3. Diagnosis
Diagnosis  klinis  umumnya  akan  dipikirkan  apabila  ada  keluhan khas  DM.  Tabel  I  menunjukkan  kriteria  untuk  menyatakan  seseorang
menderita  diabetes  melitus.  Apabila  ada  keluhan  khas,  hasil  pemeriksaan kadar  glukosa  darah  sewaktu    200  mgdL  sudah  cukup  untuk
menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa 126 mgdL juga dapat digunakan sebagai patokan diagnosis.
Tabel I. Kriteria Penegakan Diagnosis untuk Penderita Diabetes Melitus
Glukosa Plasma Puasa
Glukosa Plasma 2 Jam Setelah Makan
Normal 100 mgdL
140 mgdL Pra-diabetes
100 – 125 mgdL
- IFG atau IGT
- 140
– mgdL Diabetes
≥ 126 mgdL 200 mgdL
DirJen, 2005.
F. Insulin
Insulin adalah suatu polipeptida yang mengandung 50 asam amino yang merupakan hormon yang disekresi oleh pankreas yang memiliki fungsi utama
untuk menurunkan kadar nutrien darah, glukosa, asam amino dan asam lemak Nurachman dan Rida, 2010.
Insulin menimbulkan efek dengan bekerja pada otot, hati , dan jaringan lemak.  Sekresi  insulin  dipengaruhi  oleh  beberapa  faktor,  yaitu  peningkatan
glukosa plasma, peningkatan asam amino plasma, peningkatan GIP glucose- dependent  insulinotropic  peptide,  peningkatan  aktivitas  parasimpatik,
penurunan  aktivitas  simpatik,  dan  penurunan  plasma  epineprin  Stanfield, 2011.
Pada saat kadar glukosa plasma meningkat akibat dari glukosa diangkut ke  dalam  aliran  darah  dari  saluran  pencernaan  menyebabkan  terjadinya
peningkatan  sekresi  insulin  oleh  beta  sel  pankreas  Stanfield,  2011. Pengangkutan glukosa dalam aliran darah dilaksanakan oleh suatu transporter
glukosa  yang  disebut  GLUT.  Ada  enam  bentuk  GLUT,  yaitu  GLUT-1, GLUT-2,  GLUT-3,  GLUT-4,  GLUT-5,  dan  GLUT-6.  GLUT-1  berfungsi
untuk memindahkan glukosa menembus sawar darah otak, GLUT-2 berfungsi untuk  memindahkan  glukosa  yang  masuk  ke  sel  ginjal  dan  usus  ke  aliran
darah  sekitar  melalui  pembawa  kontrasporter,  GLUT-3  berfungsi  untuk pengangkut  utama  glukosa ke dalam neuron, dan GLUT-4 bertanggun jawab
atas  sebegian  besar  penyerapan  glukosa  pada  mayoritas  sel  tubuh  .  GLUT-4 bekerja hanya setelah berikatan dengan insulin Sherwood, 2009.
G. Metode Penetapan Kadar Glukosa Darah
1. Metode enzimatik
Prinsip  dari  metode  ini    adalah  enzim  glukosa  oksidase  GOD  akan mengoksidasi  glukosa  oleh  udara  O
2
menjadi  asam  glukonat  dan  hidrogen peroksida.  Hidrogen  peroksida  akan  bereaksi  dengan  4-amino-antipirin  dan
fenol yang dikatalis oleh enzim peroksidase membentuk senyawa kuinonimin berwarna merah.
Reaksi yang terjadi : Glukosa + O
2
+ 2 H
2
O
GOD
asam glukonat + H
2
O
2
2 H
2
O
2
+ 2,4-dikloro phenol + 4-aminoantipirin
PAP
quinonimine + 4H
2
O Anonim, 2012.
2. Metode kondensasi dengan gugus amina
Prinsip  dari  metode  ini  adalah  aldose  akan  dikondensasikan  dengan orto-toloidin  dalam  suasana  asam  dan  setelah  dipanaskan  akan
menghasilkan  larutan  yang  berwarna  hijau  Widowati,  Dzulkarnain,  dan Sa’roni,  1997.
3. Metode oksidasi - reduksi
Penetuan kadar glukosa darah pada metode ini dilakukan dengan cara dioksidasi  menggunakan  oksidan  ferrisianida.  Oksida  ini  direduksi
menjadi ferrosianida oleh glukosa dalam suasana basa dengan pemanasan, kemudian  kelebihan  ferri  ditritasi  secara  iodometri  Widowati,
Dzulkarnain, dan Sa’roni, 1997.
H. Streptozotosin
Gambar 4. Struktur streptozotosin  Lenzen, 2008.
Sterptozotosin  STZ    Gambar  4  adalah  suatu  senyawa  glukosamin- nitrosurea  yang  diisolasi  dari  fermentasi  Streptomyces  achromogenes.  STZ
menyebabkan  kerusakan  sel   pankreas,  sehingga  terjadi  hiperglikemi  Lenzen, 2008.  Streptozotosin  berbentuk  bubuk,  berwarna  kuning  pucat  yang  dapat
digunakan untuk menginduksi diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2 pada hewan uji Etuk, 2005.
