6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman Artocarpus altilis Park. Fosberg.
1. Habitat dan morfologi
Tumbuhan sukun Artocarpus altilis Park. Fosberg memiliki tinggi rata-rata 12-15 meter. Tumbuhan sukun dapat tumbuh baik sepanjang tahun
di daerah tropis basah dan beriklim penghujan. Tanaman sukun memiliki batang yang besar, bergetah dan bercabang banyak. Daun tanaman sukun
kaku, tebal, dan memiliki bentuk oval sampai lonjong. Ukuran daun sukun bervariasi, satu pohon memiliki ukuran daun dengan panjang 20-60 cm, lebar
20-40 cm, dan panjang tangkai daun 3-7 cm. Pada bagian ujung daun meruncing, bagian pangkalnya membulat, dan tepi daun berlekuk meyirip.
Permukaan daun bagian atas licin, warnanya hijau mengkilap, sedangkan bagian permukaan bawah daun kasar, berbulu dan berwarna kusam. Posisi
daun menyebar menghadap ke atas dengan jarak antar daun bervariasi antar 2-10 cm. Bunga tanaman sukun berkelamin tunggal tetapi berumah satu.
Bunganya keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Bunga jantan berbentuk tongkat panjang berwarna kuning, dan bunga betina
berbentuk bulat bertangakai pendek. Buah sukun terbentu dari keseluruhan jambak bunga. Buah sukun berbentuk bulat dan sedikit membujur. Biji buah
sukun berbentuk ginjal dan berwarna hitam dengan panjang 3-5 cm. tanaman sukun memiliki akar tunggang yang dalam dan akar samping yang dangkal
Pitojo, 1992.
2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus altilis Parkinson Fosberg Pitojo, 1992.
3. Kandungan
Tanaman sukun mengandung beberapa senyawa kimia seperti alkaloid, flavon dan flavanon Raman, Sudhahar, and Anandarajagopal,
2012, tanin, fenolik, glikosida, saponin, steroid, terpenoid dan antraquinon Sidsesha, Nataraju., dan Bannikuppe, 2011. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan Syah, Achmad, Bakhriar, Hakim, Juliawaty, dan Latip 2006 ditemukan dua turunan senyawa geranil dari dihidrokalkon dan flavanon,
yaitu 2-geranil- 2’,4’,3’, 4’-tetrahidroksihidro-kalkon dan 8-geranil-4’, 5,7-
trihidroksi flavanon. Serta senyawa rutin dan kuersetin Pham, An, Mai and
Le, 2011. 4.
Nama daerah
Dari berbagai negara, yaitu breadfruit English, arbre à painFrench, árboldel pan Spanish, Brotfruchtbaum German, rimas Philippines,
kulurkuro Malaysia,
kapiak New
Guinea, utokuluFiji,
bianimbaluSolomon Islands, beta Vanuatu, ulu Hawaii, Samoa, uru Tahiti and SocietyIslands, kuru Cook Islands, meimai Micronesia, Tonga,
Marquesas, lemaiMariana Islands and mos Kosrae Ragone, 1997. Nama daerah dari sukun adalah Sakon Aceh, Hatopul Batak, Bakara Makasar,
Suku Nias, Sukun Sunda, Sukun Jawa, Suun Ambon Heyne, 1987. 5.
Manfaat
Pada masyarakat Indonesia umumnya, sukun biasa digunakan sebagai obat tradisional yang dapat mengobati berbagai penyakit seperti sirosis hati,
hipertensi, dan diabetes melitus Mustafa, 1998. Secara tradisional air rebusan daun sukun dilaporkan dapat mengobati penyakit kulit, menurunkan
tekanan darah, menyembuhkan penyakit asma, hepar, dan juga ginjal Syah,
et al., 2006. B.
Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan Republik Indonesia, 1986. Ekstraksi dengan menggunkan metode maserasi merupakan cara ekstraksi penyarian sederhana yang dilakukan dengan
cara merendam serbuk dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya sambil diaduk Badan Pengawasan
Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2005. Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan
penyari. Cairan penyari yang dapat digunakan dalam proses maserasi, yaitu air, etanol, air-etanol atau pelarut lain. Dalam maserasi cairan penyari akan menembus
dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif sehingga zat aktif menjadi larut. Adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di
dalam sel dengan di luar sel menyebabkan larutan yang terpekat didesak keluar Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 1986.
Ekstrak merupakan sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunkan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi standar
baku yang telah ditetapkan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2005.
C. Pankreas