yang lebar berfungsi sebagai sarana penyebaran zat-zat yang terkandung dalam material hasil letusan gunung berapi.
Secara administratif
provinsi Jawa Timur terbagi menjadi 640 kecamatan dan 8.454 Desa Kelurahan. Kabupaten Malang memiliki
jumlah kecamatan terbanyak yaitu 33 kecamatan dan Kabupaten Lamongan memiliki jumlah desa kelurahan terbanyak yaitu sebesar 474
desa kelurahan. Sementara itu daerah dengan luas wilayah paling besar adalah Kabupaten Banyuwangi dengan luas total wilayah seesar
5.783Km
2.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang data- data serta perkembangan Tingkat Suku Bunga sehingga dapat mengetahui
perubahan-perubahan yang terjadi terhadap perkembangan Likuiditas Bank, Kurs Valas , Inflasi, Jumlah Uang Beredar dan PDRB.
4.2.1. Perkembangan Tingkat Suku Bunga
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan bahwa perkembangan Tingkat Suku Bunga Deposito setiap tahunnya mengalami naik turun yang tidak
tentu besarnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 yang menjelaskan bahwa pada tahun 1998 sampai 2010, Perkembangan terbesar Tingkat Suku Bunga
Deposito pada tahun 2001 sebesar 8,61 dikarenakan pada tahun 2001 terjadi penurunan nasabah yang menyebabkan pemerintah memberikan
tingkat bunga yang besar agar para nasabah banyak lagi yang menabung dan terendah sebesar -4,89 terjadi pada tahun 2003, Tingkat Suku Bunga
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Deposito terbesar pada tahun 2001 sebesar 15,48 . dan Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka yang terendah yaitu pada tahun 1998 sebesar
5,60 .
Tabel.2. Perkembangan Tingkat Suku Bunga Deposito Tahun 1998 - 2010 Tahun
Tingkat Suku Bunga Perkembangan
1998 5,60
- 1999
5,73 0,13
2000 6,87
1,14 2001 15,48
8,61 2002
15,28 - 0,20
2003 10,39
- 4,89 2004
7,07 - 3,32
2005 10,95 3,88
2006 11,63 0,68
2007 8,24
- 3,39 2008 10,43
2,19 2009
9,55 - 0,88
2010 7,61
- 1,94 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
4.2.2. Perkembangan Likuiditas Bank
Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan bahwa perkembangan Likuiditas Bank selama 13 tahun 1998-2010 cenderung mengalami
peningkatan. Perkembangan tertinggi Likuiditas Bank adalah pada tahun 2004 sebesar 1,73 memotivasi masyarakat supaya banyak menabung
juga menjaga kepercayaan bank akibat kondisi mau terjadinya krisis ekonomi yang melanda dan perkembangan terendah adalah pada tahun
2001 sebesar -
1,04 . Karena pada tahun 2001 terjadi krisis minyak mentah dunia serta kenaikan harga BBM. Likuiditas Bank tertinggi terjadi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pada tahun 2010 sebesar 14,07 dan Likuiditas Bank terendah pada tahun 1998 sebesar 7,88 .
Tabel.3. Perkembangan Likuiditas Bank Tahun 1998 - 2010 Tahun
Likuiditas Bank Perkembangan
1998 7,88
- 1999
8,20 0,32
2000 8,98
0,78 2001
7,94 - 1,04
2002 8,18
0,24 2003
9,13 0,95
2004 10,86 1,73
2005 11,38 0,52
2006 11,98 0,60
2007 12,24 0,26
2008 12,79 0,55
2009 13,04 0,25
2010 14,07 1,03
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
4.2.3. Perkembangan Kurs Valuta Asing
Perkembangan Kurs Valuta Asing dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3 yang menjelaskan bahwa pada
tahun 1998 sampai 2010, Perkembangan terbesar Kurs Valuta Asing pada tahun 2000 sebesar 35,14 hal ini dikarenakan pada tahun 2000 terjadi
adanya krisis minyak mentah dunia serta kenaikan harga BBM dan terendah sebesar – 23,39 terjadi pada tahun 2009, hal ini dikarenakan
sudah membaiknya makro perekonomian di Indonesia sehingga Kurs Valuta Asing mengalami penguatan, Kurs Valuta Asing terbesar pada tahun
2008 sebesar Rp.10.950 dan Kurs Valuta Asing yang terendah yaitu pada tahun 1999 sebesar Rp.7100.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel.4. Perkembangan Kurs Valuta Asing Tahun 1998 - 2010 Tahun
Kurs Valuta Asing Rupiah
Perkembangan 2001
10400 -
2002 8940
- 14,03 2003
8465 - 5,31
2004 9290
9,74 2005
9830 5,81
2006 9020
- 8,24 2007
9419 4,42
2008 10950
16,25 2009
8388 - 23,39
2010 8949
6,68 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
4.2.4. Perkembangan Inflasi
Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan bahwa perkembangan Tingkat Inflasi setiap tahunnya mengalami fluktuatif yang tidak tentu besarnya.
