Memahami Bentuk Kata dalam Bahasa Indonesia

64 Bahasa Indonesia Tingkat Semenjana Kelas X

D. Menulis

1. Memahami Bentuk Kata dalam Bahasa Indonesia

Bentuk kata yang terdapat pada bahasa Indonesia terdiri atas kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk. a. Kata Dasar Kata dasar adalah kata yang menjadi dasar bentukan kata yang lebih besar. Contoh: Kata dasar tolong dapat dibentuk menjadi kata yang lebih besar lagi, seperti menolong, penolong, pertolongan, tolong-menolong. b. Kata berimbuhan Kata berimbuhan adalah kata yang mendapatkan imbuhan atau afiks prefiks, infiks, sufiks, atau konfiks. Contoh: Kata Dasar Imbuhan Jenis Kata Berimbuhan ganjal meng- prefiks mengganjal usaha ber- berusaha lebar per- perlebar tanda ter- tertanda suling -er- infiks seruling tapak -el- telapak tekan -an sufiks tekanan jasmani -ah jasmaniah pukul me-i konfiks memukuli lupa me-kan melupakan debat memper-kan memperdebatkan indah ke-an keindahan baik per-i perbaiki c. Kata ulang Kata ulang adalah kata yang terjadi sebagai hasil reduplikasi. Contoh: baju-baju, sayur-mayur, berbunga-bunga, kedua-duanya, dan sebagainya. d. Kata majemuk Kata majemuk adalah gabungan kata yang membentuk makna baru. Contoh: sepakbola, air mata, rumah sakit, dan sebagainya. Di unduh dari : Bukupaket.com 65 Informasi Tugas Individu 1. Bacalah wacana di bawah ini dengan cermat. Ratapan Anak Bangsa di Layar Kaca Kekerasan tidak hanya muncul di sinetron, namun juga di film kartun untuk anak-anak, acara bincang-bincang, hingga berita-berita. Sunarto, doktor Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia yang meneliti kekerasan televisi terhadap perempuan, menengarai, kekerasan yang terus- menerus ditonton orang tua sekalipun bisa menimbulkan disentilasi atau penumpulan kepekaan. ”Berdasar studi resepsi, pengaruh tayangan kekerasan bervariasi pada setiap orang. Orang tua biasanya sudah mempunyai kedewasaan mental psikologis sehingga bisa memilah-milah. Namun, jika menonton tayangan itu lebih dari empat jam sehari, orang menjadi tidak peka. Melihat kekerasan diam saja,” kata Sunarto. Selain kekerasan, banyak pula cerita di sinetron yang tidak masuk akal dan membodohi. Tebaran cerita yang membodohi itu muncul pula dalam film televisi atau sinetron berbau mistik, supranatural, horor, bahkan atas nama moral dan agama. Tidak hanya sinetron, bahkan tayangan animasi untuk anak-anak pun, berdasarkan penelitian Sunarto, ternyata berpengaruh menyemaikan kekerasan pada wanita dan anak-anak. Kekerasan psikologis dilakukan dengan memarahi, membuat jengkel, mengancam, mengejek. Kekerasan seksual misalnya dengan mempermalukan di depan umum, atau merayu untuk menipu. Adapun kekerasan fungsional misalnya dengan memaksa datang ke suatu tempat. Menurut dosen FISIP Universitas Indonesia, Dedy N. Hidayat, tayangan kekerasan yang dikonsumsi terus akan tampil dalam persepsi penonton sebagai realitas simbolis. Ini adalah suatu realitas yang sedikit banyak berpijak pada realitas objektif dalam masyarakat meski penonton sadar tayangan itu hanyalah fiktif. Bisa jadi, penonton menempatkan adegan itu sebagai alternatif perilaku yang bisa dilakukan saat menghadapi situasi tertentu. Selama rating masih dijadikan patokan oleh industri pertelevisian, selama itu pula pendidikan lewat televisi tidak berjalan. Industri televisi butuh hidup untuk membiayai produksi. Rating rendah akan berpengaruh pada perolehan iklan yang rendah pula sehingga tidak bisa menutup biaya produksi. Alasan yang selalu dikemukakan itu memang masuk akal. Di unduh dari : Bukupaket.com 66 Bahasa Indonesia Tingkat Semenjana Kelas X Tarik-menarik antara idealisme dan komersialisme di jagat pertelevisian agaknya akan selalu ada. Sejak tahun 1990-an televisi sudah kerap dikritik soal kekerasan dan cerita tidak masuk akal itu, namun seperti layaknya tren, hal itu berulang dan berulang lagi. Barangkali bukan anak tiri yang meratap, tetapi anak bangsa Sumber: Kompas, 29 Juli 2007 Diambil seperlunya 2. Carilah bentuk kata dalam teks di atas kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuknya. 3. Buatlah kalimat baru dengan menggunakan bentuk kata yang Anda temukan dari teks di atas.

2. Memahami Makna Denotatif dan Konotatif