Teori kwantitas Teori Keynes Teori struktural

c. High inflation 30 - 100 pertahun d. Hyper inflation 100 pertahun Menurut sifat - sifat inflasi : a. Creeping inflation : inflasi merayap, laju inflasi yang rendah ringan. b. Galloping inflation : inflasi moderat, tinggi, jangka pendek, akseleratif. c. Hyper inflation : inflasi yang terjadi secara cepat sekali. Tiga teori utama mengenai inflasi :

a. Teori kwantitas

Teori ini mengatakan penyebab dari inflasi adalah pertambahan jumlah uang beredar dan harapan psikologis masyarakat terhadap kenaikan harga-harga dimasa datang.

b. Teori Keynes

Teori ini mengatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya sehingga menyebabkan permintaan efektif masyarakat terhadap barang-barang permintaan agregat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. melebihi jumlah barang-barang yang tersedia penawaran agregat, akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatasan jumlah persediaan barang ini terjadi karena dalam jangka pendek kapasitas produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan agregat. Oleh karenanya, Keynesian model ini lebih banyak dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek. Atmadja, 2003 : 3

c. Teori struktural

Teori ini bersifat jangka panjang karena menyoroti sebab inflasi yag berasal dari kekuatan struktur ekonomi khususnya kategori suplay. Bahan makan dan barang- barang ekspor, karena struktural pertambahan produksi barang-barang ini terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan kebutuhannya, sehingga menaikkan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa akibat kenaikan harga-harga lain, sehingga terjadi inflasi semacam ini tidak bisa diobati dengan misalnya jumlah uang beredar, tetapi harus dengan sektor bahan makan dan ekspor Boediono, 1998 : 179. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tingkat inflasi yang disebabkan oleh adanya gangguan dari tekanan permintaan dan dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter disebut inflasi inti core inflation. Gangguan permintaan yang mengakibatkan inflasi tinggi dapat diatasi dengan mengetatkan uang beredar atau dengan menaikkan tingkat bunga, hal tersebut disamping dapat menekan inflasi, juga dapat menyesuaikan kembali pertumbuhan ekonomi pada tingkat yang sesuai dengan kapasitas perekonomian Rachbini, 2000 : 197.

