Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pertambahan Tinggi Tanaman Tomat Untuk mengetahui laju pertumbuhan yang terjadi pada tanaman tomat, salah satu caranya adalah dengan melakukan pengukuran tinggi tanaman tomat. Pengukuran tinggi tanaman tomat ini dimulai dari pangkal batang hingga pucuk tertinggi batang dengan menggunakan meteran. Berikut adalah grafik pertambahan tinggi tanaman tomat dengan berbagai perlakuan perbedaan konsentrasi dan frekuensi pemberian mikroorganisme lokal dari bonggol pisang yang dilakukan selama 8 minggu. Grafik 4.1 Rerata pertambahan tinggi tanaman tomat pada perlakuan perbedaan konsentrasi dan frekuensi pemberian mikroorganisme lokal dari bonggol pisang. 20 40 60 80 100 120 140 160 2 4 6 8 10 Ti n g g i Tan am an c m Minggu ke- A B1 B2 C1 C2 D1 D2 E1 E2 36 Dari grafik pertambahan tinggi tanaman tomat diatas dapat dilihat bahwa perlakuan B2 konsentrasi 8 dengan 2 kali penyiraman adalah perlakuan yang mengalami pertambahan tinggi tanaman tertinggi. Perlakuan B2 ini mengalami pertambahan tinggi setinggi 87.5 cm. Pertambahan tinggi tanaman yang sedang adalah pada perlakuan E1 yakni perlakuan dengan konsentrasi MOL 32 dengan 1 kali penyiraman yang mengalami pertambahan tinggi tanaman setinggi sebanyak 54.51 cm. perlakuan yang mengalami pertambahan tinggi tanaman terendah adalah pada perlakuan E2 yang merupakan perlakuan dengan konsentrasi MOL 32 dengan 2 kali penyiraman. Perlakuan E2 ini mengalami pertambahan tinggi sebanyak 40.51 cm. Berdasarkan hasil uji anova menunjukan bahwa pemberian MOL dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman. Hal ini terlihat dari p value tinggi tanaman sig. = 0.000 0.05. sedangkan frekuensi pemberian MOL tidak memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi tanaman tomat, hal ini ditunjukan dengan p value tinggi tanaman sig. = 0.405 0.05. Hasil interaksi antara konsentrasi dan frekuensi pemberian MOL menunjukan nilai p value tinggi tanaman sig. = 0.000 0.05, yang berarti terdapat interaksi antara konsentrasi dengan frekuensi pemberian MOL terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat lampiran 12. Hasil analisis dengan Uji Tukey menunjukan bahwa laju pertambahan tinggi tanaman tomat yang diberi perlakuan B2 8, 2x dan C2 16, 2x berbeda secara nyata terhadap tanaman yang diberi perlakuan D2 24 ,2x dan E2 32, 2x dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Tukey terhadap Tinggi Tanaman Tomat Perlakuan Rata - rata A 58.59 abc B1 42.8 abc B2 116.37 e C1 57.71 bcd C2 108.62 de D1 82.34 cde D2 32.0 a E1 68.83 bcd E2 35.09 ab Keterangan : Nilai rata – rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf tukey α 0.05 2. Pertumbuhan Diameter Batang Tanaman Tomat Pengukuran diameter batang tanaman tomat dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan pada bagian pangkal tanaman tomat. Adapun grafik laju pertumbuhan diameter batang tanaman tomat setiap minggunya dapat dilihat pada Grafik 4.2. Grafik 4.2 Rerata pertumbuhan diameter batang tanaman tomat pada perlakuan perbedaan konsentrasi dan frekuensi pemberian mikroorganisme lokal dari bonggol pisang. Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa tanaman tomat yang mengalami pertumbuhan diameter batang terbesar adalah pada perlakuan B2 yakni perlakuan konsentrasi MOL 8 dengan frekuensi 2 kali penyiraman mengalami pertumbuhan diameter batang sebesar 0.571 cm. Pertumbuhan diameter batang yang sedang adalah pada perlakuan D2 yakni perlakuan konsentrasi MOL 24 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 2 4 6 8 10 D iam e te r B atan g cm Minggu Ke- A B1 B2 C1 C2 D1 D2 E1 E2 dengan frekuensi 2 kali penyiraman mengalami pertumbuhan diameter batang sebesar 0.44 cm pertumbuhan diameter pada C1 konsentrasi MOL 16 dengan 1 kali penyiraman mengalami pertumbuhan besar diameter batang terkecil yakni sebesar 0.394 cm. Pada grafik juga dapat dilihat bahwa pertumbuhan diameter batang pada perlakuan C1 mengalami penurunan, hal ini dikarenakan terdapat 2 tanaman yang mati akibat serangan hama kutu putih. Berdasarkan hasil uji anova menunjukan bahwa perbedaan konsentrasi MOL berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter tanaman. Hal ini terlihat dari p value diameter batang sig. = 0.000 0.05. sedangkan frekuensi pemberian MOL dinyatakan juga memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan diameter batang tanaman tomat, hal ini ditunjukan dengan p value diameter batang sig. = 0.012 0.05. Hasil interaksi konsentrasi dan frekuensi pemberian MOL menunjukan nilai p value diameter batang sig. = 0.000 0.05, yang berarti terdapat interaksi antara konsentrasi dengan frekuensi pemberian MOL terhadap pertumbuhan diameter batang tanaman tomat lampiran 13. Uji Tukey menunjukan bahwa pertumbuhan diameter batang pada perlakuan B2 8, 2x berbeda nyata terhadap semua perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Uji Tukey terhadap Diameter Batang Tanaman Tomat