Kimia Ke se ha ta n, Dire kto ra t Pe mb ina a n Se ko la h Me ne ng a h Ke jurua n 2007
215
11.3. Sistem Disersi
Sistem dispersi atau koloid merupakan bagian dari campuran yang memiliki sifat khas karena memiliki
ukuran partikel dengan diameter antara 1 L 100 nm. Untuk itu kita tinjau kembali pembagian campuran,
sebagaimana ditampilkan dalam bentuk Tabel 11.1.
Secara kasat mata, contoh larutan yang mudah kita lihat seperti, larutan garam dapur, gula, cuka dan
lainnya, sedangkan koloid misalnya sabun, susu, mentega, agarLagar, cat dan lainLlain. Untuk
suspensi seperti campuran tepung beras dengan air, dan minyak dengan air.
11.3.1. Macam-macam Koloid
Sistem koloid terdiri dari dua fase, yaitu fasa dispersi dan medium pendispersi. Kedua fasa tersebut, dapat
berwujud zat cair, zat padat atau berwujud gas. Berdasarkan hubungan antar fase dispersi dan
medium dispersi, maka
koloid dapat kita kelompokan
A. Koloid yang dibentuk oleh fasa terdispersinya gas dalam medium pendispersinya cair adalah buih
atau busa. Contoh untuk koloid ini adalah putih telur yang dikocok dengan kecepatan tinggi.
B. Buih atau busa padat adalah jenis koloid yang fasa
terdispersinya gas
dan medium
pendispersinya padat, jenis koloid ini dapat berupa batu apung dan karet busa.
C. Koloid dengan fasa terdispersi cair dan medium pendispersinya gas dikenal dengan aerosol cair.
Contoh koloid ini adalah kabut, awan, pengeras rambut hair spray dan parfum semprot.
D. Emulsi merupakan jenis koloid yang dibentuk oleh fasa terdispersi cair di dalam medium
pendispersi cair. Emulsi dapat kita temukan seperti susu, santan, mayonaise dan minyak
ikan.
E. Koloid yang disusun oleh fasa terdispersi cair dalam medium pendispersi padat disebut
dengan emulsi padat atau gel. Koloid ini sering kita jumpai dalam keju, mentega, jeli, semir
padat ataupun lem padat.
F. Aerosol padat merupakan yang disusun oleh fasa terdispersi padat dengan medium dispersinya
berupa gas. Contohnya asap dan debu di udara. Tabel 11.1. Perbandingan larutan
koloid dan suspensi
Campuran Homogen
Campuran Heterogen Koloid
Suspensi
Ukuran partikel 1
nm Ukuran
partikel 1L 100 nm
Ukuran partikel
100 nm Jernih
Tidak jernih Tidak jernih
Satu fase Dua fase
Dua fase Stabil
Umumnya stabil
Tidak stabil Tidak dapat
disaring Hanya dapat
disaring dengan
ultrafiltrasi Dapat
disaring Tidak
memisah jika
didiamkan Tidak
memisah jika didiamkan
Memisah jika
didiamkan Cahaya
yang melewati
tidak terlihat
Cahaya yang melewati
jelas terlihat, tetapi
partikel tidak Cahaya dan
partikel jelas
terlihat
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kimia Ke se ha ta n, Dire kto ra t Pe mb ina a n Se ko la h Me ne ng a h Ke jurua n 2007
216
G. Sol merupakan
koloid yang
fasa terdispersinya berwujud padat dengan
medium pendispersinya berwujud cair. Sol paling banyak kita jumpai seperti, agarLagar
panas, cat, kanji, putih telur, sol emas, sol belerang, lem dan lumpur.
H. Jenis koloid yang terakhir adalah koloid yang memiliki fasa terdispersi dan medium
pendispersinya zat padat, jenis koloid ini disebut dengan sol padat. Contoh sol padat
adalah; batuan berwarna, gelas berwarna, tanah, perunggu, kuningan dan lainLlain.
Berdasarkan ukuran partikel dari fasa terdispersi yang spesifik dan medium pendispersi yang
beragam, maka koloid memiliki beberapa sifat utama yaitu :
1. Sistem koloid menunjukan adanya gerak Brown yaitu pergerakan yang tidak teratur zigLzag
dari partikelLpartikel koloid, gerakan diamati oleh Robert Brown. Gerakan ini terjadi secara
terus menerus akibat dari tumbukan yang tidak seimbang antara medium koloid dengan
partikel
koloid. Gerak
Brown dapat
menstabilkan sistem koloid atau mencegah terjadinya pengendapan. Gerakan ini hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop lihat Gambar 11.8.
