yang nilainya sudah ditentukan di awal. Nilai itu harus dibayar bank
kepada nasabah pada saat bunga tersebut jatuh tempo. Anonim, 2007
Perkembangan tingkat suku bunga deposito berjangka yang mengalami fluktuasi mendasari perlunya penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui faktor - faktor yang berpengaruh terhadap penentuan tingkat tingkat suku bunga deposito berjangka terutama pada bank umum di
Jawa Timur.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas pada latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut : “ Apakah likuiditas bank, kurs valuta asing rupiah terhadap US , tingkat
inflasi, jumlah uang beredar, dan PDRB mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank
umum di Jawa Timur?”
1.3 Tujuan Penelitian
Setelah melihat latar belakang dan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
“Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh likuiditas bank, kurs valuta asing rupiah terhadap US , tingkat inflasi, jumlah uang beredar, dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PDRB berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum di Jawa Timur.”
1.4 Manfaat Penelitian
1. Mengetahui kondisi dan perkembangan tingkat bunga deposito
berjangka pada bank umum di Jawa Timur yang di pengaruhi oleh likuiditas bank, kurs valuta asing rupiah terhadap US , tingkat
inflasi, jumlah uang beredar, dan PDRB. 2.
Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian yang berhubungan dengan faktor yang berpengaruh terhadap tingkat bunga deposito
berjangka pada bank umum di Jawa Timur. 3.
Sebagai bahan informasi bagi pihak - pihak yang membuat kebijakan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah tingkat bunga, pernah disampaikan oleh beberapa peneliti :
1. Maslichah 2001
Dengan judul penelitian “Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Swasta Nasional
di Indonesia”, dengan variabel terikat Y adalah tingkat suku bunga
deposito berjangka, sedangkan variabel bebas meliputi tingkat suku bunga SBI X
1
, jumlah uang yang beredar X
2
, dan kurs rupiah terhadap dollar X
3
. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hanya variabel tingkat suku bunga SBI X
1
saja yang berpengaruh secara nyata dan berhubungan positif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Sedangkan
variabel jumlah uang yang beredar X
2
dan kurs rupiah terhadap dollar X
3
tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka.
2. Elin. D 2011
Dengan judul penelitian “Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Umum Di Indonesia” Berdasarkan hasil penelitian secara simultan
diperoleh F
hitung
sebesar 5,551 F
tabel
3,48 maka H ditolak dan H
i
diterima. Sedangkan uji pengaruh masing – masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat digunakan uji t, yaitu variabel likuiditas
bank X
1
T
hitung
sebesar -0,620 T
tabel
sebesar 2,228 yang berarti secara parsial tidak berpengaruh secara nyata negative terhadap tingkat suku
bunga deposito Y, Variabel kurs valuta asing terhadap US X
2
T
hitung
sebesar 0.316 T
tabel
sebesar 2,228 yang berarti secara parsial tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat suku bunga deposito Y.
Variabel tingkat inflasi X
3
T
hitung
sebesar 2,412 T
tabel
sebesar 2,228 yang berarti secara parsial berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga
deposito pada bank umum di Indonesia Y. Variabel jumlah uang beredar X
4
T
hitung
sebesar 0,778 T
tabel
sebesar 2,228 yang berarti secara parsial tidak berpengaruh secara nyata negatif terhadap tingkat suku bunga
deposito pada bank umum di Indonesia Y. Dan dari semua variabel bebas di atas yang mempunyai pengaruh paling dominan adalah tingkat inflasi
X
3
.
3. Kurniawati 2004
Dengan judul penelitian “Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada PT.
BANK RAKYAT INDONESIA persero Tbk”. Dengan variabel
terikat Y ialah suku bunga deposito pada PT. BRI persero Tbk. Sedangkan variabel bebas meliputi tingkat suku bunga Sertifikat Bank
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Indonesia SBI X1, kurs rupiah terhadap dollar X2, produk domestik bruto X3, Singapura Interbank Offer Rate X4. Dari hasil analisis dari
penelitian ini yaitu secara simultan menunjukkan adanya hubungan yang nyata antara variabel bebas tingkat suku bunga SBI, kurs rupiah terhadap
US , produk domestik bruto dan singpura interbank offer rate terhadap suku bunga deposito pada PT. BRI persero Tbk, Dapat diketahui dari uji-
F yaitu diperoleh F-hitung = 52,808 F-tabel = 3,06 sedangkan secara parsial variabel tingkat suku bunga SBI X1 berpengaruh nyata terhadap
suku bunga deposito pada PT. BRI persero Tbk Y dengan menggunakan uji-t dimana t-hitung = 4,882 t-tabel = 2,131, variabel
kurs rupiah terhadap US X2 berpengaruh nyata terhadap suku bunga deposito pada PT. Bank Rakyat Indonesia persero Tbk Y dimana T-
hitung = 2,410 T-tabel = 2,131, variabel produk domestik bruto X3 berpengaruh nyata terhadap suku bunga deposito pada PT. Bank Rakyat
Indonesia persero Tbk Y dimana t-hitung 2,262 t-tabel = 2,131 dan variabel singapura interbank offer rate X4 tidak berpengaruh terhadap
suku bunga deposito pada PT. Bank Rakyat Indonesia persero Tbk Y dengan menggunakan uji-t dimana t-hitung =-1,061 -t-tabel = -2,131.
