e. Pemeriksaan Alkaloid Sebanyak 1 gram ekstrak dilembabkan dengan 5 mL amonia 50 dan digerus
dalam mortar, ditambah 20 mL kloroform, digerus kuat dan disaring. Filtrat yang terdiri dari larutan senyawa organik digunakan untuk percobaan selanjutnya larutan
A. Larutan A diekstraksi dengan asam klorida 2N larutan B. Larutan A diteteskan pada kertas saring kemudian ditetesi pereaksi Dragendorff. Adanya alkaloid
ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah atau kuning pada kertas saring. Ke dalam masing-masing 5 mL larutan B dalam tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes
pereaksi Dragendorff atau Mayer. Reaksi positif terjadi jika terbentuknya endapan warna merah bata atau endapan warna putih pada penambahan pereaksi Mayer.
f. Pemeriksaan SteroidTriterpenoid Sejumlah ekstrak dimaserasi dengan 20 mL eter selama 2 jam kemudian
disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap kemudian residu direaksikan dengan pereaksi Lieberman-Bouchard. Terbentuk warna merah, biru atau violet menunjukkan
adanya senyawa terpenoidsteroid.
3.6 Pembuatan Sediaan Uji
Senyawa uji berupa ekstrak kental etanol buah mengkudu dan jahe gajah tunggal dan kombinasi 1:1 sesuai dosis. Sediaan dibuat dengan melarutkannya dalam
air menggunakan tragakan 1 dan untuk kontrol, dibuat tragakan 1 tanpa senyawa uji. Sediaan diberikan secara oral setiap hari selama 90 hari.
3.7 Penyiapan Hewan Uji
Sebelum pengujian dimulai, hewan diadaptasikan di dalam ruangan percobaan selama lebih kurang tujuh hari. Hewan diamati kesehatan dan tingkah lakunya. Hewan
yang digunakan dalam percobaan adalah hewan yang sehat, tidak terjadi penurunan bobot badan melebihi 10 dan tidak menunjukkan kelainan tingkah laku dan
penyimpangan dari keadaan normal.
3.8 Dosis dan Cara Pemberian Sediaan Uji
Hewan dikelompokkan secara acak sedemikian rupa sehingga penyebaran bobot badan merata pada semua kelompok. Hewan dikelompokkan dalam 8 kelompok
tikus jantan dan 8 kelompok tikus betina, masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor, sehingga masing-masing dosis terdiri dari 10 ekor jantan dan 10 ekor betina.
Kelompok tersebut terdiri dari: - Kelompok I
: Dosis 50 mg kg bb ekstrak etanol jahe gajah Dosis rendah tunggal.
- Kelompok II : Dosis 50 mg kg bb ekstrak etanol mengkudu
Dosis rendah tunggal. - Kelompok III
: Dosis 50 mg kg bb ekstrak etanol mengkudu-jahe gajah 1:1 Dosis rendah kombinasi.
- Kelompok IV : Dosis 400 mg kg bb ekstrak etanol mengkudu-jahe gajah 1:1
Dosis tengah kombinasi. - Kelompok V
: Dosis 1000 mg kg bb ekstrak etanol mengkudu-jahe gajah 1:1, Dosis atas kombinasi.
- Kelompok VI : Kontrol diberi tragakan 1
- Kelompok VII : Satelit kontrol diberi tragakan 1
- Kelompok VIII : Satelit dosis 1000 mg kg bb ekstrak etanol mengkudu-jahe gajah 1:1, Satelit dosis atas kombinasi.
3.9 Pengamatan Perilaku dan Aktivitas Motorik
Perilaku dan aktivitas motorik diamati sebelum dan sesudah pemberian pertama, sesudah pemberian 90 hari pada hari ke 91 dan kelompok satelit setelah 30
hari sediaan uji berhenti diberikan hari ke 121. Untuk melihat pengaruh pemberian sediaan uji dilakukan pengamatan rasa ingin tahu jumlah jengukan pada platform,
aktivitas motorik, straub, piloereksi, ptosis, refleks pineal, refleks kornea, lakrimasi, midriasis, katalepsi, sikap tubuh, menggelantung, retablismen, fleksi, respons tertutup
induksi sakit uji Hafner, kolik, mortalitas, grooming, defekasi, urinasi, pernapasan, salivasi, vokalisasi, tremor, writing menggeliat.
3.10 Pengamatan Bobot Badan
Penimbangan bobot badan tikus dilakukan setiap hari selama 91 hari untuk kelompok uji dan 121 hari untuk kelompok satelit. Pertambahan bobot badan
kelompok uji selama 90 hari dan pertambahan bobot badan selama 120 hari untuk kelompok satelit dibandingkan terhadap kelompok kontrol.