2.2.7.2. Hubungan Antara Tingkat Inflasi Dengan Tingkat Suku Bunga Deposito

Berdasarkan data empiris, tingkat inflasi selalu lebih tinggi dari suku bunga, akibatnya daya beli dari uang penabungdeposan mengalami penurunan meskipun secara absolut jumlah uangnya sudah bertambah dengan adanya tambahan dari bunga yang diterimanya. Menurut Nopirin, 1992:25 Apabila laju inflasi turun, maka beban uang dibank mengalami kenaikan. karena dampak dari inflasi terus naik. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya hal tersebut di atas pihak bank menaikkan tingkat bunga simpanan deposito berjangka, dan tabungan. Dan hal tersebut tidak mempengaruhi permintaan masyarakat akan barang dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. jasa meningkat dikarenakan masih banyaknya kebutuhan yang lain yang lebih penting didahulukanbanyak masyarakat yang memilih berinvestasi. Dalam teori klasik, bahwa “bunga” merupakan harga kapital price of capital, dimana apabila permintaan modal uang naik maka bunga akan naik pula, tetapi orang meminta uangmeminjam uang bukan semata-mata untuk investasi tetapi juga untuk transaksi konsumsi dan spekulasi. Meskipun demikian peminjam tetap dikenakan bunga. Persamaan diatas merupakan persamaan Irving Fisher Fisher equation . Dari persamaan tersebut ditunjukkan bahwa, tingkat bunga bisa berubah karena dua alasan Makiw, 2007 yaitu; 1. Karena tingkat bunga riil berubah dan 2. Karena tingkat inflasi berubah Menurut teori kuantitas, kenaikan dalam tingkat pertumbuhan uang sebesar 1 persen menyebabkan kenaikan tingkat inflasi sebesar 1 persen, selanjutnya dari persamaan Fisher dapat dinyatakan pula bahwa kenaikan 1 persen tingkat inflasi akan menaikkan suku bunga nominal sebesar 1 persen. Dari fakta ini jelas bahwa suku bunga dan inflasi mempunyai hubungan yang positif. 2.2.8. Jumlah Uang Beredar 2.2.8.1. Pengertian Jumlah Uang Beredar Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Uang beredar dalam arti sempit narrow money atau disebut dengan M1 yang meliputi seluruh uang kertas dan uang giral yang tersedia untuk digunakan oleh masyarakat. Uang giral adalah seluruh saldo rekening koran giro yang dimiliki oleh masyarakat yang terdapat pada bank–bank umum, sedangkan saldo rekening koran milik suatu bank pada bank lain tidak dimasukkan dalam pengertian uang beredar. Secara matematis konsep uang dalam arti sempit adalah sebagai berikut : M1 = C + DD Boediono, 2001 : 4 Dimana : M1 = jumlah uang beredar dalam arti sempit C = Currency uang kartal DD = Demand uang giral Sedangkan uang beredar dalam arti luas broad money atau disebut dengan M2 merupakan penambahan atas uang dalam arti sempit yaitu uang kartal dan uang giral ditambah dengan Time Deposit. Time Deposit meliputi deposito berjangka dan tabungan, masyarakat pada bank yang jangka waktunya telah tercapai, dapat direncanakan sewaktu–waktu meskipun telah kehilangan bunga tertentu, karena simpanan ini memberikan bunga. Secara sistematis konsep uang dalam arti luas adalah sebagai berikut : M2 = M1 + TD + SD Boediono, 2001 : 5 Dimana : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. M2 = jumlah uang yang beredar dalam arti luas TD = Time Deposit deposito berjangka SD = Saving Deposito saldo tabungan . Berdasarkan beberapa devinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa uang beredar adalah jumlah uang yang ada ditangan masyarakat yang dapat berupa uang kartal, uang giral, deposito berjangka, saldo tabungan dan uang kuasai, quasay money. Apabila jumlah uang beredar meningkat akan menyebabkan penawaran uang dimasyarakat mengalami kenaikan, sehingga mengakibatkan harga barang meningkat, maka pendapatan riil akan menurun, selanjutnya berpengaruh terhadap penurunan simpanan deposito yang akhirnya berpengaruh terhadap tingkat deposito berjangka. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah menaikkan suku bunga simpanan Deposito. Khalwaty, 2000 : 144 2.2.8.2 Teori Permintaan Uang 2.2.8.2.1 Teori Kuantitas Uang Dalam menerangkan teori kuantitas yang dilakukan oleh Irving Fisher digunakan persamaan aljabar yang digunakan persamaan pertukaran, Persamaan pertukaran tersebut dinyatakan sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. MV = PT……………………………… Sukirno, 2000 : 410 Dimana, M = jumlah uang beredar V = kelajuan peredaran uang P = tingkat harga - harga T = jumlah barang-barang dan jasa yang diperjual belikan didalam satu tahun tertentu. Di dalam persamaan itu M di artikan dalam pengertian uang beredar yang sempit. Ini berarti M adalah sama dengan uang kertas, logam, dan uang giral yang terdapat dalam perekonomian. Kelajuan