4. Anita Ambar Ary 2004 : UPN
Dengan judul “Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Deposito Berjangka Pada Bank Swasta Nasional di Jawa Timur”.
Menggunakan data sekunder mulai tahun 1988 – 2002. Hasil yang dapat disimpulkan bahwa secara simultan menunjukkan adanya hubungan yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
nyata antara variabel bebas pendapatan perkapita X
1
, jumlah kantor bank X
2
, dan inflasi X
3
terhadap deposito berjangka Y sedangkan secara parsial, variabel pendapatan perkapita X
1
berpengaruh nyata terhadap deposito berjangka Y sedangkan variabel jumlah kantor bank X
2
dan variabel inflasi X
3
tidak berpengaruh nyata terhadap deposito berjangka. Adapun perbedaan antara penelitian sekarang dengan penelitian
terdahulu, yaitu perbedaanya terletak pada kurun waktu, tempat penelitian, dan ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian. Variabel – variabel
yang digunakan adalah variabel terikat yaitu tingkat suku bunga deposito berjangka Y dan empat variabel bebasnya adalah Likuiditas Bank X
1
, Kurs Valas Rupiah Terhadap US X
2
, Sertifikat Bank Indonesia SBI X
3
, dan Jumlah Uang Beredar X
5
.
5. Rani Saraswaty 2005 : UPN
Dengan judul “Analisis Simpanan Deposito Berjangka Di Jawa Timur Studi Komparasi Bank Umum Dan Bank Perkreditan
Rakyat”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara
simultan variabel bebas untuk suku bunga deposito X
1
, suku bunga SBI X
2
, inflasi X
3
, jumlah kantor bank X
4
, tidak berpengaruh terhadap simpanan deposito berjangka pada BPR Y, sehingga hipotesis yang
menyatakan bahwa ada pengaruh nyata antara suku bunga deposito X
1
, suku bunga
SBI X
2
, inflasi X
3
, jumlah kantor bank X
4
secara simultan berpengaruh nyata terhadap simpanan deposito berjangka pada
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bank umum Y
1
teruji kebenarannya. Sedangkan berdasarkan perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan diketahui bahwa suku bunga
deposito X
1
, suku bunga SBI X
2
, inflasi X
3
, jumlah kantor bank X
4
secara simultan berpengaruh nyata terhadap simpanan deposito berjangka pada bank umum dan simpanan deposito berjangka pada BPR di
Jawa Timur Y.
6. Ferry Dwi Sugiyanto 2006 : UPN
Dengan judul “Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum di
Indonesia”. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan kurun
waktu lima belas tahun 1991–2004. Hasil analisis yang dapat disimpulkan bahwa secara srimultan uji F hubungan likuiditas bank X
1
, kurs valuta asing X
2
, tingkat inflasi X
3
, dan jumlah uang yang beredar X
4
berpengaruh secara nyata terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum Y. Dan dari semua variabel bebas yang
mempunyai pengaruh paling dominan adalah variabel jumlah uang beredar X
4
.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pengertian dan Fungsi Bank
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk - bentuk lainya dalam rangka meningkatkan keuangan yang kegiatan utamanya adalah meminjamkan
uang yang disimpan kepadanya. Lembaga keuangan ini akan mendorong masyarakat untuk menyimpan uangnya, dengan diberi balas jasa sebagai
pendapatanya berupa bunga atas simpananya. Poli, 2002 : 253
Menurut UU No : 10 Tahun 1998 fungsi utama bank adalah penghimpunan dan penyalur dana masyarakat. Sedangkan menurut Reed,
Cotter, Gill, Smitli, dalam buku Commercial Banking, mengatakan bahwa perbankan Khususnya bank - bank komersial bank umum mempunyai
beberapa fungsi, diantaranya adalah pemberian jasa - jasa yang semakin luas meliputi :
1. Pelayanan dalam mekanisme pembayaran transfer of funds
2.
Menerima tabungan
3. Memberikan kredit
4.
Pelayanan dalam vasilitas pembayaran perdagangan luar negeri
5. Penyimpanan barang - barang berharga
6. Trush service, yaitu jasa - jasa yang diberikan dalam bentuk
pengamanan dan pengawasan harta milik.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dengan demikian, sebagian besar dana yang berada di bank
adalah milik penabung dan deposan. Suyatno, 2001 : 2
1. Agent of trust
Adalah suatu lembaga perantara intermediary yang dipercaya untuk melayani segala kebutuhan keuangan dari
dan untuk masyarakat. 2.
Agent of Development Bank adalah suatu lembaga perantara yang dapat
mendorong kemajuan pembangunan melalui fasilitas kredit dan kemudahan-kemudahan pembayaran dan penarikan
dalam proses transaksi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi .
Di Indonesia pengembangannya tertinggi atas dua fungsi diatas terletak pada bank Indonesia selaku bank sentral dan bank - bank umum.
