alat spektrofotometer Clinicon dengan pereaksi dari Rajawali Nusindo. Pengamatan fungsi ginjal meliputi kreatinin dan BUN, sedangkan fungsi hati meliputi SGOT,
SGPT, HDL, LDL, kolesterol total, protein total, albumin, dan trigliserida.
3.14 Pengamatan Makroskopik Organ
Pada penelitian ini organ yantg diamati secara makroskopik dan bobotnya ditimbang meliputi hati, limpa, ginjal, kelenjar adrenal, jantung, paru-paru, pankreas,
otak, testes dan vesika seminalis jantan, uterus dan ovarium betina. Perbandingan bobot organ dengan bobot badan dihitung sehingga diperoleh indeks organ dalam .
Indeks organ kelompok yang diberi sediaan uji dan kelompok satelit dibandingkan terhadap indeks organ kelompok kontrol. Kondisi mukosa lambung diperiksa secara
makroskopis dan diamati dibawah kaca pembesar untuk melihat bila ada tukak, jumlah dan lebar tukak.
3.15 Pengamatan Mikroskopik Organ
Pada pemeriksaan setelah kematian hewan uji, dilakukan pemeriksaan histologi organ untuk mengetahui hubungan antara gejala yang terjadi dengan struktur
organ yang mengalami paparan senyawa uji. Pada penelitian ini organ yang diperiksa secara histologis yaitu hati, ginjal, kelenjar adrenal, jantung, limpa, paru-paru, otak,
testes dan vesika seminalis jantan, uterus dan ovarium betina. Preparat histologi dibuat dengan mengiris organ menggunakan mesin pemotong khusus mikrotom
kemudian diletakan diatas kaca objek, setelah itu dilakukan prosedur pewarnaan menggunakan Hematoksilin-Eosin HE, kemudian ditutup dengan kaca penutup objek
dan dilem menggunakan entellan. Preparat diamati di bawah mikroskop dan dilakukan pemotretan.
IV HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
Suatu bahan yang akan digunakan oleh manusia baik sintetis maupun bahan alam yang berasal dari tanaman, selain diperlukan data efek farmakologi juga
diperlukan data toksisitas, maka dilakukan penelitian ini untuk mengetahui toksisitas subkronis kombinasi ekstrak etanol buah mengkudu dan rimpang jahe gajah pada
tikus Wistar. Pemeriksaan pendahuluan simplisia perlu dilakukan untuk menjamin
kebenaran dan kualitasnya. Setelah buah mengkudu dan rimpang jahe gajah dikumpulkan, kemudian dilakukan determinasi untuk memastikan jenis tanaman
tersebut. Dari hasil determinasi di Herbarium Bandungense, Departemen Biologi ITB diperoleh data mengkudu tersebut termasuk spesies Morinda citrifolia Linn. dan
jahe gajah spesies Zingiber officinale Rosc. Pelarut untuk ekstraksi disesuaikan dengan sifat kandungan yang terdapat
pada tanaman uji. Pada penelitian ini digunakan etanol 96 untuk ekstraksi menggunakan refluks sebanyak tiga kali agar dapat mengekstraksi sebanyak
mungkin zat aktif. Hasil percobaan diperoleh ekstrak etanol mengkudu dan jahe gajah dengan rendemen masing-masing 16,14 dan 97.
Dilakukan pemeriksaan karakteristik ekstrak yang berupa sediaan kental diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia menggunakan pelarut
etanol 96, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa yang tersisa diperlukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Susut
pengeringan ditentukan untuk memberikan batasan maksimal rentang tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Bobot jenis memberikan
batasan massa per satuan volume yang merupakan parameter khusus ekstrak cair sampai ekstrak pekat kental yang masih dapat dituang. Nilai yang diperoleh terkait
dengan kemurnian dan kontaminasi. Penentuan kadar air untuk memberikan batasan minimal atau rentang tentang besarnya kandungan air di dalam bahan. Penentuan
kadar abu memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai akhir terbentuknya ekstrak. Parameter organoleptik
ekstrak berguna sebagai pengenalan awal yang sederhana seobyektif mungkin, meliputi bentuk, warna, rasa dan bau. Penentuan parameter senyawa terlarut dalam
pelarut tertentu dengan melarutkan ekstrak dalam air atau alkohol untuk ditentukan jumlah solut yang identik dengan jumlah senyawa kandungan secara gravimetri,