bukan hanya lahan kritis yang berhasil direhabilitasi, tetapi juga produksi pertanian
mampu ditingkatkan
hingga 300
– 400. Pemakaian mikroorganisme lokal kini sudah meluas hingga di pelosok Nusantara. Tidak
kurang dari 42.000 masyarakat telah menerapkan teknologi ini. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menguji peranan
mikroorganisme lokal dalam pertumbuhan tanaman tomat. Sebab, tanaman tomat ini sendiri sudah menjadi salah satu komoditas utama tanaman sayur di
Indonesia. Dengan menggunakan mikroorganisme lokal ini diharapkan pertumbuhan tanaman tomat dan hasil produksinya meningkat, tanpa harus
menggunakan pupuk berbahan kimia yang dapat merusak struktur tanah. Pada eksperimen yang dilakukan peneliti akan menguji dengan menggunakan empat
perbandingan konsentrasi yakni 8, 16, 24 dan 32 serta membandingkan pula frekuensi pemberian mikroorganime lokal sebanyak 1x seminggu serta 2x
seminggu. Dari perlakuan tersebut peneliti akan mendapatkan konsentrasi dan frekuensi yang optimal untuk pertumbuhan serta hasil produksi tanaman tomat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh perbedaan konsentrasi mikroorganisme lokal MOL dari bonggol pisang terhadap pertumbuhan dan hasil produksi
tanaman tomat?
2. Bagaimanakah pengaruh frekuensi pemberian mikroorganisme lokal MOL dari bonggol pisang terhadap pertumbuhan dan hasil produksi
tanaman tomat? 3. Manakah konsentrasi mikroorganisme lokal MOL yang optimal untuk
pertumbuhan dan hasil produksi tanaman tomat? 4. Manakah frekuensi penyiraman mikroorganisme lokal MOL yang optimal
untuk pertumbuhan dan hasil produksi tanaman tomat?
C. Batasan Masalah
Supaya penelitian ini lebih terarah maka permasalahan dibatasi sebagai berikut :
1. Pertumbuhan tanaman tomat meliputi : tinggi tanaman, diameter batang dan hasil produksi tanaman tomat : berat buah dan jumlah buah.
2. Pemberian konsentrasi yang meliputi : B = 8, C = 16, D = 24, dan E = 32
3. Frekuensi pemberian mol: B1 = 1 x seminggu, B2 = 2 x seminggu, C1 = 1 x seminggu, C2 = 2 x seminggu, D1 = 1 x seminggu, D2 = 2 x seminggu, E1
= 1 x seminggu, E2 = 2 x seminggu.
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi mikroorganisme lokal MOL dari bonggol pisang terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman
tomat. 2. Mengetahui pengaruh frekuensi pemberian mikroorganisme lokal MOL
dari bonggol pisang terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman tomat.
3. Mengetahui konsentrasi mikroorganisme lokal MOL yang optimal untuk pertumbuhan dan hasil produksi tanaman tomat.
4. Mengetahui frekuensi penyiraman mikroorganisme lokal MOL yang optimal untuk pertumbuhan dan hasil produksi tanaman tomat.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat Petani Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai mikroorganime
lokal MOL dari bonggol pisang yang memiliki kandungan giberelin dan sitokinin sebagai bioaktivator pertumbuhan tanaman tomat.
2. Bagi Peserta Didik Memberi pembelajaran kepada peserta didik tentang pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan terkait dengan SK dan KD pembelajaran 3. Bagi Peneliti
Mengetahui dosis konsentrasi dan frekuensi pemberian MOL dari bonggol pisang yang paling optimal bagi pertumbuhan dan hasil
produsksi tanaman tomat
BAB II KAJIAN PUSTAKA