2.2.1.1. Jenis Bank
Menurut UU pokok perbankan No. 10 tahun 1998 tentang jenis bank, bank Indonesia terdiri hanya dua jenis yakni :
1. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip konvensional atau berdasarkan prinsip syari’ah yang ada dalam kegiatanya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank adalah pemberi kredit tanpa mempermasalahkan
kredit itu berasal dari deposito atau tabungan yang diterimanya atau berasal dari penciptaan kredit yang dilakukan oleh bank itu
sendiri. Suyatno, 2003 : 2
Selain itu bank Indonesia memiliki hak untuk menciptakan serta mengedarkan uang logam dan uang kertas yang berfungsi
sebagai lembaga Pembina dan pengawas bank-bank umum dan bank perkreditan rakyat serta memiliki peranan yang penting
dalam menjaga kestabilan ekonomi dan moneter di Indonesia.
2.2.1.2. Sumber Dana Perbankan
Dalam garis besarnya sumber dana bagi sebuah bank ada
tiga Suyatno, 2001 : 32 yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a.
Dana yang bersumber dari bank sendiri Adalah dana berbentuk model sektor yang berasal dari
para pemegang saham dan cadangan-cadangan serta keuntungan bank yang belum di bagikan kepada
pemegang saham.
b.
Dana yang berasal dari masyarakat luas Dana yang berasal dari masyarakat luas itu terdiri dari :
1. Simpanan Giro demand deposit
Adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikanya dapat dilakukan setiap saat dengan
mempergunakan cek surat perintah pembayaran lainya atau dengan cara pemindah bukuan.
2.
Simpanan Deposito time deposit Adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang
penarikanya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga
dan bank yang bersangkutan.
3.
Tabungan saving
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Adalah tabungan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikanya hanya dapat dilakukan dengan syarat-
syarat tertentu. 4. Setoran jaminan
Adalah dana yang mengendap yang berasal dari nasabah sebagai akibat dari pembukaan ataupun
permintaan jaminan bank. 5. Dana dari transfer
Selama uang yang di transfer belum di ambil dari bank maka uang tersebut merupakan salah satu
sumber dana yang diperhitungkan oleh bank.
2.2.1.3. Peranan Bank
Peranan bank inti dari sistem keuangan setiap negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi
perusahaan, badan – badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan untuk menyimpan dana–dananya. Melalui perkreditan
dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani berbagai kebutuhan pembayaran serta melancarkan mekanisme sistem
pembayaran bagi semua sektor perekonomian.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dengan memberikan kredit kepada beberapa sektor perekonomian, bank melancarkan arus barang dan jasa dari
produsen ke konsumen.
2.2.2. Pengertian Tingkat Suku Bunga Menurut Karl dan Fair 2001:635 suku bunga adalah
pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk presentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun
dibagi dengan jumlah pinjaman. Suku bunga diskonto adalah tingkat suku bunga yang dibayar oleh
bank – bank umum apabila meminjam uang dari Bank Sentral. Menurut Weston dan Copeland 1998, p. 184, suku bunga dalam keseimbangan
suatu pasar merupakan harga suatu waktu, dimana harga tersebut adalah hasil pengembalian yang menyamakan pinjaman dan pemberian pinjaman
dalam kegiatan ekonomi. Suatu tingkat suku bunga akan cenderung naik apabila jumlah uang lebih sedikit dan permintaan terhadap uang lebih
banyak. Begitu pula sebaliknya, tingkat suku akan cenderung turun apabila jumlah uang lebih banyak besar dan permintaan terhadap uang lebih
sedikit. Tingkat bunga memerankan peran penting bagi kalangan
perekonomian khususnya rumah tangga dalam membuat keputusan mengenai pembelian barang-barang tahan lama, membeli rumah, membeli
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
obligasi atau menaruhnya dalam rekening tabungannya, tingkat bunga yang tinggi dapat menghalangi seseorang untuk membeli barang kebutuhan
karena onkos pembiayaannya akan tinggi, di lain pihak tingkat bunga yang tinggi dapat mendorong orang untuk menabung karena memungkinkan
untuk memperoleh penghasilan bunga yang lebih banyak. Suku bunga juga mempengaruhi keputusan ekonomis bagi pengusaha atau pimpinan
perusahaan melakukan investasi pada proyek baru atau perluasan kapasitas.
Menurut Kem dan Gultman, menganggap suku bunga
merupakan sebuah harga sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran.
Laksono, 2001 : 128. Suku bunga dibedakan menjadi 4, yaitu :
1 Suku Bunga Nominal
Yaitu : suku bunga yang dapat diamati di pasaran. 2
Suku Bunga Rill Yaitu : suku bunga yang secara konsep di ukur tingkat
pengembaliannya setelah dikurangi inflasi. 3
Suku Bunga Jangka Pendek Yaitu : suku bunga yang jatuh tempo satu tahun atau kurang.
