10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri berasal dari kata bahasa Inggris “inquiry” yang berarti menyelidiki. Secara umum inquiry adalah proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah,
merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang masalah Trowbridge Bybee, 1990: 209. Model inquiry
menggunakan prinsip metode ilmiah atau saintifik dalam menemukan suatu prinsip, hukum, ataupun teori.
Inquiry digunakan sebagai model pembelajaran yang mampu melibatkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk menganalisis dan memecahkan masalah.
Menurut Roestiyah 2008: 79-80, dalam teknik inkuiri guru berperan untuk: 1 Menstimulir dan menantang siswa untuk berpikir.
2 Memberikan fleksibilitas atau kebebasan untuk berinisiatif dan bertindak. 3 Memberikan dukungan untuk inkuiri.
4 Menentukan diagnosa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu mengatasinya. 5 Mengidenitifikasi dan menggunakan teachable moment sebaik-baiknya.
Langkah-langkah metode inquiry antara lain 1 identifikasi dan klarifikasi persoalan, 2 membuat hipotesis, 3 mengumpulkan data, 4 menganalisis data,
dan 5 mengambil kesimpulan. Menurut Trowbridge Bybee 1990: 213-214,
beberapa unsur yang perlu diperhatikan agar model inkuiri yang direncanakan dapat berjalan lancar dan mendukung pembelajaran siswa:
1 Persoalan: harus real atau nyata, punya arti bagi siswa dan dapat diteliti oleh siswa. Masalah sebaiknya diangkat dari permasalahan yang ada di kelas, jika
tidak guru harus memberikan uraian permasalahan dengan jelas. Jadi, bukan persoalan yang sangat abstrak dan tinggi sehingga siswa tidak dapat
menyelesaikan. Bila hal ini terjadi, maka siswa akan bosan dan tidak termotivasi untuk belajar lebih lanjut.
2 Informasi tentang latar belakang menjadi penting: beberapa cara yang digunakan untuk memberikan informasi antara lain diskusi singkat di kelas,
buku bacaan, atau percobaan awal untuk memberikan pemahaman umum untuk semua anggota kelas. Siswa diberi kebebasan untuk menemukan dan
mencari informasi yang dianggap perlu untuk memecahkan masalah dan mengungkapkan hipotesisnya.
3 Material: bahan-bahan yang diperlukan perlu disediakan sehingga siswa tidak bingung mencari dalam menyelesaikan masalah.
4 Pertanyaan pengarah: perlu disiapkan guru agar siswa terfokus. Dalam inquiry yang terarah persoalan harus sangat jelas. Bila muncul banyak
persoalan yang diajukan oleh siswa dengan gejala yang ada, dapat dipilih salah satu yang terpenting.
5 Hipotesis: harus dirumuskan sebagai hasil dari diskusi dan pertanyaan pengarah. Hipotesis siswa perlu dilihat oleh guru dan dimengerti maksudnya
oleh siswa lain.
6 Pengumpulan data dan analisis: Data perlu dikumpulkan dengan baik oleh siswa. Dalam pelaksanaannya, diusahakan tidak banyak tekanan dari siapa
dan manapun sehingga siswa dapat lebih berpikir kreatif dan kritis. Kadang siswa tidak dapat melakukan penyelidikan mendalam karena ada tekanan dari
luar seperti tekanan dari guru dan waktu yang dikejar-kejar. 7 Kesimpulan: Pengambilan kesimpulan perlu diperhatikan apakah logis atau
tidak, tepat atau tidak, mengacu pada penutup dan harus memuncak dalam beberapa hasil akhir yang didasarkan pada eksperimen dan diskusi. Siswa
perlu dibantu untuk dapat mengambil kesimpulan bagi diri mereka sendiri sehingga kesimpulan tersebut dapat diterima kelompok.
Pada penerapan model pembelajaran inkuiri siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan penemuan ilmiah, antara lain
mengembangkan fakta, membangun konsep, dan menarik kesimpulan secara umum atau teori-teori yang menjelaskan fenomena-fenomena yang dihadapkan
pada siswa. Pembelajaran dengan model inkuiri sangat baik dilakukan karena meningkatkan potensi intelektual siswa, melatih siswa bagaimana melakukan
proses penemuan, siswa mendapatkan kepuasan intelektual, dan memperpanjang proses ingatan Yulianti Wiyanto, 2009: 21.
Metode penemuan inkuiri terdiri dari beberapa jenis. Amien 1987: 115 menguraikan jenis-jenis inkuiri yang dapat dilakukan seperti berikut:
1 Guided discovery-inquiry lab lesson Metode ini menekankan sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Dalam
hal ini siswa tidak merumuskan problem, sementara petunjuk bagaimana menyusun dan menyatat diberikan oleh guru.
2 Modified discovery-inquiry Guru hanya memberikan masalah kemudian siswa diundang untuk
memecahkannya melalui pengamatan, eksplorasi dan atau melalui prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya.
3 Invitation into inquiry Siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah sebagaimana cara-cara
yang dilakukan dalam memberikan suatu problem kepada siswa untuk melakukan beberapa kegiatan untuk memecahkan problema yang
dihadapinya. 4 Inquiry role approach
Inquiry role approach merupakan suatu kegiatan proses belajar yang melibatkan siswa dalam tim-tim yang masing-masing terdiri atas empat
anggota untuk memecahkan invitation into inquiry. 5 Pictorial Riddle
Pendekatan dengan menggunakan pictorial riddle adalah salah satu teknik atau metode untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa di dalam suatu
kelompok kecil maupun besar. Gambar, peragaan, atau situasi dalam kehidupan sehari-hari yang mampu membuat siswa menemukan konsep dan
menggunakan kemampuan berpikirnya.
2.2 Pembelajaran Inkuiri dengan Metode