peredaran uang, yaitu V, ditentukan berdasarkan keseimbangan berapa sering uang beredar yang terdapat dalam masyarakat berpindah tangan dalam satu tahun. Dalam penentuan nilai P yang perlu diketahui adalah indeks harga. Faktor yang terakhir persamaan pertukaran di atas, yaitu T, menunjukkan jumlah barang-barang jadi dan setengah jadi yang diperjual belikan. Sukirno, 2003 : 221 2.2.8.2.2 Teori Permintaan Uang Keynes Pada hakekatnya keynes mengemukakan fungsi uang yang lain, yaitu sebagai store of value dan bukan hanya sebagai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. means of exchange. Teori ini dikenal dengan nama teori liquidity preferenc. Boediono, 2007 : 27 Keynes dalam teorinya dalam permintaan akan uang kas, membedakan akan motif transaksi, berjaga-jaga serta spekulasi. Jadi dia mengakui adanya motif transaksi, hanya saja yang lebih penting dalam arti pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi adalah motif spekulasi. 1. Permintaan uang untuk tujuan transaksi Individu atau perusahaan memerlukan uang kas untuk membelanjai transaksi karena mereka pikir bahwa, pengeluaran ini sering terjadi lebih dahulu dari pada uang masuk dari pendapatannya. Meskipun seandainya pengeluaran dan permintaan itu dapat diperkirakan dengan tepat, namun uang kas ditangan tetap diperlukan. Sebab penerimaan yang diharapkan mungkin tidak jadi diterima atau pengeluaran untuk transaksi sangat penting perlu dilakukan sebelum penerimaan datang, atau mungkin suatu transaksi yang memberi keuntungan sangat besar menarik untuk dilakukan sebelum penerimaan datang dan sebagainya. Keynes menyatakan bahwa, permintaan uang kas untuk tujuan transaksi ini tergantung pada pendapatan. Makin Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tinggi tingkat pendapatan, makin besar keinginan akan uang kas untuk transaksi. 2. Permintaan uang untuk tujuan spekulasi Keynes juga menyadari bahwa, masyarakat juga menghendaki jumlah uang kas yang melebihi untuk keperluan transaksi, karena keinginan untuk menyimpan kekayaannya dalam bentuk yang paling lancar uang kas. Uang kas yang disimpan ini memenuhi fungsi uang sebagai penimbun kekayaan store of value. Permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini, menurut Keynes ditentukan oleh tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, makin rendah keinginan masyarakat akan uang kas untuk tujuan spekulasi. Ketergantungan permintaan uang kas untuk spekulasi terhadap tingkat bunga dapatlah digambarkan seperti berikut : Gambar 5 : Permintaan Uang Untuk Spekulasi Tingkat Bunga r L 2 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. L2 a L2 Sumber : Nopirin, 2000, Ekonomi Moneter 1, Penerbit BPFE Yogyakarta, hal 120 Gambar 6 : Permintaan Uang Kas Pada Tingkat Bunga Tingkat Bunga r L 2 L2 b ‐ L2 Sumber : Nopirin,2000,Ekonomi Moneter 1,Penerbit BPFE Yogyakarta, hal 120 Gambar a menunjukkan adanya hubungan negative antara tingkat bunga r dengan permintaan uang dengan spekulasi L2. Gambar b menunjukkan adanya apa yang oleh Keynes disebut “liquidity trap” bagian horizontal dari permintaan uang kas pada tingkat bunga r. Nopirin, 2000:121 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.2.8.3. Teori penawaran uang 2.2.8.3.1. Teori penawaran uang tanpa bank Teori penawaran uang paling sederhana adalah merupakan gambaran dari system standart emas. Disini emas dianggap sebagai satu-satunya alat pembayaran. Uang beredar atau uang yang ditawarkan dimasyarakat naik atau turun sesuai atas tersedianya emas dimasyarakat. Jumlah uang beredar emas bisa turun apabila, misalnya emas dikirim keluar negeri untuk menutup defisit neraca pembayaran, yaitu untuk membayar barang-barang yang di import yang jumlahnya lebih besar dari pada nilai barang - barang yang di ekspor atau karena industri - industri yang menggunakan emas, dalam proses industrinya menyedot emas yang ada, sehingga mengurangi jumlah emas yang tersedia untuk alat pembayaran atau karena produksi emas meningkat misalnya ditemukan tambang baru. Dalam sistem moneter seperti itu uang beredar ditentukan oleh pasar, sedangkan pemerintah, bank sentral, ataupun perbankan tidak mempunyai pengaruh terhadap besarnya uang beredar. Berarti bahwa jumlah uang emas yang tersedia bertambah, dan sesuai dengan hukum pasar, hal ini Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kemudian akan cenderung menurunkan harga emas menaikkan harga barang–barang. Sebaliknya apabila harga emas turun harga barang naik, produksi emas akan berkurang atau berhenti dan ini cenderung untuk menghentikan penurunan harga emas kenaikan harga barang.