4 Suku Bunga Jangka Panjang
Yaitu : suku bunga yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Selain mempengaruhi pengeluaran konsumsi dan investasi, tingkat riil mempunyai implikasi besar terhadap kesejahteraan debitur maupun
kreditur karena mempengaruhi cara bagaimana kekayaan riil di diredistribusikan diantara mereka. Tingkat bunga riil juga mempengaruhi
kurs di pasar internasional. Melalui kurs, perubahan tingkat bunga riil menentukan biaya impor. Jika faktor-faktor lain tetap, kenaikan tingkat
bunga riil di dalam negeri akan menarik dana dari luar negeri sehingga menaikkan nilai mata uang domestik. Naiknya nilai mata uang domestik
akan mengakibatkan lebih mahalnya barang-barang domestik dimata orang- orang asing, dan sebaliknya barang luar negeri menjadi lebih murah di
pasar domestik. Puspopranoto, 2004 : 13 Menurut Prasetiantono 2000 mengenai suku bunga adalah
jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan.
Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam
bentuk portfolio perbankan deposito dan tabungan. Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah belanja pun menurun.
Sebaliknya jika suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank. Bunga adalah pembayaran yang
dilakukan untuk penggunaan uang. Suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per-unit waktu yang disebut presentase dari jumlah yang
dipinjamkan. Makiw, 2003 : 44
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.1. Teori Tingkat Suku Bunga Teori ini berhubungan dengan apa yang dikatakan oleh
ekonom Inggris John Maynard Keyness, yang telah mengkritik
teori ekonomi klasik tentang pengembangan teori tingkat suku bunga. Menurut Keyness, teori klasik berlaku hanya untuk bunga
jangka panjang. la mengembangkan teori preferensi likuiditas ini
untuk menjelaskan suku bunga untuk jangka pendek. Tingkat suku bunga menurut Keyness adalah harga yang di keluarkan debitur
untuk mendorong seorang kreditur memindahkan sumber daya langka uang mereka, akan tetapi, uang yang dikeluarkan debitur
mempunyai kemungkinan adanya kerugian berupa risiko tidak
diterimanya tingkat bunga tertentu. Edward dan Khan, 1985
Di dalam teori ini terdapat dua macam investasi yang dikembangkan, yaitu uang dan obligasi. Uang merupakan
kekayaan yang paling likuid karena uang mempunyai kemampuan untuk membeli setiap saat. Sedangkan obligasi tidak dapat untuk
membeli sesuatu kecuali kalau diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk uang tunai. Keynes mengatakan bahwa, permintaan
terhadap uang merupakan tindakan rasional, meningkatnya permintaan uang akan menaikkan tingkat suku bunga.
Suku bunga adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh
debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Sunariyah, 2004:80
Ada beberapa fungsi suku bunga yaitu : a.
Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk di investasikan.
b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam
rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya,
pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan – perusahaan dari industri
tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah member tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk
mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.
Sunariyah, 2004 : 81
Ada banyak teori tentang tingkat suku bunga. Berikut ini disampaikan beberapa diantaranya:
1. Teori Fisher, yang mendasari
loanable funds theory.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Teori Effek Fisher menjelaskan bahwa tingkat suku bunga pada dua negara yang berbeda akan terjadi akibat adanya
perbedaan tingkat inflasi yang diharapkan. IFET didasarkan pada teori effek Fisher yang pada prinsipnya mirip dengan
IRPT, karena menggunakan perbedaan tingkat suku bunga dalam menjelaskan sebab-sebab terjadinya perubahan kurs
valas. Jadi perbedaan tingkat suku bunga yang terjadi antara beberapa negara baik menurut PPPT maupun International
Fisher Effect Theory antara lain disebabkan oleh perbedaan
tingkat inflasi Khalwaty, 2000.
Berikut kurva yang menggambarkan terjadinya tingkat bunga keseimbangan di pasar investasi loanable funds
dalam suatu periode.
Gambar 1: Kurva Permintaan Dana Tabungan Suku bunga
S i
Si I
Investaasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sumber : Fabozzi, 1990, Pasar dan Lembaga Keuangan, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, hal 20.
Hubungan antara total tabungan dengan suku bunga digambarkan sebagai kurva penawaran yang bergerak ke atas
S, yang menghubungkan jumlah investasi pada sisi vertikal. Permintaan total terhadap pinjaman pendapatan pinjaman
yang tidak di konsumsi dalam suatu perekonomian, sebagai fungsi dari suku bunga, terlihat sebagai garis yang menurun ke
bawah I. Penawaran akan dana investasi S bertemu dengan
permintaan dana investasi I di pasar dana investasi loanable funds dan disitu tercipta tingkat bunga keseimbangan yang
diberi lebel Si. Faktor penentu utama dari bentuk kurva S adalah rate of time preference para penabung, dan faktor
penentu utama dari kurva I adalah marginal product dari capital. Jadi tingkat bunga berubah, yang satu kerena
perubahan subyektif para pelaku ekonomi, yang lain karena
perubahan teknologi Boediono, 1996 : 82.
Pada masa sekarang masyarakat cenderung untuk menabung karena faktor pendapatan dan faktor keamanan.
