederhana berupa kata dasar dan ada pula yang berbentuk kata turunan, yaitu kata-kata yang sudah diberi afiks imbuhan: awalan, sisipan, akhiran. Contoh pertama: lari, duduk, mandi, naik. Contoh kata turunan: membatu, batui, panasi, dipanasi, pertinggi, duakan, mengaku. Berdasarkan contoh-contoh di atas, kita melihat bahwa pada kata-kata turunan, kata-kata itu bisa berasal dari kata yang bukan kata kerja. Bisa kata sifat dipanasi, kata benda membatu, kata bilangan mendua, dan kata ganti orang mengaku. Kata batu kata benda dijadikan kata kerja membatu yang artinya ’menjadi seperti batu’. Kata aku kata ganti orang dijadikan mengaku yang artinya ’menyebut diri aku, saya’. Kata gemetar bergetar berasal dari kata dasar getar kata benda yang diberi sisipan -em-. Oleh karena itu, kata- kata nama bagian tubuh yang berupa kata benda tentu dapat pula dibentuk menjadi kata kerja dengan memberinya imbuhan. Namun, dalam kenyataan berbahasa kita akan melihat bahwa hanya beberapa di antaranya yang dapat digunakan untuk membentuk kata kerja. Misalnya, kata Di unduh dari : Bukupaket.com 70 Bahasa Indonesia Tingkat Semenjana Kelas X lidah . Tidak ada kata bentukan melidah, dilidahi, terlidah, atau terlidahi dan terlidahkan . Mengapa tidak terdapat kata-kata seperti itu dalam bahasa Indonesia? Secara gramatikal menurut kaidah bahasa, bentuk seperti itu dapat saja dibuat, tetapi dalam kenyataannya tidak ada orang yang menggunakannya. Jika suatu bentuk digunakan dan berterima, bentuk itu kita sebut idiom. Contohnya, bentuk diketahuimengetahui. Mengapa muncul unsur ke- sebelum kata tahu? Mengapa kata yang terbentuk bukan ditahuimenahui seperti bentuk lain, misalnya, dimasukimemasuki atau ditanamimenanami? Jawaban yang dapat diberikan hanyalah bahwa bentuk itu dipakai, dipahami orang artinya, dan sudah diterima. Kita sebut itu sebuah idiom, sebuah bentuk bahasa yang sudah biasa digunakan pemakai bahasa dan tidak dipersoalkan lagi benar tidaknya. Dari nama-nama bagian tubuh yang dapat dijadikan kata kerja dalam bahasa Indonesia, didapat contoh bentuk-bentuk: menangani dari kata dasar tangan, mengaki dari kata dasar kaki, menguping dari kata dasar kuping, menapaki dari kata dasar tapak, menghidung dari kata dasar hidung, memata-matai dari kata dasar mata, dada-mendada dari kata dasar dada, bahu-membahu dari kata dasar bahu, memunggungi dari kata dasar punggung, membelakangi dari kata dasar belakang, menjari dari kata dasar jari, dan menguliti dari kata dasar kulit. Apabila kita bentuk kata kerja dengan bagian-bagian tubuh dengan awalan ber- , akan banyak sekali dan hampir semua bagian tubuh kita dapat dijadikan bentuk kata kerja berawalan ber- karena awalan tersebut dapat berarti ’mempunyai’ atau ’memiliki’ benda yang disebutkan oleh kata dasar. Misalnya, kata berambut berarti ’mempunyai rambut’. Kata-kata benda bagian tubuh banyak sekali dipakai sebagai ungkapan atau idiom dalam bentuk kata majemuk atau frase. Bukalah Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Anda akan menemukan ungkapan-ungkapan, seperti mata hati, buah hati , patah hati, dan ungkapan-ungkapan yang mengandung unsur kata hati lainnya, atau ungkapan-ungkapan yang mengandung unsur kata mata. Masih banyak lagi contoh-contoh yang lain. Sumber: J.S. Badudu, Intisari Edisi Mei 2002 Dengan pengubahan seperlunya Di unduh dari : Bukupaket.com 71 Olahraga dan Kesehatan Tema 5 OLAHRAGA DAN KESEHATAN Sumber: Kompas, 2 Desember 2007 Tujuan Pembelajaran: 1. Memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda pada pembacaan puisi. 2. Memahami ragam bahasa. 3. Membaca cepat untuk memahami informasi tertulis. 4. Memahami kata umum dan kata khusus. 5. Menggunakan kata-kata yang sama atau hampir sama artinya. Di unduh dari : Bukupaket.com 72 Bahasa Indonesia Tingkat Semenjana Kelas X Pendahuluan Pada pertemuan ini Anda akan memelajari empat aspek kemampuan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pada aspek mendengarkan, Anda akan diajak memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda pada pembacaan puisi. Pada aspek berbicara, Anda akan memelajari ragam bahasa. Bagaimana cara membaca cepat untuk memahami informasi tertulis dapat Anda temui pada aspek membaca. Adapun pada aspek terakhir, yaitu menulis, Anda diajak untuk memahami kata umum dan kata khusus serta menggunakan kata-kata yang sama atau hampir sama artinya. Setiap aspek di atas akan dilengkapi dengan tugas, berupa tugas individu atau kelompok, untuk merangsang dan memotivasi Anda berpikir kreatif dalam memahami uraian materi. Selain itu, pada akhir bab Anda akan menemui rangkuman dan pelatihan. Rangkuman berguna untuk mengingatkan Anda kembali mengenai isi materi yang telah dipelajari. Adapun pelatihan akan membantu mengukur sejauh mana pemahaman materi yang telah Anda capai dengan cara mengerjakan soal-soal.

A. Mendengarkan