Perkembangan Tingkat Inflasi, yang tertinggi terjadi pada tahun 2001 sebesar 67,17 ini dikarenakan pada umumnya kenaikan tingkat inflasi
terjadi dari kenaikan harga barang–barang yang tidak dikendalikan Pemerintah dan adanya kenaikan harga BBM. tetapi pada tahun 1999
terjadi perkembangan terendah sebesar - 94,97 . Hal ini bisa dilihat dari nilai Tingkat Inflasi di tahun 1998 sebesar 95,21 menjadi 0,24 atau
turun sebesar - 94,97 .
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel.5. Perkembangan Inflasi Tahun 1998 - 2010 Tahun
Inflasi Perkembangan
1998 95,21 -
1999 0,24
- 94,97 2000 10,46
10,22 2001 77,63
67,17 2002
8,84 - 68,79
2003 9,40
0,56 2004
13,01 3,61
2005 14,08
1,07 2006
7,10 - 6,98
2007 6,80
- 0,30 2008 17,10
10,30 2009
7,00 - 10,10
2010 6,60
- 0,40 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
4.2.5. Perkembangan Jumlah Uang Beredar
Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan bahwa perkembangan Jumlah Uang Beredar setiap tahunnya mengalami kenaikan yang tidak tentu
besarnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5 yang menjelaskan bahwa pada tahun 1998 sampai 2010, Perkembangan terbesar Jumlah Uang Beredar
pada tahun 2007 sebesar 18,89 dan terendah sebesar 4,72 terjadi pada tahun 2002 akibat dari dampak kenaikan minyak mentah dunia, Jumlah
Uang Beredar terbanyak pada tahun 2010 sebesar Rp.2.247.314 Milyar. dan Jumlah Uang Beredar yang paling sedikit yaitu pada tahun 1998 sebesar
Rp.577.381 Milyar.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel.6. Perkembangan Jumlah Uang Beredar Tahun 1998-2010 Tahun
Jumlah Uang Beredar Milyar Rupiah
Perkembangan 1998
577.381 -
1999 646.205
11,92 2000
747.028 15,60
2001 844.053
12,98 2002
883.908 4,72
2003 955.692
8,12 2004
1.033.527 8,14
2005 1.203.215 16,41
2006 1.382.074 14,86
2007 1.643.203 18,89
2008 1.883.851 14,64
2009 2.141.384 13,67
2010 2.247.314
4,94 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
4.2.6. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Berdasarkan tabel 6 dapat dijelaskan bahwa perkembangan Produk Domestik Regional Bruto setiap tahunnya mengalami peningkatan yang
tidak tentu besarnya. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto, yang tertinggi terjadi pada tahun 2001 sebesar 270,13 dikarenakan
sudah membaiknya makro perekonomian di Indonesia sehingga Produk Domestik Regional Bruto mengalami peningkatan dan terendah sebesar
1,21 terjadi pada tahun 1999. Produk Domestik Regional Bruto terbesar pada tahun 2010 sebesar Rp.342.280.765,51. Dan Produk Domestik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Regional Bruto yang terendah yaitu pada tahun 1998 sebesar Rp.54.398.896,74.
Tabel.7. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Tahun 1998-2010 Tahun
Produk Domestik Regional Bruto Juta Rupiah
Perkembangan 1998
54.398.896,74 -
1999 55.058.970,46
1,21 2000
56.856.520,71 3,26
2001 210.448.570,19 270,13
2002 218.452.389,09 3,80
2003 228.884.458,54 4,77
2004 242.228.892,17 5,83
2005 256.374.726,78 5,83
2006 271.797.924,37 6,01
2007 288.404.312,28 6,10
2008 305.538.686,62 5,94
2009 320.861.168,91 5,01
2010 342.280.765,51 6,67
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
4.3. Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik BLUE