2. Teori Keynes liquidity preference
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Teori ini menganalisis suku bunga keseimbangan melalui interaksi penawaran dengan permintaan uang. Keynes
mengansumsikan bahwa sebagian besar individu memegang kekayaan hanya dalam bentuk “uang” dan “obligasi” menurut
Keynes uang ekivalen dengan valuta dan rekening dan giro demand deposit, yang tidak membayar bunga bunga sangat
sangat rendah, tetapi sangat likuid dan bisa digunakan bagi transaksi. Obligasi menurut Keynes mewakili kategori yang
luas dan meliputi asset-aset keuangan jangka panjang yang membayar bunga, tidak likuid dan memiliki sejumlah resiko
karena harga asset-aset ini bervariasi dan berhubungan terbalik
dengan tingkat suku bunga. Fabozzi, 1999 : 209
Menurut teori ini ada tiga motif yakni, transaksi berjaga-jaga dan spekulasi mengapa orang menghendaki
memegang uang tunai. Tiga motif inilah merupakan sumber timbulnya permintaan akan uang, yang diberi nama liquidity
preference. Artinya permintaan akan uang menurut teori Keynes berlandaskan dari konsepsi bahwa orang pada
umumnya menginginkan dirinya tetap likuid untuk memenuhi tiga motif tersebut. Keinginan tetap likuid inilah bersedia
membayar harga tertentu untuk penggunaan uang. Teori Keynes khususnya menekankan adanya hubungan langsung
antara ketersediaan orang membayar harga uang tersebut
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tingkat bunga dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi permintaan besar apabila tingkat bunga
rendah dan permintaan kecil apabila tingkat bunga tinggi.
Boediono, 1996 : 20
Hubungan negatif antara suku bunga dengan permintaan terhadap uang digambarkan sebagai kurva D yang
menghubungkan suku bunga dengan jumlah uang dalam perekonomian, pada tingkat pendapatan dan ekspektasi
tertentu. Berikut kurva yang menggambarkan keseimbangan dalam pasar uang menurut Keynes.
Gambar 2 : Kurva Keseimbangan Dalam Pasar Uang Suku bunga
i
i
MS D
Penawaran Uang
Sumber : Fabozzi, 1999, Pasar dan Lembaga Keuangan, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta hal 210
Penawaran uang sebagai garis vertikal, MS, dan garis diatas “MS” mengindikasikan bahwa kuantitas tidak
bervariasi dengan perubahan suku bunga. Keseimbangan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dalam pasar untuk menghendaki total permintaan uang sama dengan total penawarannya. Dalam kurva diatas suku bunga
keseimbangan adalah Suku bunga equilibrium bisa berubah jika terjadi perubahan dalam variabel apapun yang
mempengaruhi kurva permintaan atau penawaran. Pada sisi permintaan, Keynes mengemukakan dua variabel penting
yakni, tingkat pendapatan dan tingkat harga barang dan jasa. Kenaikan penghasilan, cateris paribus, menaikan nilai
likuiditas uang serta menggerakkan kurva permintaan kekanan sehingga menaikkan suku bunga ekuilibrium.
Keynes berpendapat bahwa, peningkatan penawaran uang akan menggerakkan kurva penawaran kekanan, dan
menurunkan suku bunga ekuilibrium, begitupun sebaliknya penurunan penawaran uang akan menaikkan suku bunga.
Fabozzi, 1999 : 210. 2.2.2.2. Pengertian Tingkat Suku Bunga Deposito
Besarnya suku bunga deposito ditetapkan oleh Rapat
ALCO Asset dan Liabilities Commit setiap periode tertentu yang
disesuaikan dengan perkembangan pasar dan kebutuhan dana bank
yang bersangkutan. Suku bunga tersebut terdiri dari suku bunga counter, yaitu suku bunga yang tercantum pada pengumuman di
masing – masing bank atau media cetak dan suku bunga negoisasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Suku bunga negoisasi diberikan kepada nasabah – nasabah besar dengan maksud agar kelebihan suku bunga tersebut mau
menyimpan dibank yang bersangkutan. Sedangkan perhitungan bunga deposito adalah sebagai berikut :
a. Deposito Berjangka :
Bunga yang akan diterima oleh deposan setiap tanggal jatuh tempo bunga setiap bulan di rumuskan sebagai berikut:
Bunga = Nominal uang yang didepositokan x tingkat bunga x hari bunga di bagi 365 hari.
b. Sertifikat Deposito
Bunga atau diskonto yang diterima oleh deposan pada saat pembukaan rekening Sertifikat Deposito dirumuskan
sebagai berikut : Bunga discount = Nominal Sertifikat Deposito – Jumlah
Harus Disetor JHD JHD = Nominal Sertifikat Deposito X 365 hari
365 + Suku Bunga X Jangka Waktu hari
Perpanjangan Deposito Berjangka
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Untuk memudahkan deposan dalam memperpanjang jangka waktu depositonya, bank–bank memberikan fasilitas
perpanjangan secara otomatis Automatic Roll Over AR.
Artinya bahwa jika jangka waktu deposito tersebut telah berakhir, maka deposan tidak perlu harus datang ke
bank lagi, akan tetapi bank secara otomatis akan memperpanjang jangka waktu deposito tersebut.