Dosis  sterptozotosin  yang  biasa  digunkan  dalam  menginduksi  diabetes mellitus  tipe  1  yaitu  40-60  mgkgBB  intravena  dan  lebih  dari  40  mgkgBB
intraperitonial.  Pemberian  streptozosin  secara  berulang  dapat  menginduksi diabetes  mellitus  tipe  1  yang  diperantai  sistem  imun.  Pada  diabetes  tipe  2
streptozotosin  dapat  diinduksi  dengan  dosis  100  mgkgBB  intravena  atau intraperitoneal  pada  tikus  yang  berumur  2  hari  kelahiran  Nugroho,  2006.  Pada
penelitian  yang  dilakukan  oleh  Astuti,  Mulyani,  Laksmindra  dan  Sismindari 2001  pemberian streptozotosin sebesar 40 mgkgBB dengan dosis tunggal pada
tikus Sprague Dawley memberikan respon yang stabil dan penurunan insulin yang lebih cepat dibandingkan dengan dosis 60 mgkgBB.
Streptozotosin  masuk  ke  dalam  sel pankreas  melalui  transporter
glukosa  GLUT2  dan  menyebabkan  alkilasi  DNA  melalui  gugus  nitrosourea yang
mengakibatkan kerusakan
sel pankreas.
Peningkatan ATP
dephosphorylation setelah
penginduksian streptozotosin
mengakibatkan terbentuknya  substrat  untuk  xanthine  oxidase  sehingga  pembentukan  radikal
superoksida. Akibatnya, hidrogen peroksida dan radikal hidroksil juga dihasilkan. Selain itu, streptozotosin membebaskan sejumlah oksida nitrat yang menghambat
aktivitas  akonitase  dan  berpartisipasi  dalam  kerusakan  DNA.  Sebagai  hasil  dari tindakan  streptozotocin,  sel       mengalami  nekrosis  Szkudelski,  2001.  Pada
penelitian  yang  dilakukan  oleh  Pathak,  Helge,  Vladmir  and  Daan  2008 streptozotosin secara selektif akan menghambat aktivitas enzim O-G1cNAse yang
bersama-sama  dengan  O-G1cNAc  transferase  bertanggung  jawab  dalam perpindahan  O-G1cNAc  dari  protein.  Akibaranya  terjadi  O-glikosilasi  protein
intraseluler  dengan  adanya  N-methylnitroso  mengakibatkan  sel mengalami
apoptosis, sehingga memberi efek toksik pada sel   pankreas yang mengakibatkan regulasi kadar produksi insulin menurun dan regulasi kadar glukosa darah menjadi
terganggu. Degradasi  sel  yang  terjadi  akan  terlihat  2-4  hari  setelah  pemberian
streptzotosin  akibat  adanya  pembengkakan  pada  pankreas  dapat  dilihat  dari terjadinya  peningkatan  kadar  glukosa  darah  Akbarzadeh,  et  al.,  2007.
Pemberian  streptozotosin  untuk  menginduksi  diabetes  melitus  lebih  efektif dibandingkan dengan aloksan Etuk, 2005.
I. Landasan Teori
Pankreas  merupakan  bagian  dari  sistem  pencernaan  yang  bertugas membuat  dan  mengeluarkan  enzim  pencernaan  ke  dalam  usus,  dan  juga  organ
endokrin  yang  bertugas  membuat  dan  mengeluarkan  hormon  ke  dalam  darah untuk  mengontrol  metabolisme  energi  dan  penyimpanan  seluruh  tubuh
Longnecker, 2014. Kerusakan pada pankreas dapat menyebabkan terjadinya diabetes mellitus.
Diabetes mellitus  merupakan sekelompok penyakit metabolik  yang ditandai  oleh hiperglikemia  akibat  cacat  sekresi  insulin  dan  peningkatan  resistensi  seluler
terhadap insulin Anonim,2009 Sukun Artocarpus altilis Parkinson Fosberg merupakan tumbuhan tropik
yang memilki  kandungan saponin,  polifenol,  asam  hidrosianat,  asetilkolin,  tanin, riboflavin,  fenol  dan  kuersetin.  Daun  sukun  dapat  mengobati  beberapa  penyakit
seperti  liver,  hepatitis,  ginjal,  hipertensi,  dan  salah  satunya  diabetes  melitus. Menurut  Chandrika,  et  al.,  2006  dengan  dosis  50  mgkgBB  pada  pemberian
ekstrak  air  panas  daun  Artocarpus  heterophyllus  dapat  memberikan  efek antihiperglikemik pada tikus.
Pankreas  dapat  dirusak  dengan  peninduksian  senyawa  tertentu,  seperti aloksan  dan  streptozotosin.  Streptozotosin  merupakan  salah  satu  senyawa  yang
secara selektif merusak sel   sehingga menyebabkan terganggunya sekresi insulin yang  mengakibatkan  glukosa  dalam  tubuh  semakin  meningkat  sehingga
menimbulkan hiperglikemi Szkudelski, 2001. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan  ekstrak  etanol  daun  sukun  mengandung  flavanoid  yang  memiliki aktivitas sebagai antioksidan, dimana antioksidan merupakan suatu senyawa yang
dapat  mengikat  radikal  bebas  sehingga  kerusakan  sel-sel pankreas  dapat
dihambat  dan  juga  mampu  meregenerasi  sel-sel   pankreas  yang  rusak  sehingga defisiensi  insulin  dapat  diatasi,  serta  dapat  memperbaiki  sensitifitas  reseptor
insulin sehingga hiperglikemi dapat dicegah Marianne, dkk, 2011.
J. Hipotesis