Kegiatan Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan hal-hal sebagai berikut. Kegiatan Inti

293 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti menganalisis informasi yang terdapat dari buku-buku dan dan internet serta sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan uraian kamma niyama. Guru juga meminta peserta didik untuk mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok Penilaian Pengetahuan: Observasi terhadap Diskusi Kelompok Nama Peserta Didik Pernyataan Nilai Kemampuan menyampai- kan pendapat Kemampuan mengajukan pertanyaan Kemampuan memberikan argumentasi Kemampuan mengguna- kan bahasa yang baik Sumber: mycuteshoppe.blogspot.com Gambar 8.10 Karma manusia yang menyedihkan 294 Kelas X SMASMK

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup merupakan kegiatan guru bersama-sama peserta didik, dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Guru bersama peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, melakukan releksi untuk mengevaluasi pembelajaran. b. Guru bersama peserta didik menyimpulkan pokok-pokok hasil pembelajaran. c. Guru bersama peserta didik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. d. Guru bersama siswa melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas secara individual. e. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. f. Guru bersama peserta didik melakukan doa penutup. Pembelajaran 8.5 Pertemuan ke-15 3 x 45 menit = 3 JP Pertemuan ini membahas Citta Niyama.

1. Kegiatan Pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan hal-hal sebagai berikut.

a. Guru mempersiapkan proses belajar mengajar awal yang kondusif; kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan. b. Guru memberikan salam, bersama peserta didik membacakan doa pembukaan pendidikan agama Buddha. c. Guru mengajak peserta didik untuk melakukan duduk hening. d. Guru mengadakan apersepsi pengalaman yang terkait materi pembelajaran. e. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik. f. Guru menegaskan kembali tentang topik. g. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti berisi kegiatan peserta secara utuh berdasarkan pendekatan ilmiah sebagai berikut. a. Mengamati: peserta didik membaca dan menyimak materi pembelajaran yang diawali dengan meditasi, guru memberikan penguatan dan penjelasan kepada peserta didik agar proses mencermati, baik secara individual ataupun kelompok, berlangsung secara baik, dan benar. 295 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti b. Menanya: guru meminta peserta didik untuk merumuskan beberapa pertanyaan untuk mengetahui hal-hal yang belum dipahami tentang materi yang diamati peserta didik c. Menggali informasi: guru meminta peserta didik mencari informasi selengkap mungkin melalui kegiatan mengamati dan membaca buku teks dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan. d. Mengasosiasikan: guru mengajak peserta didik untuk mengolah dan menganalisis informasi yang telah mereka dapatkan dengan mengaitkan pengalaman masa lalu yang pernah dipelajari dan dialami untuk menjawab pertanyaan yang telah mereka rumuskan e. Mengkomunikasikan: peserta didik menyampaikan hasil dari membaca, mengamati, dan mendengar kepada teman sekelas tentang temuan, identiikasi, dan pengembangan pemikiran sehingga mendapatkan penguatan terhadap penjelasan materi tentang Citta Niyama dengan ilmu pengetahuan. Petunjuk Guru Pahami dengan baik teks bacaan ini sebelum guru mengajar dan mempersiap- kan langkah-langkah pembelajaran. Bila memungkinkan guru dapat membuat media pembelajaran dua dimensi dengan menggunakan program power point untuk menjelaskan subtansi pembelajaran. Peserta didik diajak untuk memahami buku siswa dan guru dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya bila ada materi yang kurang jelas. Materi tentang Citta Niyama Citta Niyama adalah hukum universal tentang pikiran atau batin, misalnya proses kesadaran, timbul dan tenggelamnya kesadaran, kekuatan pikiran hasil dari Samatha Bhavana, kesucian batin: Sotapanna, Sakadagami, Anagami, atau Arahat hasil dari Vipassana Bhavana. Citta berarti “ia yang berpikir” perbuatan berpikir, yang mengandung pengertian: yang menyadari suatu objek. Juga berarti: menyelidiki atau memeriksa suatu objek. Lebih jauh lagi, citta dikatakan berbeda-beda bergantung pada berbagai bentuk pikiran atas objek. Hal ini dinyatakan dalam kitab Pali: “Para bhikkhu, Aku tidak melihat hal lain yang sangat beraneka ragam seperti pikiran citta. Para bhikkhu, Aku tidak melihat kelompok nikaya lain yang sangat beraneka ragam seperti makhluk-makhluk alam rendah binatang, burung, dan seterusnya. Makhluk-makhluk alam rendah ini hanya berbeda dalam pikiran. Namun pikiran, O para bhikkhu, lebih beraneka ragam dibandingkan makhluk- makhluk ini” Citten’eva cittikata. Samyutta-Nikaya, iii. 152. 296 Kelas X SMASMK Petunjuk Guru Guru meminta peserta didik untuk mananyakan hal-hal yang belum jelas atau belum dipahami untuk mendapatkan pemahaman tentang uraian citta niyama. Peserta didik memberikan pertanyaan tertulis kepada temannya. Setelah itu peserta didik diminta membentuk kelompok dengan membawa pertanyaan. Peserta didik dalam kelompok mengekplorasikan, mengumpulkan data, mengasosiasi, menghubungkan dengan menganalisis informasi yang terdapat dari buku-buku dan dan internet serta sumber lainnya untuk menjawab pertanyaan uraian citta niyama. Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok Penilaian Pengetahuan: Observasi terhadap Diskusi Kelompok Nama Peserta Didik Pernyataan Nilai Kemampuan menyampai- kan pendapat Kemampuan mengajukan pertanyaan Kemampuan memberikan argumentasi Kemampuan mengguna- kan bahasa yang baik Sumber orang terbang indotarget.blogspot.com Gambar 8.11