Perpanjangan demikian harus diperjanjikan pada saat pembukaan Deposito. Atas perpanjangan deposito tersebut
tidak perlu diterbitkan bilyet deposito baru, namun demikian pada bilyet deposito tersebut telah dicetak tulisan
“Perpanjangan Secara Otomatis”. Atas perpanjangan tersebut bank tetap harus memberikan informasi kepada
deposan bahwa depositonya telah diperpanjang.
2.2.2.3. Penentuan Suku Bunga di Indonesia
Bond dan kurniati 1994 yang melakukan penelitian pada
periode 1984 - 1994 menemukan bahwa suku bunga domestik sangat terkait dengan suku bunga Internasional. Hal tersebut
disebabkan baiknya akses pasar keuangan domestik terhadap pasar keuangan Internasional dan kebijakan nilai tukar yang tidak
fleksibel pada saat itu . Peningkatan akses tersebut telah memperbesar kendala manajemen moneter Bank Indonesia. Setiap
upaya untuk mempengaruhi money supply dengan meningkatkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
suku bunga di atas suku bunga Internasional akan mendapat gangguan dari arus modal masuk berjangka pendek. Namun, Bank
Indonesia terlihat dapat mempertahankan derajat kebebasan beberapa suku bunga domestik sehingga tetap dapat mempengaruhi
suku bunga domestik tanpa merubah kebijakan nilai tukar. Selain suku bunga Internasional, tingkat diskonto SBI juga
merupakan faktor penting dalam penentuan suku bunga di Indonesia. Peningkatan diskonto SBI akan segera direspon oleh
suku bunga PUAB, sedangkan respon dari suku bunga deposito baru muncul setelah 7 - 8 bulan, dan respon dari suku bunga kredit
terjadi setelah 8 - 9 bulan. Faktor lain juga berpengaruh dalam penentuan suku bunga di Indonesia adalah kondisi likuiditas yang
berdampak pada suku bunga PUAB dalam jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang pengetahuan likuiditas mendorong arus
modal masuk sehingga pengaruhnya terhadap suku bunga deposito
dan suku bunga kredit menjadi lebih kecil. M. Ali, 2011
2.2.3. Deposito 2.2.3.1. Pengertian Deposito
Deposito merupakan salah satu tempat bagi nasabah untuk melakukan investasi dalam bentuk surat–surat berharga. Pemilik deposito
disebut deposan. Kepada setiap deposan akan diberi imbalan berupa bunga
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
atas depositonya, bunga yang diberikan merupakan bunga yang tertinggi dibandingkan dengan simpanan giro atau tabungan. Menurut Undang–
Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1998 tentang pengertian deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara nasabah
penyimpanan dengan bank. Khasmir, 2000 : 93.
Secara makro, bagi bank deposito merupakan sumber likuiditas. Bila likuiditas bank dapat menaikkan suku bunga untuk menarik dana
deposito berjangka. Dana deposito digunakan juga sebagai bentuk pinjaman. Secara makro, sebagai alat stabilitas moneter dengan menaikkan
suku bunga untuk menarik dana deposito berjangka. Sehingga terjadi konstraksi. Menempatkan dana dalam deposito berjangka memerlukan
periode waktu tertentu mengendap di bank memperoleh keuntungan bunga dalam jumlah tertentu. Periode waktu ini biasanya, 1 bulan, 3 bulan, 6
bulan, dan 12 bulan. Pengambilan deposito yang belum jatuh tempo akan di kenai pinalti, berupa denda yang ditentukan oleh bank. Penarikan
deposito hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu maksudnya adalah jika nasabah deposan menyimpan uangnya untuk jangka waktu 3 bulan,
maka uang tersebut baru dicairkan setelah jangka waktu tersebut berakhir dan sering disebut tanggal jatuh tempo. Untuk mencairkan deposito yang
dimilki deposan dapat menggunakan bilyet deposito atau sertifikat deposito.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dalam hal ini deposito merupakan sarana investasi jangka menengah dimana masyarakat dapat menentukan sendiri jatuh tempo yang
diinginkan. Penentuan jangka waktu sangat penting dalam investasi ini. Bila masyarakat sudah cukup memiliki dana yang dan ingin mendapatkan
bunga tetap selama jangka waktu tertentu, produk deposito dapat menjadi pilihan. Tapi bila kebijakan investasi yang diinginkan adalah
penembangan dari dana awal, maka masih ada produk lain yang lebih memungkinkan. Anda mendapatkan pengembalian yang yang lebih tinggi
dengan resiko yang tetap terukur.
2.2.3.2. Jenis - jenis Deposito
Deposito atau dana yang bersumber dari masyarakat ini, pada dasarnya dibedakan menurut sifat dan ketentuan yang mengatur tersebut.
Adapun dana yang berasal dari simpanan masyarakat ini terdiri dari berbagai jenis yaitu :
1.
Deposito Berjangka time deposit Deposito berjangka merupakan deposito yang
diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Pencairan bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo
sesuai jangka waktunya, baik tunai maupun non tunai. 2. Sertifikat Deposito
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2, 3, 6, dan 12 bulan. Di dalam sertifikat deposito tidak
tertulis nama seseorang atau badan hukum tertentu. Disamping itu sertifikat deposito dapat diperjual belikan pada pihak lain.
