4.2 Pembahasan
Kajian dalam penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA di kelas VII SMP dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle. Pembelajaran ini bertujuan membiasakan siswa untuk menemukan dan
mengkritisi permasalahan atau teka-teki dari suatu gambar sehingga pemahaman konsep yang dimiliki siswa juga dapat meningkat.
4.2.1 Pelaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Metode Pictorial
Riddle
Inkuiri adalah proses dimana seseorang mengajukan pertanyaan dan bagaimana mereka mencari jawabannya, mencari informasi atau pengertian,
sehingga sering disebut a way of thought. Metode pictorial riddle merupakan metode yang mengedepankan pemikiran seseorang untuk menemukan teka-teki
atau informasi yang ada pada suatu gambar. Model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle merupakan model pembelajaran yang menyenangkan,
bersifat menantang, dan dapat memotivasi siswa dalam belajar Kristianingsih, 2010. Suasana di dalam kelas menjadi lebih hidup karena sering munculnya
interaksi antara murid dan guru ketika pembelajaran berlangsung. Siswa berpikir secara aktif untuk menemukan sendiri apa yang ingin diketahuinya. Prinsip-
prinsip ini kemudian diadaptasi dalam pembelajaran yang mampu melibatkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk menganalisis dan memecahkan persoalan
sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam suatu permasalahan. Hasil penelitian Kristianingsih 2010 menunjukkan model pembelajaran inquiry
dengan metode pictorial riddle pada pokok bahasan alat-alat optik di SMP, terbukti meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari hasil belajar
kognitif siswa siklus I sebesar 61,92, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 88,10 dan siklus III sebesar 97,62 serta penelitian Nurseptia 2013
menunjukkan presentase rata-rata skor hasil belajar untuk kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri berbasis pictorial riddle untuk tingkat
pengetahuan sebesar 86,29, tingkat pemahaman sebesar 94,44 dan tingkat penerapan sebesar 44,38. Sedangkan untuk kelas kontrol yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif untuk tingkat pengetahuan sebesar 69,8, tingkat pemahaman sebesar 17,65 dan tingkat penerapan 28,99.
Pelaksanaan metode pictorial riddle dilakukan dengan menerapkan keterampilan penemuan dan pengembangan fakta dan konsep, serta kemampuan
berpikir kritis siswa. Pembelajaran ini mengembangkan kegiatan-kegiatan yang kontekstual, yaitu siswa melakukan observasi, eksperimen, dan menarik
kesimpulan. Semua kegiatan berorientasi pada keaktifan siswa, rasa senang, dan pengalaman nyata siswa dengan lingkungan kehidupannya.
Metode pictorial riddle adalah salah satu metode pembelajaran yang berpusat pada siswa student centered yang memberikan kesempatan besar bagi
siswa untuk mengembangkan potensinya. Proses pembelajaran dimulai dengan tantangan yang diberikan guru kepada siswa melalui tampilan animasi. Animasi
yang ditampilkan guru membimbing siswa merumuskan apa permasalahan yang ada sehingga siswa mampu menemukan sendiri konsep dari materi pelajaran yang
sedang dipelajari. Setelah siswa merumuskan masalah, siswa juga memiliki
kemampuan untuk mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan akhirnya mampu merumuskan kesimpulan. Siswa tidak mudah melupakan
konsep yang dipahaminya karena siswa menemukan sendiri konsep dari pelajaran IPA dengan prosedur inkuiri.
Selama proses pembelajaran berlangsung siswa tidak sepenuhnya hanya mendengarkan penjelasan guru. Siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran
karena dari awal pembelajaran sampai dengan menemukan hasil akhir dilakukan oleh siswa itu sendiri. Siswa berusaha belajar mandiri mencari, menemukan,
merumuskan, dan menyimpulkan sendiri materi pelajaran di bawah bimbingan guru dalam suasana belajar yang menarik dan menyenangkan. Fungsi guru dalam
model pembelajaran inkuiri dengan metode pictorial riddle bukan satu-satunya sumber belajar. Menurut Angeli 2003, guru berfungsi sebagai fasilitator,
motivator, dan pembimbing siswa dalam menemukan konsep selama pembelajaran berlangsung. Fungsi dari pembimbing dan fasilitator sangat penting.
Selama proses pembelajaran juga digunakan LKS yang berfungsi sebagai penuntun siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat bekerja secara
sistematis dengan mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang ada dalam LKS Soeparno, 2013: 75-77.
Terdapat berbagai macam benda di sekitar yang dapat digunakan sebagai media dan sumber belajar bagi siswa. Pada pembelajaran IPA dengan metode
pictorial riddle guru menggunakan benda-benda di lingkungan sekitar sebagai media, seperti papan dan mainan mobil-mobilan, serta gambar baik visual dan
audio. Penggunaan media ini bertujuan agar menghadirkan dunia yang lebih nyata
dalam pembelajaran IPA sehingga siswa menyadari bahwa IPA dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Visualisasi kegiatan sehari-hari yang sering ditemui oleh siswa dapat menjadi inspirasi untuk pembelajaran IPA. Siswa diminta untuk menyebutkan
berbagai macam kegiatan dan memberikan pendapat pada gambar yang disajikan yang berkaitan dengan gerak benda. Selain itu, mobil-mobilan merupakan mainan
yang sering ditemui dan sering diaplikasikan dalam dunia nyata. Mobil-mobilan ini dijadikan sebagai inspirasi untuk pembelajaran IPA. Siswa diminta untuk
menjalankan mobil diatas papan kemudian mencatat waktu yang diperlukan mobil tersebut. Kegiatan ini dapat menyampaikan materi pembelajaran gerak, baik gerak
lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan. Perbedaannya hanya papan yang digunakan, pada percobaan gerak lurus beraturan digunakan papan yang
datar, sedangkan pada percobaan gerak lurus berubah beraturan digunakan papan yang miring.
Metode atau aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini mencakup aktivitas imajinasi, rancang bangun, koordinasi mata dan tangan. Menurut Piaget,
dalam perkembangannya, pemikiran anak berkembang pelan-pelan mulai dari sensorimotor, lalu ke pemikiran konkrit, dan baru ke pemikiran abstrak Suparno,
2013: 39. Pembelajaran IPA perlu mulai dari kejadian atau peristiwa konkrit dan baru dengan level lebih atas mulai dengan yang abstrak.
4.2.2 Kemampuan Berpikir Kritis