2.2.8.3.2. Teori panawaran uang modern

Dalam perekonomian modern, para produsen emas tidak lagi mempunyai peranan moneter yang penting seperti dahulu dalam sistem standart emas. Dalam sistem standart kertas, sumber dari terciptanya uang beredar adalah otorita moneter pemerintah dan bank sentral dan lembaga keuangan keduanya bersama-sama disebut sebagai “sistem moneter”. Otorita moneter merupakan suplayer uang inti atau uang primer, sedangkan lembaga keuangan perbankan merupakan supleyer uang sekunder bagi masyarakat. Jadi sebenarnya pasar uang itu terdiri dari dua “sub pasar” yaitu sub pasar uang primer dan sub pasar uang sekunder giral. Sub pasar uang primer bersifat lebih Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. fundamental karena uang sekunder giral hanya bisa tumbuh karena ada uang primer. Proses terciptanya uang beredar adalah merupakan “proses pasar” artinya hasil interaksi antara permintaan dan penawaran, dan bukan sekedar pencetakan uang atau suatu keputusan pemerintah belaka. Para pelaku pasar uang masing-masing akan melakukan “penyesuaian” berupa tindakan - tindakan di sub - pasar uang inti sehingga akhirnya terjadi keseimbangan antara penawaran dan permintaan dalam teori moneter kita mempunyai istilah khusus bagi proses penyesuaian komposisi neraca disebut dengan penyesuaian portofolio atau portofolio adjusment. Tambahan uang inti dari pemerintah otorita moneter. Kembali kepada bank indonesia otorita moneter. Jadi sebagian paling tidak kembali lagi kesumbernya suppliernya, yaitu otorita moneter dalam proses tersebut diatas uang kartal yang di pegang masyarakat tetap, tetapi uang giralnya saldo rekening gironya bertambah. Jadi tambahan uang ini diatas akhirnya akan menambah jumlah uang yang beredar M1 atau M2. Setelah banyak kali putaran penyesuaian melalui proses penyesuaian portofolia tersebut sebenarnya telah terjadi semacam “pelipatan” uang beredar, atau terjadi proses multiplier. Proses inilah yang merupakan inti dari teori mengenai penawaran uang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dalam penawaran uang modern, dapat disimpulkan bahwa pemerintah otorita moneter bisa mempengaruhi perkembangan uang beredar M1 atau M2 melalui dua cara yaitu : a Dengan jalan mempengaruhi koefisiensi pelipat uang b Dengan jalan mempengaruhi perkembangan uang inti Kedua hal tersebut merupakan dua jalur utama bagi “kebijaksanaan” moneter. Boediono, 1985 : 117

2.2.8.4. Hubungan Antara Jumlah Uang Beredar Dengan Tingkat Suku Bunga Deposito

Meningkatnya jumlah uang yang beredar di masyarakat menyebabkan tingkat bunga tabungan naik. Karena dengan dinaikkannya tingkat bunga tabungan, maka masyarakat lebih senang menabung dari pada memutarkan uangnya pada sektor – sektor produktif. Apabila jumlah uang beredar meningkat akan menyebabkan penawaran uang dimasyarakat mengalami kenaikan, sehingga mengakibatkan harga barang meningkat, sehingga pendapatan riil akan menurun, selanjutnya berpengaruh terhadap penurunan simpanan deposito yang akhirnya berpengaruh terhadap tingkat deposito berjangka. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah menaikkan suku bunga Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. simpanan Deposito. Khalwaty, 2000 : 144 Menurut Keynes, apabila jumlah uang beredar meningkat maka untuk menguranginya adalah tingkat bunga dinaikkan, dan untuk menurunkan tingkat bunga, maka jumlah uang beredar ditingkatkan. Pada kurva dibawah ini menunjukkan bahwa penambahan jumlah uang beredar akan menggeser kurva LM dari LM ke LM 1. Pada mulanya, sebagai akibat adanya kelebihan likuiditas tingkat bunga turun dari i ke i 2 sehingga permintaan uang sama dengan jumlah uang. Titik E 1 bukanlah titik keseimbangan pada dua pasar sebab tidak terletak pada kurva IS. Turunya tingkat bunga menyebabkan kenaikan investasi sehingga pendapatan naik, keseimbangan bergerak dari titik E 1 ke E 2. Gambar 7 : Efek Jumlah Uang Terhadap Tingkat Bunga I E LM i LM 1 E 1 I 2 E 2 IS YF Y Sumber : Nopirin , 2000, Ekonomi Moneter 2, Penerbit BPFE Yogyakarta, hal 92. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.2.9. PDRB 2.2.9.1. Pengertian PDRB Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara wilayah daerah. Pertumbuhan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya infrastruktur ekonomi. Menurut Parkin 2005 : 126, semakin bertambahnya PDRB maka pendapatan masyarakat akan meningkat, maka suku bunga akan dinaikkan dengan tujuan agar masyarakat tertarik untuk menyimpan uangnya di bank. PDRB menurut Badan Pusat Statistik Jawa Timur adalah total nilai barang dan jasa yang diproduksi di wilayah regional dalam waktu tertentu satu tahun . Biasanya disebutkan bahwa besaran PDRB dapat dihitung melalui pengukuran arus sirkular circular flow, dan pengukuran dapat dibedakan menjadi tiga cara : metode keluaran the total-output method ; metode pengeluaran atas keluaran the spending-on-output method ; dan metode pendapatan dari produksi the income-from-production method. Secara popular, pendekatan perhitungan PDRB dengan metode yang pertama dikenal dengan sebutan pendekatan pengeluaran, dan terakhir dikenal dengan pendekatan pendapatan. Dalam kondisi ketersediaan data mentah raw data di Indonesia, pendekatan yang terakhir belum diterapkan. Anonim, 2001 : 7 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.2.9.2. Perhitungan PDRB Jawa Timur.

PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan seluruh unit usaha dalam wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar penghitungannya.

3.2.9.3. Istilah - istilah Yang Berhubungan Dengan Perhitungan Produk

Domestik Regional Bruto PDRB 1. Output Output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu. Pada dasarnya nilai output diperoleh dari perkalian kuantum produksi dan harganya. 2. Biaya Antara Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Biaya antara terdiri dari barang tidak tahan lama dan jasa yang digunakan didalam proses produksi oleh unit-unit produksi dalam domestik tertentu pada rentang waktu tertentu biasanya satu tahun. 3. Nilai Tambah Bruto Nilai tambah bruto merupakan pengurangan dari nilai output dengan biaya antaranya, atau apabila dirumuskan menjadi : nilai tambah bruto = output - biaya antara. Pengertian nilai tambah bruto sangat penting untuk memahami apa yang dimaksudkan dengan PDRB, yang tidak lain adalah penjumlahan dari seluruh besaran nilai tambah bruto dari seluruh unit produksi yang berada pada regional tertentu, dalam rentang waktu tertentu biasanya satu tahun.

3.2.9.4. Pendekatan Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto PDRB

Cara perhitungan PDRB dapat diperoleh melalui tiga pendekatan, yaitu: 1 . Menurut pendekatan produksi PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu satu tahun. Unit-unit produksi tersebut dalam Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 sektor atau lapangan usaha yaitu: a. Pertanian. b. Pertambangan dan penggalian. c. Industri pengolahan. d. Listrik, gas, dan air bersih. e. Bangunan. f. Perdagangan, hotel, dan restoran. g. Pengangkutan dan komunikasi. h. Jasa keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. i. Jasa - jasa. 2. Menurut pendekatan pengeluaran PDRB adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir, yaitu: a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung. b. Konsumsi pemerintah. c. Pembentukan modal tetap domestik bruto. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Perubahan stock. e. Ekspor netto, dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun. Ekspor netto adalah ekspor dikurangi impor. 3. Menurut pendekatan pendapatan PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud yaitu upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungannya. Semua hitungan tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB, kecuali faktor pendapatan, termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Jumlah semua komponen pendapatan ini menurut sektor disebut sebagai nilai tambah bruto sektoral. Produk domestik bruto merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor lapangan usaha. Anonim, 2001 : 5

3.2.9.5. Hubungan Antara PDRB Dengan Tingkat Suku Bunga Deposito

Produk Domestik Regioanl Bruto merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi yang berada di suatu wilayah atau kabupaten, dengan masing-masing total produksi bruto dari tiap – tiap kegiatan, sub sektor dalam jangka waktu tertentu biasanya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. satu tahun. Produk domestik regional bruto disini dengan pendekatan pendapatan perkapita masyarakat. Menurut Parkin 2005 : 126, semakin bertambahnya PDRB maka pendapatan masyarakat akan meningkat, maka suku bunga akan dinaikkan dengan tujuan agar masyarakat tertarik untuk menyimpan uangnya di bank. GDP dinaikkan pada tingkat pengerjaan penuh maka produk barang atau jasa meningkat, perekonomian sudah pada full employment, untuk meningkatkan GDP diperlukan tambahan upah dan tambahan tenaga kerja, apabila kurva LM tetap sehingga money supply relatif tetap akan mendorong tingkat suku bunga meningkat karena permintaan uang meningkat. Apabila masyarakat memutuskan untuk melakukan investasi dalam jumlah yang lebih besar dari pada untuk ditabung, maka akan semakin banyak barang dan jasa yang akan dihasilkan dan ini akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak full employment. Dengan bertambahnya tenaga kerja maka pendapatan di masyarakat akan meningkat, untuk itu pihak bank mengambil kebijakan untuk meningkatkan suku bunga dengan tujuan agar masyarakat lebih tertarik untuk menyimpan di bank.

2.3. Kerangka Pikir