2. Efek Tyndall merupakan penghamburan cahaya oleh partikelLpartikel yang terdapat dalam
sistem koloid sehingga berkas cahaya dapat dilihat jelas walaupun partikelnya tidak tampak
dan efek ini diamati oleh John Tyndall. Dalam kehidupan sehariLhari efek Tyndal dapat diamati
pada langit yang berwarna biru di siang hari karena adanya pantulan cahaya dari partikel
koloid diudara. Demikian pula pada saat matahari terbenam pantulan partikel di udara
memberikan warna jingga, lihat Gambar 11.9.
3. Koagulasi koloid adalah pengumpulan dan penggumpalan
partikelLpartikel koloid.
Peristiwa koagulasi terjadi pada kehidupan seharLhari seperti pada pembentukan delta.
Gambar 11.8. Gerak Brown partikel koloid
Gambar 11.9. Effek Tyndall dari partikel koloid
Partikel terdispersi
Bergerak zig-zag
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kimia Ke se ha ta n, Dire kto ra t Pe mb ina a n Se ko la h Me ne ng a h Ke jurua n 2007
217
tanah liat atau lumpur terkoagulasi karena adanya elektrolit air laut. Proses koagulasi dari
karet juga terjadi karena adanya penambahan asam formiat kadalam lateks. Demikian pula
halnya
dengan lumpur
koloid dapat
dikoagulasikan dengan tawas yang bermuatan. 4. Sistem koloid juga memiliki daya adsorbsi yang
kuat untuk menarik ion atau muatan listrik dan molekul netral. Hal ini disebabkan karena
partikel koloid memiliki permukaan yang sangat luas. Misalnya proses penyerapan air oleh kapur
tulis, sol FeOH
3
dalam air mngandung ion Fe
3+
yang diadsorbsi. Sedangkan untuk yang bermuatan negatif adalah molekul As
2
S
3
, ion S
2L
yang diadsorbsi. Pemanfaatan sifat adsorbsi dari koloid anatara lain dalam penjernihan air,
misalnya penggunaan tawas untuk mengikat kotoran atau zat warna dari tanah Gambar
11.10.
5. Sistem koloid yang bermuatan dapat ditarik oleh elektroda yang dialiri oleh arus listrik searah.
Untuk koloid yang bermuatan negatif bergerak menuju anoda yaitu elektroda positif dan koloid
yang bermuatan positif bergerak menuju katoda atau elektroda negatif Gambar 11.11.
Berdasarkan affinitas partikelLpartikel fase dispersi terhadap medium dispersi, maka terdapat dua
macam sistem koloid:
A. Koloid Liofil suka cairan : adalah koloid yang memiliki gaya tarik menarik antara partikelL
partikel terdispersi dengan medium pendispersi. Medium pendispersi dalam liofil sering disebut
juga dengan hidrofil. Partikel koloid juga dapat mengadsorbsi molekul cairan sehingga terbentuk
selubung disekeliling partikel koloid. Keberaadan selubung inilah yang menyebabkan koloid liofil
lebih stabil.
B. Koloid Liofob takut cairan: adalah koloid yang memiliki gaya tarik menarik yang lemah antara
partikelLpartikel terdispersi dengan medium pendispersi. Medium pendispersinya sering
disebut dengan hidrofob. PertikelLpartikel koloid tidak dapat mengadsorbsi pelarutnya sehingga
koloid ini kurang stabil dan dapat dengan mudah Gambar 11.10. Adsorbsi muatan
positif dari koloid FeOH
3
Gambar 11.11. Adsorbsi muatan negatif dari koloid As
2
S
3
FeOH Fe
3
AsS
3
S
2-
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kimia Ke se ha ta n, Dire kto ra t Pe mb ina a n Se ko la h Me ne ng a h Ke jurua n 2007
218
terkoagulasikan dengan penambahan elektrolit. C. Koloid pelindung adalah koloid yang dapat
melindung koloid lain agar tidak terkoagulasikan. Contoh menarik adalah penambahan koloid liofil
ke dalam liofob, dimana koloid liofob terbungkus tidak mengumpul, seperti pembuatan es krim
agar tidak menggumpat ditambahkan gelatin. Demikian pula halnya dengan cat dan tinta
memiliki koloid pelindung agar tidak mengendap atau menggumpal.
11.3.2. Pembuatan Koloid