Latar Belakang Sejarah Toksisitas
Uji toksisitas sub kronis menyangkut evaluasi seluruh hewan untuk mengetahui efek patologi kasar dan efek histologi. Uji ini dapat menghasilkan
informasi toksisitas zat uji yang berkaitan dengan organ sasaran, efek pada organ itu, dan hubungan dosis efek dan dosis respons. Informasi tersebut dapat memberi
petunjuk jenis penelitian khusus lainnya yang perlu dilakukan.
c. Uji Toksisitas Kronis Uji toksisitas kronis dilakukan dengan memberikan senyawa uji berulang-
ulang selama masa hidup hewan uji atau sebagian besar masa hidupnya, misalnya 18 bulan untuk mencit, 24 bulan untuk tikus, dan 7-10 tahun untuk anjing dan monyet.
Pada uji toksisitas kronis ini dilakukan evaluasi patologi lengkap.
Uji toksisitas selektif antara lain : a. Uji Teratogenitas
Uji teratogenitas adalah suatu pengujian untuk memperoleh informasi adanya abnormalitas fetus yang terjadi karena pemberian suatu zat dalam masa perkembangan
embrio. Informasi tersebut termasuk abnormalitas bagian luar, jaringan lunak dan kerangka fetus. Pada pengujian ini senyawa uji dalam beberapa tingkat dosis diberikan
kepada beberapa kelompok hewan percobaan selama paling sedikit masa organogenesis dari kehamilan, satu dosis untuk satu kelompok. Sesaat sebelum waktu
melahirkan, uterus diambil dan dilakukan evaluasi terhadap fetus.
b. Uji Mutagenitas Uji mutagenitas adalah uji yang dilakukan untuk memperoleh informasi
mengenai kemungkinan terjadinya efek mutagenik suatu senyawa. Efek mutagenik merupakan efek yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sifat genetika sel tubuh
makhluk hidup.
c. Uji Karsinogenitas Uji karsinogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai efek
korsinogenik suatu senyawa pada hewan percobaan. Suatu senyawa bersifat
karsinogenik jika senyawa tersebut dapat menginduksi karsinoma pembentukan tumor. Uji ini memerlukan biaya yang banyak dan waktu yang lama.