Perlakuan Rata - rata A 0.181 a B1 0.171 a B2 0.439 b C1 0.169 a C2 0.276 a D1 0.264 a D2 0.186 a E1 0.197 a E2 0.211 a Keterangan : Nilai rata – rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf tukey α 0.05 3. Jumlah Buah Tanaman Tomat Perhitungan jumlah buah pada tanaman tomat dilakukan selama bulan awal bulan juni sampai pertengahan bulan juli saat tanaman tomat sudah memasuki umur 3 bulan. Berikut adalah diagram hasil perhitungan jumlah buah tanaman tomat pada grafik 4.3. Grafik 4.3 Jumlah buah tanaman tomat pada perlakuan perbedaan konsentrasi dan frekuensi pemberian mikroorganisme lokal dari bonggol pisang. Dari Grafik diatas dapat dilihat bahwa produksi tomat pada perlakuan B2 yakni perlakuan konsentrasi 8 dengan frekuensi 2 kali penyiraman menghasilkan buah tomat dengan jumlah terbanyak yakni 74 buah dan perlakuan yang paling sedikit menghasilkan buah adalah perlakuan B1 yakni perlakuan konsentrasi MOL 8 dengan frekuensi 1 kali penyiraman menghasilkan buah tomat sebanyak 3 buah. Berdasarkan hasil uji anova 31 3 74 9 38 35 7 4 5 10 20 30 40 50 60 70 80 A B1 B2 C1 C2 D1 D2 E1 E2 menunjukan bahwa perbedaan konsentrasi MOL berpengaruh nyata terhadap jumlah buah tanaman tomat. Hal ini terlihat dari p value jumlah buah sig. = 0.000 0.05. Frekuensi pemberian MOL dinyatakan memberikan pengaruh nyata pada jumlah buah tanaman tomat, hal ini ditunjukan dengan p value jumlah buah sig. = 0.001 0.05. Hasil interaksi konsentrasi dan frekuensi pemberian MOL menunjukan nilai p value jumlah buah sig. = 0.000 0.05, yang berarti terdapat interaksi antara konsentrasi dengan frekuensi pemberian MOL terhadap jumlah buah tanaman tomat lampiran 14. Hasil analisis Uji Tukey menunjukan bahwa jumlah buah tanaman tomat pada perlakuan B2 8, 2x berbeda secara nyata terhadap tanaman yang diberi perlakuan A Kontrol, namun tidak berbeda nyata terhadap perlakuan B1 8, 1x, perlakuan C1 16, 1, perlakuan D1 24, 1x,perlakuan D2 16, 2x, perlakuan E1 32, 1x dan perlakuan E2 32, 2x, namun tidak berbeda terhadap pelakuan C2 16, 2x dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Uji Tukey terhadap Jumlah Buah Tanaman Tomat Perlakuan Rata - rata A 3.1 a B1 0.3 a B2 7.4 b C1 0.9 a C2 3.8 ab D1 3.5 a D2 0.7 a E1 0.4 a E2 0.5 a Keterangan : Nilai rata – rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf tukey α 0. 4. Berat basah buah Tanaman Tomat Pengukuran berat basah pada tanaman tomat ini dilakukan ketika tanaman tomat telah mengalami masa pematangan buah. Ketika buah sudah berwarna kemerah-merahan atau merah maka buah sudah bisa dipetik. Pemetikan pada buah tomat dilakukan secara berhati – hati supaya buah tomat tidak mengalami luka yang menyebabkan buah tomat menjadi cepat busuk. Kemudian buah – buah tomat yang sudah dipanen ini ditimbang dengan menggunakan timbangan electric. Berikut adalah diagram hasil perhitungan berat basah buah tanaman tomat pada grafik 4.4. Grafik 4.4 Berat basah buah tanaman tomat pada perlakuan perbedaan konsentrasi dan frekuensi pemberian mikroorganisme lokal dari bonggol pisang. 1104 104 6095 445 2800 2460 85 236 133 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 A B1 B2 C1 C2 D1 D2 E1 E2 Dari Grafik diatas dapat dilihat bahwa produksi tomat pada perlakuan B2 yakni perlakuan konsentrasi 8 dengan frekuensi 2 kali penyiraman menghasilkan buah tomat dengan berat basah terberat yakni 6.095 kg dan perlakuan yang menghasilkan buah tomat paling rendah adalah perlakuan D2 yakni perlakuan konsentrasi 24 dengan frekuensi 2 kali penyiraman yakni menghasilkan buah tomat seberat 85 gram. Hasil uji anova menunjukan bahwa perbedaan konsentrasi MOL berpengaruh nyata terhadap berat basah buah tanaman tomat. Hal ini terlihat dari p value berat basah buah sig. = 0.000 0.05. Pada frekuensi pemberian MOL dinyatakan memberikan pengaruh nyata pada berat basah buah tanaman tomat, hal ini ditunjukan dengan p value berat basah buah sig. = 0.001 0.05. Hasil interaksi konsentrasi dan frekuensi pemberian MOL menunjukan nilai p value berat basah buah sig. = 0.000 0.05, yang berarti terdapat interaksi antara konsentrasi dengan frekuensi pemberian MOL terhadap berat basah buah tanaman tomat lampiran 15. Berdasarkan hasil analisis Uji Tukey menunjukan bahwa berat basah buah yang dihasilkan oleh tanaman tomat yang diberi perlakuan B2 8, 2x berbeda secara nyata terhadap tanaman yang diberi perlakuan C2 16, 2x, B1 85, 1x dan perlakuan D2 24, 2x dan berat basah buah yang dihasilkan oleh tanaman yang diberi perlakuan C2 16, 2x berbeda secara nyata terhadap tanaman yang diberi perlakuan B1 85, 1x dan perlakuan D2 24, 2x, dapat dilihat pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Hasil Uji Tukey terhadap Berat Basah Buah Tanaman Tomat Perlakuan Rata - rata A 1.104 abc B1 10.4 a B2 609.5 d C1 44.5 ab C2 280 c D1 246 bc D2 8.5 a E1 23.6 ab E2 13.3 ab Keterangan : Nilai rata – rata yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf tukey α 0.05