Pencairan bunga dapat dilakukan di muka, tiap bulan atau jatuh tempo, baik tunai maupun non tunai.
3. Deposit on Call Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7
hari dan paling lama kurang dari satu bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar tergantung bank
yang bersangkutan. Pencairan bunga dapat dilakukan pada saat pencairan deposit on call dicairkan terlebih dahulu 3 hari
sebelumnya nasabah sudah memberitahukan bank penerbit Besarnya bunga ditentukan dengan negoisasi terlebih dahulu
antara pihak bank dengan nasabah. Kasmir 2002 : 94
2.2.3.3. Fungsi Deposito
Fungsi deposito ataupun dana yang ditanamkan masyarakat dalam investasi perbankan secara garis besar adalah sebagai berikut:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Deposito berjangka pada hakekatnya adalah sebagai alat pengaman kekayaan. Deposito memberikan rasa aman kepada
pihak - pihak yang memilki kekayaan dalam bentuk uang. 2. Mengurangi sifat konsumtif yang ada pada masyarakat,
dikarenakan dengan menyimpan dana dalam bentuk deposito masyarakat tidak dapat sewaktu - waktu mengambil dananya
yang berada di bank tersebut. 3. Bila deposito meningkat, hal ini menunjukan bahwa dunia
perbankan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Dalam hal ini perbankan dapat bertindak dalam mempertemukan pihak-pihak
yang membutuhkan dana dengan pihak-pihak yang kelebihan
dana untuk dapat dimanfaatkan secara produktif. Sinungan, 2006 : 6
2.2.3.4. Deposito Berjangka
Deposito berjangka adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu
berdasarkan perjanjian. Dendawijaya, 2001 : 57
Bank Indonesia menjamin sepenuhnya pembangunan kembali deposito berjangka pada tanggal pelunasannya, tidak selalu deposito
berjangka dijamin oleh Bank Indonesia. Deposito berjangka yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
diterbitkan dijual oleh bank komersial asing atau bank komersial swasta nasional tidak dijamin, kecuali dijual oleh bank-bank pemerintah.
2.2.4. Likuiditas Bank 2.2.4.1. Pengertian Likuiditas Bank
Likuiditas bank adalah kemampuan suatu bank untuk memenuhi semua penarikan dana oleh nasabah deposan, kewajiban yang telah jatuh
tempo, dan memenuhi permintaan kredit tanpa penundaan. Likuiditas dapat diartikan sebagai kesanggupan bank dalam menyediakan alat–alat
lancar guna membayar kembali titipan yang jatuh dan memberikan
pinjaman kepada masyarakat yang memerlukan. Dendawijaya, 2001:114
.
Likuiditas bank adalah kemampuan suatu bank dalam memenuhi
kewajiban finansial jangka pendek yang segera harus dibayar. Likuiditas bank dihitung dari perbandingan alat likuid dibagi dengan current
liabilities. Elin, 2011
Jika kekuatan membayar bank dapat ditunjukkan dengan kepemilikan alat-alat membayar seperti asset dan alat-alat likuid,
sedangkan kemampuan membayar adalah pemanfaatan alat-alat sebagai kekuatan membayar.
Kemampuan membayar baru terdapat pada perusahaan apabila kekuatan membayarnya adalah demikian besarnya sehingga dapat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
memenuhi semua kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid dan sebaliknnya yang
tidak mempunyai kamampuan membayar adalah illikuid. Apabila kemampuan membayar tersebut dihubungkan dengan kewajiban kepada
pihak luar kreditur dinamakan likuiditas badan usaha. Apabila kemampuan membayar tersebut dihubungkan dengan kewajiban financial
untuk menyelenggarakan proses produksi maka disebut likuiditas perusahaan.
Berdasarkan asumsi diatas maka pengertian likuiditas dimaksudkan sebagai perbandingan antara jumlah uang tunai dengan
aktiva lain yang dapat disamakan dengan uang tunai disuatu pihak dengan jumlah hutang lancar dipihak lain.
Didalam likuiditas bank maka terdapat beberapa aspek yaitu : a.
Implikasi dari ketidak seimbangan antara pinjaman–pinjaman bank umum dan deposito untuk tujuan moneter.
b. Sejauh mana kelebihan likuiditas dalam kenyataan benar–benar
ada dalam bank – bank. Secara praktis, likuiditas suatu bank sering dikaitkan dengan
jumlah dana pihak ketiga yang terdapat di bank tersebut pada waktu tertentu. Dalam hal ini, untuk kondisi indonesia, Pemerintah melalui
Bank Sentral menetapkan kewajiban setiap bank untuk memelihara likuiditas wajib minimum sebesar 5 dari besarnya kewajiban terhadap
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pihak ketiga. Dalam hal ini, kewajiban kepada pihak ketiga.
Chairuddin, 2002 : 1
Bank dikatakan likuid apabila : 1.
Memiliki kekayaan berupa kas kas giro Bank Indonesia giro pada bank lain yang lainnya setara dengan persyaratan
likuiditas minimal yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 2.
