tikus jantan dan 8 kelompok tikus betina, masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor, sehingga masing-masing dosis terdiri dari 10 ekor jantan dan 10 ekor betina.
Kelompok tersebut terdiri dari: - Kelompok I
: Dosis 50 mg kg bb ekstrak etanol jahe gajah Dosis rendah tunggal.
- Kelompok II : Dosis 50 mg kg bb ekstrak etanol mengkudu
Dosis rendah tunggal. - Kelompok III
: Dosis 50 mg kg bb ekstrak etanol mengkudu-jahe gajah 1:1 Dosis rendah kombinasi.
- Kelompok IV : Dosis 400 mg kg bb ekstrak etanol mengkudu-jahe gajah 1:1
Dosis tengah kombinasi. - Kelompok V
: Dosis 1000 mg kg bb ekstrak etanol mengkudu-jahe gajah 1:1, Dosis atas kombinasi.
- Kelompok VI : Kontrol diberi tragakan 1
- Kelompok VII : Satelit kontrol diberi tragakan 1
- Kelompok VIII : Satelit dosis 1000 mg kg bb ekstrak etanol mengkudu-jahe gajah 1:1, Satelit dosis atas kombinasi.
3.9 Pengamatan Perilaku dan Aktivitas Motorik
Perilaku dan aktivitas motorik diamati sebelum dan sesudah pemberian pertama, sesudah pemberian 90 hari pada hari ke 91 dan kelompok satelit setelah 30
hari sediaan uji berhenti diberikan hari ke 121. Untuk melihat pengaruh pemberian sediaan uji dilakukan pengamatan rasa ingin tahu jumlah jengukan pada platform,
aktivitas motorik, straub, piloereksi, ptosis, refleks pineal, refleks kornea, lakrimasi, midriasis, katalepsi, sikap tubuh, menggelantung, retablismen, fleksi, respons tertutup
induksi sakit uji Hafner, kolik, mortalitas, grooming, defekasi, urinasi, pernapasan, salivasi, vokalisasi, tremor, writing menggeliat.
3.10 Pengamatan Bobot Badan
Penimbangan bobot badan tikus dilakukan setiap hari selama 91 hari untuk kelompok uji dan 121 hari untuk kelompok satelit. Pertambahan bobot badan
kelompok uji selama 90 hari dan pertambahan bobot badan selama 120 hari untuk kelompok satelit dibandingkan terhadap kelompok kontrol.
3.11 Pemeriksaan Parameter Urin
Pemeriksaan parameter urin pada akhir pengujian yaitu hari ke 91 bagi kelompok uji sedangkan kelompok satelit dilakukan pada hari ke 121. Urin ditampung
sepanjang lebih kurang 16 jam, hewan dipuasakan dan ditempatkan dalam kandang metabolisme. Dilakukan pemeriksaan urin yang meliputi warna dan kekeruhan, berat
jenis dan pH.
3.12 Pengamatan Parameter Darah
Darah diambil dari ekor tikus pada hari ke 91 sedangkan untuk kelompok satelit pada hari ke 121. Darah tikus yang ditampung dan dicegah pembekuannya
dengan penambahan antikoagulan akan memisah bila disentrifuga membentuk lapisan- lapisan. Hematokrit adalah perkiraan volume eritrosit padat per satuan volume darah.
Penetapan kadar hemoglobin dapat dilakukan dengan metoda Sahli. Metoda ini menggunakan cara kolorimetrik visual. Hemoglobin dalam hemometer diubah menjadi
hematin asam dengan penambahan HCl 0,1N, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standard yang ada pada alat tersebut.
Jumlah sel darah merah dihitung menggunakan hemositometer dan mikroskop. Darah diencerkan dengan natrium sitrat 0,1M, kemudian dimasukkan ke dalam kamar
hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu, dengan menggunakan faktor konversi jumlah eritrosit dapat diperhitungkan.
Jumlah leukosit dihitung menggunakan hemositometer dan mikroskop. Darah diencerkan menggunakan larutan Turk yang mengandung asam asetat dan gentian
violet membentuk warna ungu muda. Gentian violet berguna untuk memberikan warna pada inti dan granula leukosit.
Jumlah trombosit dihitung menggunakan hemositometer dan mikroskop. Darah diencerkan dengan larutan ammonium oksalat 1.
3.13 Pengamatan Fungsi Hati dan Ginjal
Pengamatan fungsi hati dan fungsi ginjal dilakukan terhadap hewan uji menggunakan plasma darah dan urin yang telah ditampung sebelum dikorbankan
pada hari ke 91 sedangkan kelompok satelit dilakukan pada hari ke 121. Penentuan secara kuantitatif dilakukan dengan menghitung kadar biokimia darah menggunakan