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Auksin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat Cherry (Lycopersicum cerasiformaeMill.)

17 70 78

Kristalisasi Likopen Dari Buah Tomat (Lycopersicon esculentum) Menggunakan Antisolvent

11 93 70

Penggunaan Tanaman Jagung Sebagai Perangkap Untuk menekan Populasi Helicoverpa armigera Hubner (Lepidoptera; Noctuidae) Pada Tanaman Tomat

1 42 77

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum, Mill) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair dan Padat.

11 73 73

Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam dan Waktu Hidrolisis terhadap Produksi Bioetanol dari Limbah Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa balbisiana BBB)

0 14 86

SKRIPSI Efektivitas Mikroorganisme Lokal (Mol) Kulit Pisang Dan Bonggol Pisang Terhadap Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L) Pada Media Hidroponik.

0 2 14

PENDAHULUAN Efektivitas Mikroorganisme Lokal (Mol) Kulit Pisang Dan Bonggol Pisang Terhadap Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L) Pada Media Hidroponik.

0 5 5

EFEKTIFITAS MIKROORGANISME LOKAL (MOL) KULIT PISANG DAN BONGGOL PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN Efektivitas Mikroorganisme Lokal (Mol) Kulit Pisang Dan Bonggol Pisang Terhadap Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca sativa L) Pada Media Hidroponik.

1 3 11

Pengaruh Konsentrasi Mikroorganisme Lokal (MOL) dari rebung bambu terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim (Brassica juncea L.).

10 100 148

PENGARUH KONSENTRASI DAN FREKUENSI PEMBERIAN MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculantum Mill)

0 0 11