Pengumpulan sampel Pembuatan slide histologi pankreas

d. Kelompok IV Perlakuan

Hari ke-0, tikus diukur kadar glukosa darah dan berat badan yang tiga hari sebelumnya diberikan ekstrak daun Artocarpus altilis Park. Fosberg. 50 mgkgBB p.o., kemudian hari ke-1 diinduksi streptozotosin 40 mgkgBB i.p. dan hari ke-1 hingga hari ke-7 diberikan ekstrak etanol daun Artocarpus altilis Park. Fosberg. 50 mgkgBB p.o. Kemudian hari ke-4 dan 7. Hari Tikus diukur kembali kadar glukosa darah dan berat badannya.

13. Pengumpulan sampel

Tikus yang akan digunakan untuk penelitian, diukur berat badannya sebelum diukur kadar glukosa darahnya. Pengambilan darah dilakukan melalui sinus orbitalis mata pada mata, diambil darahnya dan diukur menggunakan mikrovitalab dengan metode enzimatik GOD-PAP hari ke-0 , 4 dan 7. Pada hari ke-14, tikus di bedah dan diambil pankreasnya untuk di amati gambaran histologi pankreas tikus.

14. Pembuatan slide histologi pankreas

a. Trimming

Trimming dilakukan setelah proses fikasasi dengan melakukan pemotongan jaringan setebal kurang lebih 4 mm dengan orientasi sesuai dengan organ yang akan dipotong.setelah dilakukan pemotongan jaringan diletakkan dalam embedding cassette.

b. Dehidration

Dehidrasi jaringan dilakukan menggunakan “tissue processor” untuk mengeluarkan air yang terkandung dalam jaringan, dengan menggunakan cairan dehidran alkohol 80, 95, dan alkohol absolut. Cairan dehidran ini kemudian dibersihkan dari dalam jaringan dengan menggunakan reagen pembersih clearing agent dengan menggunkan xylol. Reagen pembersih kemudian diganti dengan parafin dengan cara penetrasi ke dalam jaringan, proses ini disebut impregnasi.

c. Embedding

Setelah proses dehidrasi, jaringan yang ada di dalam embedding cassette dipindah ke dalam base mold. Kemudian diisi dengan parafin cair dan diletakkan pada blok kayu ukuran 3x3 cm atau pada embedding cassette. Jaringan yang sudah dilekatkan pada balok kayi atau cassette disebut blok. Fungsi dari balok kayu atau cassette adalah untuk pemegang pada saat blok dipotong pada mikrotom.

d. Cutting

Cutting adalah pemotongan jaringan yang sudah didehidrasi dengan menggunakan mikrotom. Metode : 1. Orientasi blok pada mikrotom Blok diletakkan sejajar memanjang dengan pisau. Jaringan yang keras harus diletakkan di bagian atas. Kemudian sediakan cukup ruangan antara jaringan dengan tepi blok untuk memudahkan pemisahan jaringan. Hasil pemotongan yang rata dan tidak berkerut menandakan ketajaman pisau yag digunakan. 2. Soaking Jaringan dilembabkan dengan menempelkan kapas basah pada permukaan blok.untuk menjaga agara suhu blok dan suhu pisau tetap sama, masing-masing didinginkan dengan air es. 3. Mengambangkan lembaran potongan jaringan Lembaran jaringan diapungkan dengan meletakkan salah satu ujung potongan di atas permukaan air dalam waterbath. Kemudian untuk menghilangkan kerutan jaringan dapat dilakukan dengan cara menekan salah satu sisi dari potongan jaringan dengan ujung jari dan sisi lain ditarik dengan menggunakan kuas kecil. 4. Pemisahan rangkaian lembaran jaringan Dilakukan dengan menggunakan “pemisah jaringan” yang dipanaskan kemudian dilakukan pemisahan rangkaian lembaran jaringan ribbon 5. Pengambilan ribbon dengan slide Lembaran jaringan diambil dengan cara memasukkan slide bersih secara diagonal ke dalam waterbath. Spesimen jaringan diletakkan tepat di tengah slide. Dicegah agar jangan sampai ada gelembung udara di bawah jaringan.

e. Stainingpewarnaan

Proses pewarnaan jaringan pankreas ini menggunakan teknik pewarnaan HE.

f. Mounting

Setelah jaringan pada slide diwarnai, dilakukan “mounting” dengan cara meneteskan bahan mounting DPX, Entelan, Canada balsam sesuai kebutuhan dan ditutup dengan coverglass, cegah jangan sampai terbentuk gelembung udara. Kemudian slide yang sudah jadi, diamati di bawah mikrokop sinar.

F. Analisis Hasil

Dokumen yang terkait

Penggunaan Berbagai Jenis Kompos Terhadap Pertumbuhan Sukun (Artocarpus communis Forst ) Pada Daerah Tangkapan Air Danau Toba, Kecamatan Haranggaol Horison

0 68 50

Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Ekstrak Etanol Daun Sukun (Artocarpus Altilis (Park.) Fosberg)

11 73 109

Analisis Usahatani Dan Usaha Pengolahan Sukun (Artocarpus Altilis P.) Di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi Kasus : Desa Bantan, Kecamatan Dolok Masihul Dan Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

8 96 92

Pertumbuhan Stek Akar Sukun (Artocarpus communis Forst.) Berdasarkan Perbedaan Jarak Akar Dari Batang Pohon

4 84 47

Peningkatan Kelarutan Fraksi Etil Asetat Daun Sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg dengan Penambahan Polimer β-siklodekstrin Menggunakan Metode Pencampuran Kneading

5 15 70

KEMAMPUAN DIURETIK EKSTRAK ETANOL BUAH SUKUN (Artocarpus altilis) PADA TIKUS Kemampuan Diuretik Ekstrak Etanol Buah Sukun (Artocarpus Altilis) Pada Tikus.

0 2 13

PENGARUH PASTA GIGI EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg.) TERHADAP HAMBATAN Pengaruh Pasta Gigi Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg.) Terhadap Hambatan Pertumbuhan Streptococcus mutans.

0 7 12

PENGARUH PASTA GIGI EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg.) TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN Pengaruh Pasta Gigi Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg.) Terhadap Hambatan Pertumbuhan Streptococcus mutans.

0 2 14

Efek antihiperglikemik ekstrak etanol daun Artocarpus altilis (Park.) Fosberg pada tikus terinduksi streptozotosin.

1 1 141

Pengaruh pemberian ekstrak etil asetat daun sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) pada tikus terinduksi streptozotosin.

1 8 97