Bila jumlah kas yang dimiliki bank lebih kecil dari ketentuan diatas maka disertai pula dengan pemilikian sejumlah surat
berharga yang dapat ditukar kas dengan segera dan tanpa menimbulkan kerugian pertukaran.
3. Memiliki kemampuan untuk memperoleh kas melalui
penciptaan kewajiban seperti pinjaman “verweight” atau penjualan surat-surat berharga untuk diteliti kembali.
Asumsi tentang deposito dengan uang kartal yang menunjukkan tentang likuiditas bank, terlihat sangat jelas banyak deposito. Hal ini
didukung dengan pemberian tingkat suku bunga deposito yang tinggi sehingga orang cenderung untuk mendepositokan uangnya dari pada
harus menginvestasikan yang lain. Kondisi seperti ini karena bank – bank komersial memiliki kelebihan likuiditas, maka mereka cenderung untuk
memberikan pinjaman baik dengan uang kartal maupun dengan menciptakan deposito tambahan. Dalam salah satu kasus terssebut,
tambahan pinjaman yang diberikan oleh bank–bank komersial akan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menaikkan penawaran uang termasuk deposito berjangka dalam jumlah yang sama, sehingga jumlah klaim moneter yang lebih besar masih akan
dipinjamkan keluar seluruhnya. Ini merupakan aspek teknis dari masalah tersebut bahwa uang kartal dan deposito berapapun besarnya selalu
dipinjamkan keluar oleh salah satu bagian dari sistem moneter.
2.2.4.2. Teori Pengelolaan Likuiditas Bank
Terdapat berbagai teori untuk mengelola likuiditas, antara lain : 1.
Commercial Loan Theory yang menitik beratkan pada kemampuan sisi aktiva bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Dengan
demikian likuiditas bank akan terjamin apabila aktiva produktif bank terdiri dari kredit jangka pendek yang dapat digunakan sebagi sumber
pelunasan. 2.
Doctrine Of Asset Shiftability bertitik tolak dari asumsi bahwa bank akan dapat segera memenuhi kebutuhan likuiditasnya apabila bank
memberikan kredit dalam bentuk shiftable loan yaitu : pinjaman yang harus dibayar dengan pemberitahuan sebelumnya disertai jaminan
surat-surat berharga. 3.
Theory Of Shiftability to The Market yang menyebutkan bahwa likuiditas akan terjamin apabila tinggi dan dapat segera dicairkan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. The Anticipated Theory yang menyatakan bahwa sumber pemenuhan
likuiditas bank dapat diperoleh dari kemampuan nasabah secara teratur mengangsur atas pokok dan bunga kredit yang diperoleh dari
Sistem Perbankan. Hadori, 2002 : 14-15
2.2.4.3. Hubungan Antara Likuiditas Bank Dengan Tingkat Suku Bunga Deposito
Teori likuiditas atas bunga menjelaskan bahwa, bunga adalah harga uang, dan harga uang bunga ditentukan oleh jumlah uang money
supply . Dengan demikian, jika uang yang tersedia money supply
rendah maka tingkat bunga akan naik dan tinggi. Sebaliknya, jika jumlah uang yang tersedia money supply amat rendah, maka akan terjadi
kesulitan likuiditas yang pada akhirnya membuat perekonomian macet alias kriris. Kredit macet yang terjadi karena naiknya suku bunga kredit
dari 1 persen menjadi sekitar 5 untuk subprime mortgage tersebut. Karena adanya kenaikan suku bunga kredit tersebut, maka banyak
nasabah yang tidak mampu membayar kreditnya. Dari fakta ini jelas bahwa penyebab krisis keuangan dan krisis ekonomi global di picu oleh
harga uang alias bunga interest yang tinggi atau naik. Dan krisis tahun
2007 – 2008 ini barulah awal Smick, 2008, akan menyusul krisis-krisis
lain bila sistem keuangan yang berlaku tetap seperti ini. Dan hal ini
didukung dengan teori yang dikembangkan oleh Dendawijaya,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2001:114 bahwa apabila likuiditas mengalami penurunan akan
menyebabkan kebutuhan dana likuiditas bank umum mengalami penurunan juga, maka suku bunga deposito dan tabungan akan naik
karena pasar pinjaman antar bank akan menurun, maka dana bank yang tersedia pun sedikit, dengan demikian tingkat likuiditas mengalami
penurunan.
2.2.5. Investasi 2.2.5.1. Teori Investasi
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa – masa yang akan datang. Sunariyah, 2003 : 4
Sedangkan pengertian investasi menurut Nopirin, 2000 : 134
adalah perubahan capital stock, maka teori tentang investasi haruslah dimulai dengan konsep jumlah Stock capital yang diinginkan Desire
Capital Stock. Masalah investasi adalah suatu masalah yang langsung berkaitan
dengan besarnya pengharapan akan pendapatan dari barang modal dimasa depan. Pengharapan dimasa depan inilah yang menjadi faktor terpenting
untuk penentu besarnya investasi menurut Suparmoko, 2000 : 84
terdapat 2 teori, yaitu:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Teori Klasik