Tata Nama Alkohol Sifat-sifat Alkohol

Kimia Ke se ha ta n, Dire kto ra t Pe mb ina a n Se ko la h Me ne ng a h Ke jurua n 2007 248

12.8.1. Tata Nama Alkohol

Penamaan senyawa alkohol berdasarkan aturan IUPAC adalah; menetapkan rantai utama yaitu yang terpanjang yang mengandung gugus OH. Selanjutnya memberi nomor pada rantai terpanjang, dengan C yang mengikat gugus fungsi memiliki nomor terkecil dan diakhiri dengan menyebutkan nomor dan nama cabang pada rantai utama sesuai abjad, disertai nomor dan nama alkanolnya dengan mengganti akhiran –a pada alkana menjadi –ol pada alkohol. Penamaan senyawa alkanol untuk senyawa dengan rumus molekul C 2 H 5 OH, C 3 H 7 OH. Untuk senyawa C 2 H 5 OH, dimulai dengan menuliskan jumlah atom C, dilanjutkan dengan mengisi atom HLnya, dan satu ikatan diisikan dengan gugus OH. Sedangkan C 3 H 7 OH dibuat dengan cara di atas namun juga diperhatikan adanya isomer, dengan pembentukan cabang pada rantai utamanya. Penyelesaian untuk kedua senyawa tersebut dapat dilihat pada Bagan 12.44.

12.8.2. Sifat-sifat Alkohol

Alkohol umumnya berwujud cair dan memiliki sifat mudah menguap volatil tergantung pada panjang rantai karbon utamanya semakin pendek rantai C, semakin volatil. Kelarutan alkohol dalam air semakin rendah seiring bertambah panjangnya rantai hidrokarbon. Hal ini disebabkan karena alkohol memiliki gugus OH yang bersifat polar dan gugus alkil R yang bersifat nonpolar, sehingga makin panjang gugus alkil makin berkurang kepolarannya. Reaktifitas alkohol diketahui dari berbagai reaksi seperti: 1. Reaksi Oksidasi Reaksi oksidasi alkohol dapat digunakan untuk membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier. Alkohol primer akan teroksidasi menjadi aldehida dan pada oksidasi lebih lanjut akan menghasilkan asam karboksilat. Alkohol sekunder akan teroksidasi menjadi keton. Sedangkan alkohol tersier tidak dapat teroksidasi Bagan 12.45. Bagan 12.44. Moleukul etanol dan propanol bersama isomernya Bagan 12.45. Reaksi oksidasi alkohol primer, sekunder dan tersier Di unduh dari : Bukupaket.com Kimia Ke se ha ta n, Dire kto ra t Pe mb ina a n Se ko la h Me ne ng a h Ke jurua n 2007 249 2. Reaksi pembakaran Alkohol dapat dibakar menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air dan energi yang besar. Saat ini Indonesia sedang mengembangkan bahan bakar alkohol yang disebut dengan Gasohol, seperti reaksi di bawah ini. 3. Reaksi esterifikasi Pembentukan ester dari alkohol dapat dilakukan dengan mereaksikan alkohol dengan asam karboksilat. Dalam reaksi ini akan dihasilkan air dan ester. Molekul air dibentuk dari gugus OH yang berasal dari karboksilat dan hidrogen yang berasal dari gigus alkohol. Mekanisme reaksi esterifikasi secara umum ditunjukan pada Gambar 12.46. 4. Reaksi dengan Asam Sulfat Pekat Reaksi alkohol dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan produk yang berbeda tergantung pada temperatur pada saat reaksi berlangsung. Reaksi ini disederhanakan pada gambar 12.47. 5. Reaksi dengan Halida HX, PX 3 , PX 5 atau SOCl 2 Reaksi ini merupakan reaksi substitusi gugus OH dengan gugus halida X. Reaksi disajikan dibawah ini : R OH SOCl 2 Cl R HCl SO 2 + + +

12.8.5. Pemanfaatan Alkohol